Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah yang amat sulit akibat hilangnya sifat jujur dikalangan bangsa Indonesia.
Pemilu sebagai contoh, sudah selesai 17 April 2019 saat seluruh rakyat Indonesia usai menyoblos calon Presiden-calon Wakil Presiden dan calon anggota parlemen di semua tingkatan. Akan tetapi hasil Pemilu masih jauh dari selesai.
Walaupun KPU telah memutuskan pemenang Pemilu 21 Mei 2019, tetapi belum seluruh rakyat Indonesia menerima hasil Pilpres karena di duga Pemilu berlangsung curang.
Akibat masalah tersebut tidak diselesaikan, maka tanggal 21-22 Mei 2019 terjadi protes sosial yang menimbulkan korban nyawa.
Dampaknya semakin menambah korban nyawa dan orang-orang terluka yang harus dirawat di rumah sakit. Pada hal sudah hampir 700 orang petugas Pemilu yang menigggal dunia dan ribuan orang yang jatuh sakit.
Kita mendoakan semoga mereka yang meninggal dunia ´husnul khatimah´ dan mereka yang sakit segera sembuh.
Rakyat sebagai pemilik kedaulatan, mempunyai hak untuk menuntut kejujuran kepada penyelenggara Pemilu, tapi faktanya seperti yang kita saksikan.
Jujur dan disiplin itu Indah. Pintu kbaikn n ktraturn berawal dr kjjrn dan kdsiplnn. Tdk ada kebaikan dan keteraturan tanpa kejujuran dan kesiplinan. Bgs Indonesia sdg hadapi mslh besar krn tdk jujur dan tdk disiplin. Puasa melatih kita jujur n disiplin https://t.co/wI7hQ0Cpjd
— Musni Umar (@musniumar) May 19, 2019
Korupsi Akibat Tidak Jujur
Contoh lain tidak jujur ialah korupsi yang merajalela di negara kita. Dampak negatif korupsi, membuat negara kita mengalami banyak masalah.
Akar masalah korupsi hanya satu, kita tidak memegang dan mengamalkan nilai-nilai kejujuran. Pada hal Nabi Muhammad SAW telah menegaskan tidak boleh menyuap dan menerima suap sebab suap adalah bagian dari korupsi yang para pelakunya akan dihukum Allah di dalam api neraka sesuai sabda Nabi Muhammad SAW.:
الراشی والمرتشی فی النار
Penyuap dan penerima suap tempatnya di neraka.
Akan tetapi, masyarakat tidak peduli hal itu. Banyak yang mengatakan karena miskin, tetapi sangat banyak yang miskin, namun menghindari tindakan korupsi.
Menurut saya, akar masalah yang dihadapi karena kejujuran sudah tercerabut dari dalam diri bangsa Indonesia. Pada hal sifat jujur merupakan mahkota setiap manusia yang harus dipegang dan diamalkan.
Allah telah memandu orang-orang yang beriman supaya jujur dan bersama orang-orang yang jujur, sesuai firman Allah dalam Alqur’an surah At Taubah: 119
یاایهاالذین امنوا اتقوالله وکونوا مع الصادقین
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.
Momentum bulan Ramadhan yang sebentar lagi berakhir sebaiknya kita kembali mengamalkan sifat jujur yang dimulai dari diri kita dan lingkungan kita.
Puasa Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita. Pertanyaanya mampukah kita meraih predikat takwa sebagai tujuan utama puasa Ramadhan. Tulisan ini mencoba mengulas hal tsb utk mendorong peningatan ibadah agar kita bisa meaih predikat takwa. https://t.co/wivYAlqvkf
— Musni Umar (@musniumar) May 27, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Sifat jujur merupakan mahkota kehidupan yang amat penting dipegang dan diamalkan setiap orang. Nabi Muhammad SAW diberi gelar Al Amiin krn kejujurannya. Puasa Ramadhan melatih diri kita jujur. Yg tahu kita puasa atau tdk, hanya diri kita dan Allah. https://t.co/VbNWBSd7o4
— Musni Umar (@musniumar) May 29, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
