Pada 23 September 2018 saya meluncurkan Situs arahjaya.com bersamaan dimulainya kampanye Pemilu 2019 yang berakhir 13 April 2019.
Sejak saat itu secara intensif saya mengikuti perkembangan sosial politik Pemilu 2019, dan secara berkala bahkan hampir tiap hari saya tulis analisis saya di arahjaya.com.
Salah satu yang amat menarik bagi saya ialah tumbuhnya partisipasi otonom (autonomous participation) rakyat Indonesia yang luar biasa dalam Pemilu 2019. Motivasi mereka yang utama menurut saya ialah “Ganti Presiden.”
Salah satu tokoh yang mencetuskan “Ganti Presiden” pertama kali adalah politisi PKS Mardani Ali Sera yang kemudian berkolaborasi dengan Fadli Zon, Neno Warisman dan lain-lain.
Siang ini menghadiri Deklarasi Relawan #2019GantiPresiden di Banten. Semoga silaturahim ini membawa Indonesia Bangkit dari berbagai krisis. Masyarakat Banten sangat dewasa berdemokrasi, ramah & sangat antusias bergerak sampai pemilu 2019 tuk sosialisasi ganti presiden ? ?? pic.twitter.com/1kCUyKek5l
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) August 10, 2018
Gelora Ganti Presiden ini, kemudian menyebar ke mana-mana yang diekspresikan dengan semangat yang luar biasa dalam menghadiri setiap kampanye Prabowo dan Sandi yang saking ramainya saya gambarkan sebagai “lautan manusia.”
Hasil pengamatan saya, setiap hari saya tulis di arahjaya.com, yang dibaca puluhan ribu orang dengan antusiasme yang amat mengagumkan.
Saya bersyukur kepada Allah 23 September 2018 saya meluncurkan Portal https://t.co/FkWe4GXOIG sebagai sarana partisipasi mencerdaskan bangsa dan menyukseskan Pemilu 2018. Mohon doa semuanya
— Musni Umar (@musniumar) September 23, 2018
Sebagai Sosiolog saya yakin Prabowo-Sandi Sulit Dibendung Kemenangannya https://t.co/3uCD2yfFYJ
— Musni Umar (@musniumar) March 22, 2019
total pageviews arahjaya.com sep-2018 s/d april-2019
Partisipasi Otonom Versus Mobilisasi
Antusiasme rakyat yang menyala-nyala dengan hebatnya untuk mengganti Presiden yang diekspresikan dengan menghadiri kampanye Prabowo-Sandi di berbagai daerah di seluruh Indonesia, dalam demokrasi disebut sebagai autonomous participation (partisipasi otonom).
Partisipasi otonom indikatornya, pertama, dengan kesadaran sendiri berkorban pikiran, tenaga, harta dan kadang kala keselamatan pribadi untuk mewujudkan apa yang diyakini diri.
Kedua, menghadiri kampanye Prabowo dan Sandi dengan kesadaran sendiri, dan biaya sendiri tanpa ada yang memaksa.
Gelora Semangat para pendukung dan SImpatisan Prabowo-Sandi luar biasa. Tidak bisa ditandingi walaupun mendapat banyak hambatan dan rintangan. Ini analisinya https://t.co/GH7Z0pe7hp
— Musni Umar (@musniumar) April 11, 2019
Ketiga, dengan swadaya dan gotong-royong seperti membuat spanduk yang terbuat dari karung goni, guna mengimbangi maraknya kampanye pasangan calon 01 seperti spanduk, stiker dan sebagainya.
Sebaliknya partisipasi semacam itu dilawan dengan mobilized participation (partisipasi yang dimobilisasi) yang dilakukan penguasa dengan menggunakan kekuatan uang, birokrasi dan aparat yang didukung pemberitaan media.
Walaupun penguasa menggunakan konsep mobilized participation untuk memenangka pertarungan pemilihan Presiden, sebagai sosiolog saya selalu mengunggulkan kekuatan rakyat dalam demokrasi.
Melihat fenomena sosiologis dalam kampanye dan hasil perbincangan dengan berbagai pihak, maka pada 01 Januari 2019 saya menulis artikel dengan judul “Analisis Sosiologis: Prabowo-Sandi Akan Memenangi Pilpres 2019.”
