Berbekallah sebelum maut menjemput kita. Hidup ini tak obahnya seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh menuju suatu tujuan. Untuk sampai ke tujuan dengan selamat, harus ada bekal yang cukup. Selain itu, sang musafir, cepat atau lambat akan kembali ke kampung halamannya.
Itulah gambaran kehidupan yang singkat ini, yang harus disadari dan dihayati oleh setiap manusia dan mereka yang beriman.
Tidak ada musafir yang tidak kembali ke kampung halamannya. Tidak ada manusia yang tidak kembali ke asalnya. Maka, ketika seorang manusia yang beriman dijemput maut, kita diajarkan oleh Allah untuk mengucapakan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kita akan kembali kepadaNya).
Jangan tersipu hai manusia
Berbekalah hidup bersahaja
Jangan tertipu mudanya usia
Ajal akan datang kapan saja#pantun #hikmah #nasehat #agama #ajal #kematian #sastra pic.twitter.com/qgvMijWoW1— Seruput Kopi Panas (@sruputkopipanas) February 8, 2019
Tempat Persinggahan
Dunia ini hanya tempat persinggahan sementara bagi setiap manusia yang digambarkan sebagai seorang musafir. Tujuan akhir setiap manusia adalah akhirat.
Suka tidak suka dan mau tidak mau, setiap yang bernyawa akan dijemput maut. Sudah terbukti dalam sejarah umat manusia, sehebat apapun dia, jika ajal sudah menjemput, tidak bisa diakhirkan sekejap ataupun didahulukan.
Maka ada yang menyebut bahwa yang pasti di dunia hanya satu yaitu kematian.
Berikut pantun kematian:
Bunga melur bunga melati
Tumbuh disamping pohon angsana
Sesiapa yang hidup pastikan mati
Bila suratan ajal tiba
Jadilah seorang hamba yang bertaqwa, merasa cukup dengan semua perkara (bersyukur) dan beribadah secara diam-diam. pic.twitter.com/p8ofuSI41m
— Sunnah Our Life (@sunnahourlife) April 13, 2019
Yuk fokuskan diri untuk menjadi insan yang bertaqwa
.
.
.#TeladanRasul pic.twitter.com/Amu1UDrBmn— Teladan Rasul (@TeladanRasul) February 22, 2019
Berbanyak bekal
Untuk sampai ke kampung akhirat, setiap manusia harus mempersiapkan diri dengan memperbanyak bekal.
Allah memandu manusia dan orang-orang yang beriman supaya mempersiapkan bekal sesuai firman Allah dalam Alqur’an
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah: 197).
Takwa adalah suatu konsep dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut kepada Allah.
Orang-orang yang bertaqwa disebut “Al Muttaqiin”, yaitu menurut Ibnu Abbas ialah “orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintahnya.
Maka bekal untuk sampai ke kampung akhirat tidak lain dan tidak bukan adalah takwa kepada Allah dengan banyak beribadah kepadaNya, banyak berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, berbuat benar dan jujur serta berjuang mewujudkan dan menegakkan keadilan.
Semoga momentum bulan ramadhan yang penuh keberkahan ini, kita bisa manfaatkan untuk mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya menuju kampung akhirat.
(3). Kita diperintah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk berbekal dengannya sebagaimana firman-Nya:
“Berbekallah kalian, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (Al Baqarah: 197)
.
Oleh karena itu terkumpul dalam takwa ini kebaikan dunia dan akhirat. pic.twitter.com/tp5OJrTtKh— Laskar Sedekah Jakarta (@LSJakarta) January 8, 2018
Diantara adab orang yang ber #puasa#ramadhan pic.twitter.com/utYDfQekev
— Salafiyyun Indonesia (@salafiyyunid) May 13, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Kita ini tak obahnya seorg musafir yg sdg melakukan perjalanan jauh. Supaya selamat dan smpi tujuan, hrs ada bekal yg cukup. Akhir perjalanan kita akan tiba saat malakul maut mencabut nyawa kita. Sblm itu kita hrs banyak bekal. Bekal paling baik taqwa https://t.co/3QNDeJffj6
— Musni Umar (@musniumar) May 17, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
