Mr. Mohammed, tour leader selama perjalanan kami mengunjungi berbagai tempat bersejarah dan tempat wisata di Turki dengan melintasi jalan ribuan kilometer lebih, mengatakan bahwa Recep Tayyib Erdogan, Presiden Turki telah membangun 15.000 km jalan, tiga terowongan dan jalan layang melintasi selat Bosphorus.
Selain itu, Erdogan juga membangun kereta api cepat dari Ankara, ibukota Republik Turki ke bagai kota besar di Turki dan membuat rakyat Turki menjadi bangga sebagai bangsa Turki.
Seluruh jalan yang dibangun saya saksikan dengan mata kepala adalah kualitas kelas satu. Tidak ada jalan yang lubang-lubang seperti jalan di Indonesia. Erdogan membangun infrastruktur untuk rakyatnya bukan untuk investor, karena sejatinya pembangunan adalah untuk rakyat.
Dampak dari pembangunan infrastruktur kemudian memberi kemudahan dan insentif bagi investor adalah hal yang wajar, tapi hakikat pembangunan untuk rakyat.
Tidak Bayar Tol
Rakyat dari seluruh tingkatan di Turki serta para wisatawan dari penjuru dunia yang mengunjungi Turki sangat menikmati jalan yang dibangun Erdogan selama 10 tahun menjadi Perdana Menteri Turki.
Saya bertanya, apakah Erdogan berutang untuk membangun infrastruktur? Mr Mohammed menjawab “tidak.” Dari mana dapat uang untuk membangun jalan kualitas kelas satu? Mr. Muhammed menjawab, dari hasil pajak yang dikumpulkan.
Hal yang amat mengesankan, semua jalan yang dibangun adalah gratis. Ribuan kilometer jalan yang kami lewati tidak ada yang bayar seperti di Indonesia.
Prestasi Erdogan
Berbagai prestasi yang dihasilkan Erdogan selama memimpin Turki, telah membuat mayoritas rakyat Turki tidak punya pilihan kecuali mengikuti keinginan Erdogan mengubah konstitusi Turki dari sistem parlementer kepada sistem presidensil.
Setelah rakyat Turki setuju dan disahkan perubahan konstitusi dari sistem parlementer ke sistem presidensil, Erdogan kemudian mencalonkan diri dalam pemilihan Presiden dan dipilih oleh rakyat Turki sebagai Presiden pertama Turki dalam sistem presidensil untuk masa jabatan 5 tahun.
Pelajaran yang bisa dipetik dari Turki, seorang petahana (incumbent) tidak perlu jor-joran kampanye, menghimpun partai-partai besar dengan mengeluarkan dana yang amat besar dan menghalalkan segala cara seperti membungkam mereka yang kritis kepada pemerintah agar dipilih kembali untuk jabatan berikutnya. Kalau berprestasi, rakyat pasti memilihnya kembali, bahkan apa yang dimaui akan diikuti rakyat.
Erdogan telah beri pelajaran, karena berprestasi dalam memimpin, bukan saja dipilih menjadi Perdana Menteri selama dua periode dan dipilih rakyat Turki menjadi Presiden, tetapi mengusulkan perubahan konstitusi negara, rakyat memberi dukungan penuh karena rakyat melihat, merasakan, dan menikmati kemajuan negaranya selama dipimpin Recep Tayyib Erdogan.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