Tulisan tersebut dipublikasikan di arahajaya.com, dan mendapat sambutan luas di masyarakat karena disebar-luaskan oleh berbagai pihak melalui media sosial.
Analisis Sosiologis: Prabowo-Sandi Akan Memenangi Pemilu Presiden 2019 https://t.co/KRgiUe39L0
— Musni Umar (@musniumar) January 1, 2019
Kemenangan Meyakinkan
Sejak Januari 2019 sampai 13 April 2019, terutama pada saat kampanye terbuka, saya menyaksikan sejak mulai di Manado, Makassar, dan berbagai daerah di seluruh Indonesia yang puncaknya kampanye akbar Prabowo-Sandi 07 April 2019 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, saya semakin yakin bahwa Prabowo-Sandi akan memenangkan Pilpres 2019.
Belum pernah dlm sejarah Indonesia ada Kampanye Akbar seperti kampanye Prabowo-Sandi didahului salat malam dan salat subuh berjamaah. Hebat dan luar biasa https://t.co/LGZVydZDRn
— Musni Umar (@musniumar) April 7, 2019
Pada 17 April 2019 sore pasca pencoblosan, berbagai lembaga survei merilis hasil hitung cepat (Quick Count) mereka yang dipublikasikan TV swasta secara luas, yang memenangkan Jokowi-Ma’ruf, saya termasuk yang tidak percaya.
Ketidak-percayaan kepada lembaga survei, saya sudah kemukakan pada saat menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Press Room DPR RI tanggal 21 Maret 2019 dengan topik “Survei Pemilu, Realita atau Rekayasa?”.
Mengapa saya tidak percaya lembaga survei yang merilis hasil Quick Count? Pertama, mereka merangkap sebagai konsultan politik. Hal itu diakui Sirajudin Abbas dari SMRC dalam diskusi di Press Room DPR RI tanggal 21 Maret 2019.
Lembaga SurveI SudaH Menjadi Industri yang memperdagangka hasil survei demi mendapatkan uang https://t.co/DeYR0ZpWqc
— Musni Umar (@musniumar) March 26, 2019
Byk lembaga survei rangkap konsultan politik. Tak transparan. Tak declare dibayar siapa n brp? Tak punya integritas. Mrk adlh Tim Sukses (client) paslon yg bayar. Jd QC bisa sesuai pengkondisian TPS (TPS berfungsi). Maka Quick Count bisa juga jd Quick Hoax. Begitulah kira2.
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) April 21, 2019
Kedua, sumber dana yang membiayai mereka dalam melakukan survei, saya menduga dari pasangan calon Presiden yang bersangkutan atau pihak terkait.
Ketiga, mereka tidak netral dan independen dalam melakukan survei.
Berdasarkan fenomena sosiologis, saya sangat yakin dan percaya bahwa antusiasme rakyat Indonesia yang diwujudkan dalam kampanye Prabowo-Sandi di seluruh Indonesia, pasti berkorelasi dalam perolehan suara Pemilu 17 April 2019 dengan kemenangan signifikan Prabowo-Sandi.
Kalau KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019 tidak sesuai antusiasme rakyat Indonesia untuk ganti Presiden dan partisipasi otonom yang menggelora sedemikian hebatnya, maka saya menduga keras telah terjadi kecurangan Pilpres yang dilakukan secara terstruktur, sistimatis dan masif.
Persepsi Publik Prabowo-Sandi Menang Pilpres 2019. Ini penjelasannya. https://t.co/TSz0Wn2FK2
— Musni Umar (@musniumar) April 18, 2019
https://twitter.com/AkunTofa/status/1122676736896798720
https://twitter.com/hmskaban/status/1122450934737489920
Scr sosiologis Prabowo-Sandi pemenang Pilpres 2019. Kampanye keduanya sll dihadiri bagai lautan manusia saking ramainya. Hal itu terkoneksi Pilpres. Ungkapan vox populi vox dei (suara rakyat (yg beriman-bertaqwa) suara Tuhan insya Allah jadi kenyataan. https://t.co/tvox76ooXz
— Musni Umar (@musniumar) April 29, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
