Pagi ini lewat WA saya di informasikan oleh teman yang aktif bekerja di lembaga anti korupsi bahwa Ketum PPP tertangkap tangan oleh KPK dengan dugaan kuat korupsi. Dan saya sama sekali tidak kaget karena sejak bulan lalu saya sudah memprediksi akan ada gerakan dari KPK terhadap tokoh Partai Politik, dan rupanya pilihan KPK adalah romy Ketum PPP.
Sampai dengan saya menulis opini ini, masih simpang siur apa penyebab sang romy di tangkap KPK. Tapi pastinya tidak akan jauh dari kasus korupsi. Menjadi menarik, karena romy adalah sang kontroversial atau membuat langkah nya di zona yang berlawanan dengan pikiran rakyat. Terakhir sang romy mencoba melakukan hal yang panik, tidak terukur, dengan kembali mengangkat isu khilafah untuk memframing dan menjatuhkan elektabilitas Prabowo. Padahal clear bahwa HTI sudah di bubarkan dan HTI bukan seperti PKI yang beberapa kali melakukan pemberontakan. Sebagai Ketum PPP rasanya sang romy terlalu berani mengambil langkah. Dan keberanian sang romy nampaknya juga untuk berani melakukan korupsi, terbukti dengan tertangkap tangan nya oleh KPK.
Korupsi dan Partai Politik telah menjadi dua sisi mata uang. Apapun ideologi Parpolnya, rasanya nikmat uang haram korupsi telah membuat banyak pengurus Parpol lupa diri bahwa jabatan adalah amanah. Kata amanah menjadi barang langka saat ini. Degradasi moral para Politisi tergiur semerbaknya wangi dunia. Wangi harum fulus yang membuat mati mata hati.
Kejadian ini jelas menjadi pukulan untuk jokowi. Karena dalam banyak hal romy terlihat sangat dekat dan mesra dengan jokowi. Termasuk ketika meminta revisi doa Kyai Mbah Moen saat kunjungan jokowi. Rakyat akan menilai jokowi tidak bersih dari lingkungan yang korup. Dan mungkin saja, anak buah korup karena bos nya korup atau di beri ruang untuk korup. Di sisi lain pendukung jokowi akan memframing di zaman jokowi KPK tidak tebang pilih. Sudut pandang atas kejadian yang bisa di manfaatkan di tahun Politik.
Sang romy telah memilih jalannya. Telah mengambil resikonya. Telah salah keputusannya. Politik itu bersih yang kotor adalah manusianya. Yang kotor adalah sistem lingkungannya. Ini jadi pembelajaran.
Romy yg masih muda telah menghancurkan dirinya, keluarganya dan masa depannya. Selain itu, Romy buat masy. tdk percaya P3, Parpol Islam, tokoh Islam, demokrasi dan partai politik https://t.co/SJxfJEKdyY
— Musni Umar (@musniumar) March 19, 2019
Saya akan sangat mengapresiasi jika KPK bisa tuntas menyelesaikan kasus yang lebih besar seperti korupsi dana BLBI dll yang merugikan negara ribuan triliun.
Hidup ini pilihan. Dan dekatkah dengan Ulama dan Habaib yang tidak cinta dunia agar nurani kita tidak gersang.
Selamat menempuh hidup baru romy.

Djamal Nasser adalah direktur keuangan HSC. “Nurani ini masih ada dan terus hidup untuk menyelamatkan NKRI”.
