Mudik atau pulang kampung merupakan fenomena sosial yang selalu terulang setiap tahun menjelang lebaran Idul Fitri. Budaya mudik tapi tiket mahal apa solusinya?
Tahun ini, mudik lebaran banyak yang mengalami kesulitan. Pertama, tiket pesawat mengalami kenaikan harga diluar kemampuan sebagian besar bangsa Indonesia.
Kenaikan harga tiket pesawat ini sudah terjadi jauh hari sebelumnya dan sudah banyak yang protes, tetapi bagai pepatah “anjing menggonggong kafilah lalu.”
Kedua, tiket moda angkutan laut dan darat, pasti naik harganya. Untuk menyesuaikan meningkatnya permintaan dan tingginya harga tiket moda angkutan udara.
Pemerintah batal memfinalkan penurunan tarif batas atas tiket pesawat hari ini. Padahal sejak jauh-jauh hari, pemerintah telah mengagendakan rapat tersebut. Kenapa ya? #TiketBatasAtas #TiketPesawat
via @detikfinance https://t.co/2WQSSdMNih
— detikcom (@detikcom) May 13, 2019
Harga tiket pesawat pada sejumlah maskapai masih mahal, keinginan mudik menumpang pesawat ditangguhkan. #hargatiketpesawat https://t.co/f5U9UZqpRN
— JPNN.com (@jpnncom) May 28, 2019
Budaya Mudik Tapi Tiket Mahal
Mudik setiap tahun menjelang lebaran Idul Fitri sulit dihentikan karena telah menjadi budaya.
Mudik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perantau. Mereka yang merantau di daerah lain atau negara lain, sudah menjadi budaya bahwa menjelang lebaran Idul Fitri, mudik ke kampung halaman.
Dorongan mudik tidak terlepas dari tiga faktor. Pertama, dorongan teologis. Didalam Alqur’an diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, menjaga silaturrahim dengan saudara, famili dan tetangga di kampung serta untuk ziarah ke kubur orang tua, kakek, nenek dan keluarga yang sudah dipanggil oleh Allah.
Kedua, dorongan sosiologis. Semua teman dan handai taulan mudik. Dampaknya merasa terprovokasi untuk ikut pulang, walaupun terpaksa harus berutang, yang penting pulang kampung.
Ketiga, dorongan ekonomi. Pemudik ada yang pulang kampung untuk melihat harta peninggalan orang tua, investasi ekonomi di kampung halamannya, dan untuk menunjukkan kepada orang tua, saudara, famili, dan teman sekampung bahwa sudah sukses diperantauan.
Oleh karena itu, mudik walaupun penuh pengorbanan, banyak masyarakat yang memaksakan pulang kampung.
Malam Ini, Pemerintah dan Tokoh Aceh Lepas Mahasiswa Aceh untuk Mudik
"Sangat membantu. Mengingat tiket pesawat naik (mahal). Dan rata-rata mahasiwa ingin pulang untuk merayakan lebaran bersama keluarga. Kita berharap tahun depan program ini tetap berjalan,".#aceh #acehhebat pic.twitter.com/E4MFC4z5P2
— Humas Pemerintah Aceh (@humasaceh) May 26, 2019
Siapa nih #KawulaModa yang ikut mudik gratis dari Kemenhub? #MinHub kasih tau bocoran tentang mudik gratis sepeda motor 2019, siapa tahu tahun depan ada yang mau ikut…#MudikBarengAsyikLancar pic.twitter.com/rFI84SizLe
— Kemenhub RI (@kemenhub151) May 28, 2019
Solusi Mudik
Di dalam kesulitan, pasti ada kemudahan. Allah menegaskan di dalam Alqur’an:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“fa inna ma’al-‘usri yusrā”
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS.Al-insyirah 5-6)
Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi persoalan mudik sebaiknya dilakukan lima hal.
Pertama, puasa mudik tahun ini jika tidak cukup biaya perjalanan pergi dan pulang serta selama di kampung halaman.
Kedua, jika terpaksa harus mudik gunakan transportasi laut atau darat yang biayanya tidak terlalu membebani.
Ketiga, mudik sesudah shalat Idul Fitri lebih baik ketimbang menjelang Idul Fitri. Diharapkan jalanan menuju kampung halaman tidak macet.
Keempat, mudik sebaiknya dipertimbangkan pada Idul Adha. Manfaatnya untuk mengurangi tingkat kepadatan mudik lebaran Idul Fitri. Selain itu, bisa berkurban dengan menyembelih hewan kurban di kampung halamannya. Dagingnya dibagikan kepada mereka yang berhak. Ini pasti lebih memberi manfaat kepada masyarakat di kampung halamannya.
Kelima, mudik tidak harus setiap tahun. Bila situasi dan kondisi ekonomi tidak memadai, mudik lebaran sebaiknya dua tahun sekali.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi calon pemudik yang mengalami kesulitan karena mahalnya harga tiket pesawat dan moda transportasi lainnya.
Dan saya sebagai PERANTAU ?
Harus rela untuk tidak MUDIK 2 Tahun ini ??
Bagi saya, asal saya tak lupa halaman berapa Kampung Saya.
Itu sudah CUKUP??#KedaulatanRakyatHargaMati #KedaulatanRakyatHargaMati pic.twitter.com/nppiyCh4dX
— Muhammad Faris (@FarisLangkat) May 19, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Mudik sblm atau pasca Idul Fitri telah jadi budaya. Akan tetapi rakyat saat ini yg mau mudik alami kesulitan akibat mahalnya tiket. Rakyat hanya bisa berkeluh kesah. Apa solusinya? Tulisan ini beri tips sebagai solusi https://t.co/Djvo47utaZ
— Musni Umar (@musniumar) May 28, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
