Dalam debat kedua Calon Presiden RI yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 17 Februari 2019 di Hotel The Sultan Jakarta, Prabowo Subianto mengemukakan bahwa ekonomi Indonesia dikuasai segelintir orang.
Fenomena ekomomi Indonesia dikuasai segelintir orang sudah menjadi pengetahuan umum, tapi para elit politik di pemerintahan dan partai politik, tidak ada yang berani mengatakan hal itu. Mengatakan saja tidak berani apalagi membuat kebijakan politik untuk menciptakan keadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan Muslim.
Masuk kedalam Kekuasaan
Segelintir penguasa ekonomi sejatinya bukan lahir dengan sendirinya. Ali Alatas, Menteri Luar Negeri RI di masa Orde Baru, pernah mengatakan kepada saya sewaktu bersama-sama di Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia bahwa Indonesia sudah dibangun berbagai kekuatan untuk menyokong Negara Kesatuan Republik Indonesia. Etnis Cina misalnya bergerak dibidang ekonomi, sementara kaum pribumi di bidang pemerintahan dan politik. Sementara di Malaysia masalah etnis masih jadi persoalan.
Saya merespon pernyataan itu dengan mengatakan bahwa mereka yang menguasai ekonomi pasti ingin menguasai atau setidak-tidaknya mengendalikan politik untuk mempertahankan hegemoni ekonomi.
Apa yang pernah saya kemukakan sudah menjadi kenyataan saat ini. Begitu banyak calon anggota parlemen dari mereka dalam Pemilu 2019. Mereka masuk menjadi calon anggota parlemen dari PDIP, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Perindo, PSI, dan lain-lain.
Di dalam pemerintahan Jokowi saja sudah beberapa orang menjadi anggota kabinet.
Hasil Pemilu 2019 jika para pemilih tidak kritis dan waspada, maka mereka akan mengisi parlemen (DPR., DPRD di semua tingkatan), sehingga pengaruh politik dan ekonomi akan menyatu dan penguasaan ekonomi akan semakin masif karena didukung kekuatan politik.
Perjuangan Semakin Berat
Keadilan ekonomi yang menjadi tema sentral perjuangan akan semakin berat di masa depan.
Jika Pemilu tidak menghadirkan perubahan politik, maka nasib bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim akan bertambah berat.
Mereka sudah termarjinalisasi di bidang ekonomi, bisa terjadi pula di bidang politik.
Jika itu terjadi, maka akan semakin berat karena bangsa Indonesia terutama umat Islam akan semakin dipecah belah dengan menggunakan politik belah bambu, kelompok tertentu diangkat setinggi-tingginya, sementara yang lain akan ditekan dengan tindakan represif dengan tuduhan intoleran, radikal, anti demokrasi dan anti pluralisme.
Oleh karena itu, Prabowo dan Sandiaga Salahuddin Uno, merupakan harapan satu-satunya bangsa Indonesia yang diharapkan bisa mewujudkan keadilan ekonomi.
Kita mendoakan semoga Capres Prabowo dan Cawapres Sandi memperoleh mandat dari rakyat dalam Pemilu 17 April 2019 untuk memimpin Indonesia.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
