Tulisan ini merupakan manifestasi dari kecintaan terhadap bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia, karena kalau terjadi kecurangan Pemilu, protes sosial pasti terjadi.
Untuk mencegah terjadinya kecurangan Pemilu, maka harus ada gerakan kawal TPS. Disamping itu, gerakan kawal lingkungan supaya politik uang tidak merajalela.
Kasus pencoblosan suara di negara bagian Selangor Malaysia yang di videokan dan menjadi viral merupakan bukti bahwa kasus serupa bisa terjadi dalam Pemilu di dalam negeri pada 17 April 2019.
Saya kecewa dan tidak bisa mengerti kecurangan Pemilu Surat Suara Tercoblos di Malaysia Dianggap Sampah. Pelanggaran Pemilu dianggap sampah.
Ini tdk benar krn penanganannya abal-abal https://t.co/R64KCfO0Jl— Musni Umar (@musniumar) April 14, 2019
Oleh karena itu mahasiswa dan masyarakat madani (civil society) harus berpartisipasi mengawal TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan kotak suara di Kecamatan dan Kabupaten, agar bisa dicegah terjadinya kecurangan Pemilu.
Selain itu, potensi politik uang sangat besar dalam Pemilu. Kasus 6 kurir bawa uang asing Rp 90 milyar lebih yang diamankan Polisi di bandara Soekarno Hatta yang telah dipublikasikan media secara luas, bisa di duga untuk dana politik uang pada masa tenang menjelang Pemilu 17 April 2019.
Enam orang kurir yang membawa mata uang asing lebih dari Rp 90 miliar diamankan di Bandara Soekarno-Hatta. https://t.co/426lzyJIk1
— detikcom (@detikcom) April 13, 2019
Begitu juga kasus Bowo Sidik Pangarso yang terkeno OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK yang menyiapkan 400 ribu amplop untuk serangan fajar di Pemilu merupakan bukti bahwa politik politik uang ada dan bisa masif dilaksanakan menjelang Pemilu.
BPN Prabowo-Sandi menduga 400 ribu amplop yang disita KPK dari Bowo Sidik Pangarso bukan hanya untuk kepentingan Bowo sebagai caleg namun juga terkait Pilpres. https://t.co/JEvZVMXWLE
— detikcom (@detikcom) April 10, 2019
Cegah Kecurangan dan Politik uang
Untuk mencegah kecurangan Pemilu dan politik uang, maka mahasiswa dan masyarakat madani di manapun berada, sebaiknya melakukan 6 (enam) hal.
Pertama, pada 17 April 2019 saat Pemilu dilaksanakan, bangunlah lebih pagi sesudah shalat Subuh, mandi dan sarapan pagi, pakai jaket almamater dan langsung ke TPS. Jika sudah ada PPS langsung daftar dan memilih lebih dahulu.
Kedua, catat Nomor TPS berikut alamatnya dan ikut ciptakan suasana damai dan tenang dilingkungan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Ketiga, kalau ada masalah di TPS atau di lingkungan TPS supaya dikoordinasikan dengan Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan petugas keamanan supaya diselesaikan dengan baik dan foto sebagai bahan bukti.
Keempat, jika waktu istirahat dan shalat sudah tiba, maka sebaiknya shalat dan istirahat di lokasi. Jangan tinggalkan lokasi TPS.
Kelima, kalau proses pemungutan suara sudah selesai, dan penghitungan suara dimulai, maka catat atau foto hasil perolehan suara calon anggota parlemen dan pasangan Capres-Cawapres.
Keenam, sebaiknya ikut kawal data hasil Pemilu yang dibawa ke Kecamatan dan saksikan penghitungan suara di Kecamatan dan kabupaten/kota. Informasikan melalui media sosial hasil Pemilu di TPS untuk mencegah kecurangan.
Universitas Ibnu Chaldun berkomitmen menyukseskan Pemilu supaya berlangsung jujur adil dan tidak kecurangan https://t.co/mORbouW71k
— Musni Umar (@musniumar) April 14, 2019
Cegah Politik Uang
Politik uang dilarang oleh agama dan undang-undang, akan tetapi tetap saja ada yang nekad melakukannya.
Untuk mencegah politik uang, maka sebaiknya 5 (lima) hal dilakukan.
Pertama, beritahu masyarakat supaya tidak menerima politik uang dan politik sembako karena bertentangan dengan ajaran agama dan hukum yang berlaku.
Kedua, sebaiknya ronda untuk mencegah serangan malam, serangan fajar, serangan dhuha, serangan siang yang membagi uang dan sembako pada hari tenang.
Kenaikan Gaji PNS hak atas pengabdian sebagai ASN. Waktu kenaikan & rapel 4 bulan "kebetulan" jatuh pada April 2019 (pasti sebelum tgl 19) jelas manuver politik gunakan uang rakyat/APBN.
Rakyat cerdas #Nalar tetap pilih #2019GantiPresiden #2019PrabowoPresiden https://t.co/uiTjLrW4D7— #KataNalar (@ZAEffendy) December 8, 2018
ketiga, foto jika ada yang melakukan politik uang dan membagi sembako dan publikasikan ke media sosial untuk mempermalukan yang bersangkutan.
Keempat, gunakan modal di masyarakat seperti Masjid, Mushalla, Gereja, Majelis Ta’lim, Posyandu dan lain sebagai untuk memberitahu masyarakat supaya bersama-sama mencegah politik uang dan politik sembako.
Kelima, kalau terpaksa harus menerima uang dan sembako dari caleg atau relawannya, maka beritahu masyarakat jangan pilih caleg yang memberi uang dan sembako.
POLITIK UANG, MENGHANCURKAN DEMOKRASI.. TOLAK SERANGAN FAJAR.. JANGAN GADAIKAN HAK SUARA DENGAN SEMBAKO..
AYO, BERSAMA RAKYAT AWASI PILPRES PILEG 2019.. KAMI INGIN MEMILIH PEMIMPIN YANG BERKUALITAS, BUKAN DENGAN HASIL CURANG..#Pemilu2019 #Pilpres2019 #Pileg2019 pic.twitter.com/WWVxB4R4xD
— Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) April 8, 2019
Gerakan kawal TPS dan lingkungan tempat tinggal, diharapkan mengurangi terjadinya kecurangan Pemilu dan politik uang.
Semua harus sadar dan berpartisipasi mencegah kecurangan Pemilu, supaya tidak terjadi protes sosial dalam bentuk people power yang dipimpin Habib Rizieq Shihab yang hidup di pengasingan di Makkah Al Mukarramah Arab Saudi.
Rizieq Serukan Jihad TPS untuk Kawal Suara Prabowo-Sandi https://t.co/IdRD1Y8SNU
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) April 7, 2019
Semua warga negara yang cinta Indonesia harus berpartisipasi menjaga TPS dan hasil Pemilu agar tidak dicurangi. Kalau curang rakyat pasti marah dan bakal terjadi people power. https://t.co/73AXYNqO3n
— Musni Umar (@musniumar) March 30, 2019
Ayo mahasiswa dan masyarakat madani kawal TPS dan lingkungan agar Pemilu berlangsung jujur dan adil, tIdak ada kecurangan Pemilu dan Politik uang https://t.co/9ziXI4frnJ
— Musni Umar (@musniumar) April 15, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
