Kota-kota di Turki banyak yang indah, mengesankan dan menyenangkan. Salah satu kota yang amat indah ialah Amasya. Ia merupakan ibukota Provinsi Amasya di wilayah Laut Hitam.
Kota ini tidak hanya indah dipandang mata, tapi mengandung banyak sejarah. Kota yang berpenduduk sekitar 100 ribu jiwa lebih, terdapat sebuah madrasah Alqur’an, tempat Fatih Mehmed menghafal Alqur’an. Fatih Mehmed adalah Sultan pada masa daulah Ustmaniyah yang berhasil menaklukkan kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel.
Kota Amasya pada masa pemerintahan daulat Ustmaniyah merupakan tempat berlatih memimpin calon Sultan sebelum dilantik menjadi sultan dalam daulah Ustmaniyah.
Kota yang Indah
Amasya terletak disebuah lembah yang dilintasi sungai hijau, dan diapik gunung batu, sehingga menambah indahnya kota itu.
Disepanjang sungai hijau dibangun rumah tempat tinggal yang tertata rapi dan bersih. Selain itu, dibangun pula berbagai amartemen tempat tinggal masyarakat.
Pemandangan alamnya luar biasa indah. Kami menyaksikan keindahan Amasya karena menginap di hotel Apple Palace yang terletak diketinggian yang bisa menyaksikan dari hotel kota Amasya di malam hari.
Perdagangan dan Pariwisata
Walaupun kota Amasya sedang mengalami musim dingin sebagaimana halnya terjadi diseluruh Turki, tetapi aktivitas perdagangan berjalan dinamis.
Dinamika perdagangan tidak terlepas dari ramainya kunjungan wisatawan dari manca negara.
Pada musim dingin sangat banyak wisatawan yang datang ke Amasya sebagai tempat persinggahan dari Istanbul menuju Ankara.
Ramainya wisatawan telah memberi dampak positif pada ekonomi Amasya dan Turki pada umumnya. Penjualan sovenir, makanan, dan segala macam termasuk penginapan hotel sangat ramai.
Banyak Masjid
Kota Amasya terkenal banyak Masjid yang dibangun pada masa daulah Ustmaniyah (Ottoman empire).
Masjid semakin ramai jamaahnya pada masa pemerintahan Recep Tayyib Erdogan karena imam Masjid diangkat dan diberi gaji serta pensiun.
Saya bersyukur di tengah udara dingin yang menyengat bisa salat Jumat di Mehmed Pasha di Amasya yang dibangun pada tahun 1486 M.
Satu hal yang menggembirakan bahwa di Amasya banyak Masjid. Ketika tiba waktu salat, azan berkumandang dan kedengaran di seluruh kota.
Walaupun begitu, tidak semua melaksanakan salat. Ini terjadi akibat pengaruh sekularisme Kemal Ataturk yang begitu dalam terhadap masyarakat Amasya pada khususnya dan masyarakat Turki pada umumnya.
Pelajaran
Sejarah Turki yang berwarna-warni karena sebelum lahir republik, pernah diperintah Bizantium kemudian daulah ustmaniyah dan terakhir negara Republik Turki.
Pelajaran yang amat penting dipetik bahwa suatu negara dan provinsi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin. Turki pernah dipimpin daulah Ustmaniyah, hasilnya yang paling nyata banyak Masjid dibangun, kemudian muncul Kemal Ataturk menjadikan Turki sebagai negara sekular, hasilnya lahir masyarakat Muslim yang Islamphobia, tidak beragama dan liberal.
Pada 17 April 2019, Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilihan Presiden dan pemilihan anggota parlemen. Oleh karena itu, saatnya bangsa Indonesia menggunakan momentum Pemilu untuk memilih pemimpin baru Indonesia yang diharapkan dapat membawa kebangkitan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Patung Sultan Fatih Mehmed, penakluk kota Konstantinopel
Di depan Mushalla pesantren hafal Alqur’an Amasya Turki

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
