Berbagai pihak telah mendorong Prabowo Subianto, calon Presiden RI nomor urut 02 supaya melakukan rekonsiliasi dengan Joko Widodo, calon Presiden nomor urut 01. Prabowo dan dorongan rekonsiliasi terus berdatangan, tetapi pendukung Prabowo sangat tinggi resistensinya.
Presiden RI ke-2 BJ Habibie telah menyarankan Prabowo sudah melakukan rekonsiliasi dengan Joko Widodo. Begitu pula Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono telah menyuarakan supaya Prabowo sebaiknya segera bertemu dengan Presiden Jokowi.
Pimpinan Muhammadiyah, pimpinan partai politik pendukung Jokowi-Ma’ruf dalam pemilihan Presiden RI 2019 dan beberapa tokoh politik terus mendorong Prabowo segera bertemu dengan Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi berdasarkan pemberitaan media ingin bertemu dengan Prabowo. Untuk mewujudkan keinginan bertemu Prabowo, Presiden Jokowi telah mengutus Menko Kemaritiman LBP, tetapi urung bertemu karena prioritas Prabowo dan Gerindra adalah mengawal pengajuan sengketa Pemilu di MK.
Sejumlah pihak mendorong Joko Widodo dan Prabowo Subianto segera bertemu untuk rekonsiliasi setelah Pilpres 2019. Apa kata Fadli Zon? https://t.co/iNWYCpmoY6
— detikcom (@detikcom) June 5, 2019
Solidaritas Akabri '78 Galang Dukungan untuk Tangguhkan Penahanan Eks Danjen Kopassus Soenarko
#ProudOfPrabowo #SahurTerakhirhttps://t.co/4EnsbMy3Wv— GELORA NEWS (@geloraco) June 4, 2019
Resistensi Pendukung Prabowo
Pendukung Prabowo-Sandi yang telah berjuang keras dengan tenaga, pikiran dan dana sendiri untuk mendukung Prabowo-Sandi dalam pemilihan Presiden RI 17 April 2019.
Menurut analisis saya sebagai sosiologis, setidaknya ada tiga alasan utama pendukung Prabowo-Sandi tidak setuju Prabowo-Sandi bertemu Jokowi untuk rekonsiliasi.
Pertama, mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa berdasarkan fakta-fakta dilapangan, Prabowo-Sandi adalah pemenang Pemilihan Presiden 17 April 2019.
Kedua, mereka tidak percaya hasil rekapitulasi KPU yang memenangkan Jokow-Ma’ruf karena menurut mereka sarat dengan kecurangan.
Ketiga, mereka tidak setuju Prabowo bertemu Jokowi karena berarti mengalah ditengah kecurangan Pemilu yang terstruktur, sistimatik, dan masif.
https://twitter.com/mmbarsinali/status/1136068328559063040
Saya minta pak Kivlan Zen, Soenarko (mantan Danjen Kopasus), Egi Sujana dll
Ditangguhkan Penahanannya,
Apakah semuanya mendukung?
RT & Like— refrizalskb (@refrizalskb) June 1, 2019
Prabowo Bersama Rakyat
Prabowo Subianto pernah mengatakan bahwa “ia muncul dan tenggelam bersama rakyat.”
Jargon itu, Prabowo harus pegang dengan baik jika tidak ingin rakyat yang menjadi pendukungnya menganggap Probowo tidak bisa dipegang omongannya.
Secara sosiologis, harus diakui bahwa para pendukung Prabowo sangat tinggi resistensinya dalam hal Prabowo bertemu Jokowi untuk rekonsiliasi. Jika hal itu dilakukan, maka resikonya Prabowo akan kehilangan pendukungnya diakar rumput.
Oleh karena itu, Prabowo lebih memilih mendengar aspirasi rakyat yang mendukungnya, ketimbang mendengar suara para elit yang tidak berkontribusi apalagi berkorban dengan tenaga, pikiran dan dana dalam membela dan mendukung Prabowo-Sandi dalam pemilihan Presiden 17 April 2019.
Habib Salim Segaf Al Jufri, Ketua Majelis Syuro @PKSejahtera istiqomah berjuang bersama dalam Koalisi Adil Makmur @prabowo @sandiuno.
Foto dalam kompers kemarin menyampaikan duka cita korban meninggal dan menyampaikan langkah2 konstitusi bersama koalisi. pic.twitter.com/eojesJSQVP— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) May 23, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Momentum Idul Fitri sangat kencang dorongan pr elit supaya Prabowo rekonsiliasi dgn Pesiden Jokowi. Dorongan itu hrs dihormati, ttpi pendukung Prabowo-Sandi diakar rumput menolak yg diinginkan pr elit. Prabowo milih aspirasi elit atau pendukungnya? https://t.co/0NhzaKYmPO
— Musni Umar (@musniumar) June 5, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
