Pada 17-20 Oktober 2018, saya melakukan lawatan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Saya bertemu banyak Profesor seperti Prof. Dr. Datuk Ansary Ahmed, President/CEO Asia e University, Prof. Dr. Zambri dan Prof. Dr. Yahaya Ibrahim, President Global Education Services, Prof. Dr. Mhd Izani, Pensyarah Univ. Putera Malaysia (UPM).
Selain itu, saya dan para dosen dari Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang menyertai dalam lawatan ke negeri jiran Malaysia, pada 19/10 mengadakan pertemuan dengan Prof. Dr. Kamaruddin M. Said, Timbalan Presiden Majlis Profesor Malaysia di Putrajaya, Malaysia.
Perubahan Kekuasaan
Dalam perbincangan, Prof. Datuk Ansary Ahmed menjelaskan perubahan kekuasaani yang terjadi di dunia pasca Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Di Eropa mengalami pergantian pemimpin pemerintahan begitu juga di Asia termasuk di Malaysia.
Pertanyaannya, apakah pergantian pemerintahan akan terjadi di Indonesia dalam Pemilu Presiden 2019? Prof. Dr. Kamaruddin M. Said, Timbalan Presiden Majlis Profesor Negara (MPN) mengatakan bahwa Presiden Jokowi kemungkinan akan memenangi Pemilu Presiden di Indonesia 2019. Alasannya, Presiden Jokowi berjaya membangun infrastruktur di Indonesia dan berjaya membangun “image” (citra).
Akan tetapi, para Profesor yang lain mengatakan bahwa Jokowi berpeluang dikalahkan dalam Pemilu Presiden Indonesia 2019 karena di seluruh dunia sedang tumbuh isu nasionalisme lantaran di negara-negara sedang membangun seperti Indonesia gagal menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi mayoritas rakyat. Jika kehidupan rakyat banyak bertambah sulit, maka peluang bagi pembangkang (oposisi) untuk mengalahkan yang sedang memimpin pemerintahan terbuka lebar.
Akankah terjadi perubahan kekuasaan di Indonesia dalam Pemilu 17 April 2019 seperti di Malaysia? Kita tunggu 17 April 2019 saat rakyat Indonesia masuk ke bilik suara untuk memilih (mengundi).
Apapun hasil Pemilu Presiden 2019 harus terima asalkan tidak ada kecurangan dan tidak ada pula suara siluman 31 juta yang sudah menjadi isu nasional.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
