Kemenangan Prabowo Sandi di Jakarta sebagai pusat dari Pemilu 2019 yang berlangsung sebentar lagi akan menjadi nyata. Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan akronim DKI Jakarta dari aspek politik merupakan pusat pertarungan kekuasaan di Indonesia. Siapa yang menguasai DKI dapat dikatakan telah menguasai Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di asia. Dengan demikian Jakarta identik dengan kekuasaan terbesar di asia. Pada tahun 2030, kekuatan ekonomi Indonesia akan lebih besar dari negara Jerman.
#ASEAN's Indonesia will tower over the #EU's Germany in the world’s top 10 economies by 2030 @StanChart Bank suggests ("using purchasing power parity exchange rates and nominal GDP") in a long term forecast quoted by @endacurran via @business | https://t.co/S46aLM0ibV pic.twitter.com/hV605spgtj
— ASEAN Strategic (@aseanstrategic) January 13, 2019
Para ketua umum partai politik dan Presiden RI menyadari hal itu terutama di era pemilihan Presiden secara langsung yang dimulai sejak 2004. Sudah terbukti, Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, baru satu setengah tahun memimpin DKI, ketika PDI Perjuangan mencalonkannya menjadi calon Presiden RI terpilih menjadi Presiden RI.
Oleh karena itu, pemilihan Gubernur DKI Jakarta selalu beraroma pemilihan Presiden RI karena semua kekuatan politik dicurahkan sepenuhnya untuk memenangkan pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta karena Jakarya merupakan prime mover (penggerak utama) dan center of change (pusat perubahan) di Indonesia.
Contoh paling aktual Pilgub DKI Jakarta 2017, semua kekuatan partai politik yang dipimpin PDIP menggalang koalisi besar yang terdiri dari PDI Perjuangan, partai Golkar, PKB, partai Nasdem, PPP, partai Hanura, PKPI yang didukung penuh oleh istana untuk memenangkan Basuki T. Purnama yang berduet dengan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilgub DKI Jakarta.
Hasil akhir dari Pilgub DKI dimenangkan oleh pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Dengan demikian, DKI Jakarta secara politik dikuasai kubu Prabowo. Menjadikan ibukota negara Republik Indonesia pusat kemenangan Prabowo Sandi.
Pantauan udara kampanye akbar 02 #PrabowoSandi di GBK, Jakarta, 7/4/19#2019PrabowoPresidenRI pic.twitter.com/cVhP2XuRda
— MSA (@MSApunya) April 8, 2019
Koalisi besar yang digalang oleh PDIP dalam Pilgub DKI, itu juga yang mendukung dan mencalonkan Joko Widodo menjadi calon Presiden RI yang kemudian berduet dengan Ma’ruf Amin menjadi calon Wakil Presiden RI.
Begitu juga koalisi lain yang terdiri dari partai Gerindra, PKS dan PAN yang mencalonkan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ditambah partai Demokrat yang mencalonkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden RI Pemilu 2019.
Pusat Kemenangan Prabowo Sandi
Secara sosiologis, mayoritas penduduk DKI Jakarta adalah pendatang dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan dari tiap provinsi di seluruh Indonesia.
Walaupun mereka sudah puluhan tahun di DKI Jakarta, bahkan sudah menjadi generasi kedua hidup di DKI, masih punya hubungan keluarga di daerah yang dipelihara dan dipertahankan. Cara menjalin komunikasi dengan keluarga di daerah lebih mudah sekarang dengan menggunakan media sosial seperti WA, SMS dan lain sebagainya.
Selain itu, hampir semua pekerja, pengusaha mikro dan kecil, sopir dan lain sebagainya di DKI adalah pendatang dari daerah yang disebutkan diatas. Bahkan sangat banyak yang keluarganya (isteri dan anak) masih tinggal di kampung halaman. Mereka di DKI Jakarta hanya kost untuk mencari nafkah. Tiap tiga bulan atau kalau ada rezeki, mereka pulang ke kampung halaman.
Mereka itulah yang membawa berita perubahan ke kampung halaman. Dalam pemilihan Presiden RI misalnya, kalau yang berkuasa di DKI Jakarta adalah PDIP, maka calon Presiden dari PDIP memperoleh kekuatan elektoral di berbagai daerah terutama di Jawa.
Hasil Peneltian LPPM UIC Masyarakat DKI hanya 9,9% akan pilih PDI Perjuangan Pemilu 2019 https://t.co/Dcx3qqVD6z
— Musni Umar (@musniumar) April 4, 2019
Sejak 2017, pemegang kekuasaan politik di DKI Jakarta adalah koalisi Prabowo-Sandi dengan Gubernur Anies Baswedan. Perubahan kekuasaan politik di DKI Jakarta akan memberi pengaruh besar secara politik, psikologis dan sosiologis dalam perubahan kekuasaan politik di Indonesia pada Pemilu Presiden RI dan pemilihan anggota parlemen (legislatif) 2019.
Ali, anggota DPRD Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah sebelum pembukaan Bimtek DPRD Kabupaten Purbalingga di Hotel Balairung Matraman Jakarta (5/4/2019), bercerita kepada saya dengan mengatakan bahwa Kabupaten Purbalingga adalah daerah merah (PDIP). Ketua DPRD Kab. Purbalingga sekarang dari PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2014.
Pertanyaannya, bagaimana mengubah masyarakat Purbalingga berhijrah memilih Ali dan empat orang lainnya dari PKS, sehingga memiliki 5 kursi di DPRD Kab. Purbalingga? Menurut Ali, pusat perubahan itu dari DKI Jakarta. Mereka yang mencari nafkah di DKI memberi informasi ke kampung halamannya siapa yang akan dipilih menjadi Presiden dan partai yang akan dipilih.
Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Januari-Maret 2019 menemukakan bahwa masyarakat DKI sebanyak 80 % setuju dan sangat setuju memilih Prabowo-Sandi dalam Pemilu 2019. Menjadikan DKI Jakarta pusat kemenangan Prabowo Sandi di Pemilu 2019.
80% Pemilih di DKI Ingin Prabowo-Sandi jadi pemimpin Indonesia https://t.co/xtmRr7rrpC
— Musni Umar (@musniumar) April 2, 2019
https://twitter.com/mas_piyuuu/status/1112958951589535745
Besarnya jumlah masyarakat DKI yang akan memilih Prabowo-Sandi pada Pemilu 17 April 2019, pasti memberi pengaruh pada perubahan konstelasi elektoral pemilih di berbagai daerah seluruh Indonesia karena mereka yang berdomisili di Jakarta memberi inflormasi kepada famili dan kekuarganya di kampung, siapa pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden dan calon anggota legislatif atau partai politik yang akan dipilih dalam Pemilu serentak 17 April 2019, sehingga dapat dikatakan DKI Jakarta sebagai penggerak utama (prime mover) dan pusat perubahan (center of change) untuk mewujudkan kemenangan Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019.
Prabowo dan Sandi The Rising Power yang dirindukan rakyat Indonesia seperti yg pernah dialami SBY 2004, 2009 dan Jokowi 2012, 2014. Saat itu tdk ada yg bisa kalahkan. https://t.co/gp0YL3z8Gw
— Musni Umar (@musniumar) March 27, 2019
Kemenangan Anies-Sandi dalam pemilihan Gub. DKI Jakarta telah mengubah centrum perubahan dari Jokowi-PDI Perjuangan kepada Prabowo-Gerindra. Baca analisisnya https://t.co/zp25jjbuZW
— Musni Umar (@musniumar) April 10, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
