Keinginan dan semangat pendukung Prabowo dalam pemilihan Presiden 2019 yang luar biasa, sehingga rela berkorban harta, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa agar ada perubahan secara damai dalam pemilihan Presiden, faktanya tidak terjadi. Sehingga pendukung prabowo galau dan marah mengungkapkan kekecewaan mereka.
Sangat wajar kalau pendukung Prabowo ´galau´ dalam artian ´tidak tenang dan sedih´ bahkan banyak yang marah karena yang diperjuangkan tidak terwujud dan tokoh yang mereka dukung dan perjuangkan mati-matian, jalan sendiri tidak memerdulikan aspirasi dan jeritan para pendukungnya.
Pertemuan Presiden Jokowi-Prabowo, mengingatkan pendkg Prabowo kpd Ibu Megawati yg konsisten, mnlk rekonsiliasi dgn Presiden SBY slm 10 thn. Hslnya manis bg PDIP, pemilu brktnya menang jd penguasa. Prabowo dan Gerindra bagaimana? https://t.co/hvEmkeDupo
— Musni Umar (@musniumar) July 13, 2019
Ketum partai politik sebaiknya belajar dari Megawati dan PDIP dlm pertarungan politik. Kalah dlm pemilu jadi oposisi. Keddkn di parlemen mrk dayakan utk raih simpati dan dukungan publik. Stlh beroposisi, jadi pemenang Pemilu. Parpol lain bisa contoh https://t.co/kAugw5J49v
— Musni Umar (@musniumar) July 15, 2019
Walaupun tidak terjadi perubahan dalam pemilihan Presiden, kalau saja Prabowo diam yang berarti konsisten (istiqamah) dalam perjuangan sesuai ucapannya ´Saya akan timbul dan tenggelam bersama rakyat,´ para pendukungnya tidak akan galau dan marah.
https://twitter.com/hmskaban/status/1152048908735897602
Tulisan ini dibuat untuk memberi pencerahan, penyadaran dan solusi, moga-moga para pendukung Prabowo secara bertahap bisa kembali tenang dan terus melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan tujuan kita berbangsa dan bernegara sesuai Pembukaan UUD 1945.
1. Bismillah. Kultwit tentang #JagaIndonesia.
Umat Islam sebagai Ummatan Washatan (tengah, adil, moderat) yg terus berdakwah di manapun termasuk di Indonesia, dgn jumlah Muslim terbesar, mrk harus memberi warna persatuan dalam perbedaan, bersuku2 berbangsa2.
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) July 19, 2019
jangan memecah belah umat Islam. NU, Muhammadiyah dll serta PKB, PAN, PkS adalah umat yg satu. Jangan mengobarkan perpecahan diantara sesama.
— Musni Umar (@musniumar) June 19, 2018
Sabar dan Konsisten
Dalam berjuang tidak selamanya yang diinginkan dan diperjuangkan segera terwujud. Adakalanya bertahun-tahun dan bahkan bisa puluhan tahun lamanya, yang diperjuangkan baru terwujud.
Dalam berjuang perlu kesabaran, ketabahan dan konsistensi. Apapun yang diperjuangkan, jika tidak sabar, tidak tabah dan tidak konsisten, tidak akan berhasil.
Oleh karena itu, para pendukung Prabowo boleh sedih, prihatin dan marah, tetapi sebaiknya tidak berlarut dalam kesedihan. Ambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa tersebut.
Sebaiknya kita meluruskan niat, mengobarkan kembali semangat dan tekat untuk melanjutkan perjuangan dengan sabar dan tabah. Oleh karena yang kita anggap baik, belum tentu baik bagi kita. Sebaliknya yang kita anggap tidak baik, boleh jadi baik bagi kita, karena hanya Allah yang mengetahui, dan kita tidak mengetahuinya.
Banyak komplain senada yg saya terima dari netizen. Logikanya kalau tidak ada apa-apa, tdk mungkin program paling populer dan rating tertinggi (tentu iklan milyaran rp) saya cutikan 2 bulan. Lantas, ada apa? Saya sudah katakan, "tidak semua yg saya tahu bisa saya katakan." https://t.co/sHLlMOt8jk
— Karni ilyas (@karniilyas) July 20, 2019
Selalu Positive Thinking dan Berprasangka Baik
Dalam suasana galau dan marah, sebaiknya kita banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat dan sabar.
Disamping itu selalu positive thinking dan selalu berprasangka baik akan kejadian yang sudah terjadi. Karena sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik itu.
Tugas kita adalah berjuang. Kalau belum berhasil, yakinlah cepat atau lambat akan berhasil. Karena ada saatnya mendung ini berganti menjadi pelangi yang indah. Berserahlah diri pada illahi, karena semangat hidup kita tidak boleh padam sampai disini.
Indonesian hardliners label Prabowo ‘traitor’ for meeting with Jokowi https://t.co/DCDwis6ZRp
— SCMP News (@SCMPNews) July 16, 2019
Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengaku kecewa dengan sikap Prabowo Subianto yang mau bertemu Jokowi. Kenapa? #PA212 #Prabowo #Jokowi
via @20detik https://t.co/Y2o5JDPFpm
— detikcom (@detikcom) July 19, 2019
Semoga tulisan ini memberi kecerahan bagi pendukung Prabowo sehingga tetap optimis dalam melanjutkan perjuangan dan pengabdian kepada Allah melalui karya nyata. Sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain – HR Thabrani.
17 HARI LAGI MENUJU IJTIMA ULAMA 4
Sebagai bentuk respon atas perkembangan Sosial-Politik terkini di Tanah Air
maka Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) akan penyelenggaraan Ijtima Ulama 4, Senin 5 Agustus 2019
Yang Cinta Ulama Bantu RT? pic.twitter.com/lhkTpfFLb0
— MSA (@MSApunya) July 18, 2019
Begitu pula, bangsa Indonesia yang beragama lain sebaiknya ikut pandangan para pimpinan yang agamanya yang baik dan tulus, dalam menyikapi rekonsiliasi Prabowo dengan Presiden Jokowi dengan memberikan pandangan yang bijak untuk kepentingan bersama.
https://twitter.com/PEPESOfficial/status/1152285990612082688
We have to fight for a reason, jangan fight for a person. Jika yang kita perjuangkan adalah orang maka kekecewaan akan mudah sekali datang. Tapi jika yang kita perjuangkan adalah gagasan, maka kita tidak akan pernah berhenti memperjuangkannya. pic.twitter.com/yqDPIq4YTh
— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) July 18, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Kita sering lupa yg kita puja-puji adlh manusia yg lemah dan suka lupa janjinya seperti kita juga. Maka obat penenang dari kegalauan ialah sabar dan shalat. Tetap optimis dan terus berjuang. Pendukung Prabowo Galau dan Marah, Apa Yang Sebaiknya Dilakukan? https://t.co/i74C91E452
— Musni Umar (@musniumar) July 20, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
