Pertama saya sampaikan duka yang dalam atas meninggalnya beberapa orang akibat bentrok dengan aparat keamanan dini hari (22/5/2019) dan ratusan orang luka yang harus dirawat di rumah sakit. Kerusuhan pasca pengumuman Pilpres 2019 memprihatinkan.
Kejadian bentrok dengan aparat tersebut saya sudah prediksi dalam tulisan saya yang bertajuk “Protes Sosial Akan Meledak Kalau KPU Menyatakan Prabowo-Sandi Bukan Pemenang Pilpres” (arahjaya.com, 21/4/2019).
Mayoritas rakyat tdk akan terima kalau KPU menyatakan pemenang Pilpres 2019 bukan Prabowo-Sandi. Rakyat tahu Prabowo-Sandi dicurangi secara masif. KPU-Bawaslu dan seluruh jajarannya bekerjalah dgn jujur dan benar hentikan kecurangan https://t.co/Lw6KAa3IPd
— Musni Umar (@musniumar) April 21, 2019
Menyampaikan orasi dihadapan peserta aksi 22 Mei didepan Gedung @bawaslu_RI. Demonstrasi adalah hak rakyat utk menyatakan pendapat dlm kehidupan berdemokrasi, termasuk demo utk memprotes kecurangan pemilu. pic.twitter.com/B6V0fkJt2P
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) May 22, 2019
Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Protes sosial sudah meledak dan telah terjadi diberbagai daerah. Khusus di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kita amat prihatin karena sudah merenggut nyawa dan ratusan orang mengalami luka yang terpaksa dirawat di rumah sakit.
انا لله و انا الیه راجعون
Saya ucapkan prihatin dan duka yang dalam atas wafatnya beberapa orang pendemo disekitar Bawaslu Jakarta dan mereka yg terluka. Semoga husnul khatimah. Mohon tetap sabar dan menahan diri.— Musni Umar (@musniumar) May 22, 2019
Prabowo: TNI-Polri, Janganlah Sekali-kali Tembak Rakyat Sendiri
#DukungPRABOWO #aksi22meihttps://t.co/1SGhEBYJlG— GELORA NEWS (@geloraco) May 22, 2019
Kecurangan Pilpres
Sejatinya peristiwa tersebut tidak perlu terjadi. Akan tetapi pemberitaan media sosial yang luas tentang dugaan kecurangan pemilihan Presiden yang terstruktur, sistimatis dan masif tidak digubris.
Dampaknya, penetapan Pilpres dini hari, rakyat marah dan kemarahan mereka ekspresikan dalam bentuk orasi di KPU, di Bawaslu, dan ada yang melawan aparat untuk melampiaskan kemarahan.
Saya menduga, kemarahan rakyat ini sulit dipadamkan karena menyangkut rasa keadilan yang tercederai melalui kecurangan Pemilu.
https://twitter.com/AkunTofa/status/1131178643655290880
[THREAD]
AKSI 22 MEI
Massa berdemonstrasi "Menolak Kecurangan Pemilu" di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sejak Selasa (21/05). Massa kembali memanas saat aparat keamanan mencoba membubarkan kerumunan. #TopNews https://t.co/DdPp40DlUJ pic.twitter.com/Qrf9J57tL0
— kumparan (@kumparan) May 22, 2019
Akhiri Kerusuhan
Bagaimanapun sulitnya, harus dilakukan upaya untuk mengakhiri kerusuhan politik di DKI Jakarta yang telah merenggut nyawa.
Tidak mudah, karena rasa keadilan rakyat sudah dicederai melalui dugaan kecurangan Pemilu.
Oleh karena itu, saya usulkan untuk dilakukan tiga hal. Pertama, memaksa pelaksana Pemilu untuk bertanggungjawab. Bentuk pertanggungjawaban, mereka semuanya mengundurkan diri atau Presiden mencabut SK Pengangkatan mereka sebagai penyelenggara Pemilu.
Kedua, dibentuk Tim Pencari Fakta tentang Kecurangan Pilpres dan tewasnya sekitar 700 penyelenggara Pemilu.
Ketiga, Mahkamah Konstitusi mengambil peran besar untuk menghadirkan keadilan yang dituntut rakyat Indonesia.
Semoga Allah melindungi bangsa dan Negara Republik Indonesia.
PIpres 2019 yg diduga curang merupakan akar mslh dari persoalan yg harus diselesaikan. Jika tdk diselesaikan, maka potensi konflik sangat besar pasca penetapan hasil Pemilu oleh KPU tgl 22/5/2019. https://t.co/IDpJMZMqIS
— Musni Umar (@musniumar) May 16, 2019
Tak ada niat sekecilpun kami menjadikan kontestasi politik ini untuk mencari kekuasaan, karena kekuasaan hanyalah milik Allah. Kami hadir di sini untuk memperjuangkan harapan besar masyarakat yakni ekonomi yang lebih baik, serta pemerintahan yang lebih berpihak pada rakyatnya.
— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) May 21, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Kerusuhan pasca pengumuman pemenang Pilpres telah terjadi. . Rakyat sdh jatuh korban. Malam ini amat parah. Saya amat prihatin. KPU dan Bawaslu hrs bertanggungjawab. Sebaiknya mundur semuanya sebagai wujud tanggungjawab. https://t.co/gq6K1KplKl
— Musni Umar (@musniumar) May 22, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
