Muslim atau orang Islam yang paham agamanya dengan baik tidak akan mempertentangkan Pancasila dengan agama Islam karena kelima sila dari Pancasila seluruhnya adalah ajaran Islam yang terdapat dalam Alqur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw.
Dalam Islam ada ajaran yang wajib diamalkan setiap Muslim yaitu “amar ma’ruf nahi munkar” (al ‘amru bil ma’ruf wannahyu’anil munkar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan untuk mengamalkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk di dalam masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya adalah wajib.
Petisi bubarkan FPI sdg dilakukan. Sy bkn pengurus bkn pula angg. FPI, tp sy simpati perjuang. FPI "amar ma'ruf nahi munkar." Mrk tdk bnyk bicara, tp berbuat nyata, sll digarda terdepan bantu rakyat swktu stunami Aceh, Banten, Palu dan gemp bumi NTB dll. Sy tolak pemb. FPI
— Musni Umar (@musniumar) May 11, 2019
Saya salut dan bangga terhadap teman2 FPI yang selalu di garda terdepan setiap masyarakat hadapi musibah seperti stunami di Aceh, gempa di NTB, stunami di Sulteng dan stunami Selat Sunda. Semoga Allah membalas kebaikan mereka
— Musni Umar (@musniumar) December 23, 2018
Selaku Sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun apresiasi FPI yg mengawal pengantin yang mau melaksanakan perkawinan di Katedral Jakarta pic.twitter.com/vJfO9Rmk5z
— Musni Umar (@musniumar) February 11, 2017
Pengamal Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Menurut pengamatan saya, satu-satunya organisasi kemasyarakatan yang mengamalkan frasa “amar ma’ruf nahi munkar” secara berani dan konsisten adalah Front Pembela Islam (FPI).
Dalam Alqur’an dengan tegas disebutkan perintah untuk mengamalkan “amar ma’ruf nahi munkar” dikemukakan dalam surat Lukman ayat (17) Allah berfirman:
“Hai anakku, dirikan salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Pada awal FPI didirikan, firman Allah tersebut diamalkan secara tegas dan kaku. Akan tetapi, sehubungan banyaknya kritikan dari masyarakat terhadap FPI ketika memberantas kemaksiatan seperti melakukan pengrebekan tempat maksiat, melakukan sweeping dan lain sebagainya, mereka belakangan ini lebih persuasif (soft).
Kader dan relawan FPI terlebih dahulu melaporkan perbuatan yang melanggar hukum kepada aparat untuk ditindak. Jika dibiarkan, mereka baru melakukan aksi dilapangan. Dalam banyak kasus, FPI kolaborasi dengan aparat untuk menindak mereka yang melakukan pelanggaran hukum.
Dalam wawancaranya dengan Associated Press (AP), Jokowi menyebut "sepenuhnya mungkin" untuk melarang FPI di lima tahun terakhir dirinya menjabat: #Jokowi #FPI https://t.co/Fja80M3WXm
— detikcom (@detikcom) July 27, 2019
Pemerintah belum memberikan perpanjangan izin ormas FPI. Selain karena sejumlah syarat belum terpenuhi, aktivitas dan rekam jejak FPI juga sedang dikaji. https://t.co/x9fEYoEiRS
— detikcom (@detikcom) July 19, 2019
FPI Mau Dibubarkan? Ini Jawaban Cerdas Habib Rizieqhttps://t.co/KsZ4ktxfhu
— GELORA NEWS (@geloraco) July 29, 2019
Wacana Pelarangan oleh Jokowi, FPI Menduga karena Mereka Oposisihttps://t.co/kxEXYL34T4
— GELORA NEWS (@geloraco) July 28, 2019
FPI Terdepan Aksi Sosial
Sehubungan banyaknya musibah gempa dan letusan gunung merapi di tanah air, harus diakui bahwa FPI selalu terdepan dan terawal dalam melakukan aksi sosial membantu masyarakat yang mengalami musibah gempa bumi dan tsunami.
Ada yang mengatakan, sudah ada Pramuka, TNI, POLRI, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Kementerian Sosial, SAR dan sebagainya, tidak perlu FPI.
Betul, aparat dan institusi pemerintah sudah ada, tetapi partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menangani korban bencana. FPI dalam praktik merupakan representasi dari masyarakat yang tanpa pamrih dengan kecepatan tinggi melakukan aksi sosial. Semua itu dilakukan dalam rangka “amar ma’ruf.” Sangat mulia jika “amar ma’ruf” dimulai dari diri sendiri (ibda’ binafsik) dengan memberi contoh dan teladan yang baik (uswatun hasanah).
Tak Kenal Lelah, Relawan HILMI-FPI Bersihkan Lumpur dan Bagikan Logistik di Konawe Utara.#HilalMerahIndonesia #HILMIFPI #FrontPembelaIslam #Kemanusiaam #BaktiSosial #Konawe #BanjirSulteng #HILMISulteng https://t.co/yFFU5lMUvg
— HILMI-FPI (@hilmi_fpi) July 4, 2019
Ponpes Al Hijratul Munawaroh Ludes Terbakar, HILMI-FPI Lampung Terjun Bantu Bersihkan Puing#HilalMerahIndonesia #HILMIFPI #FPI #Baksos #LatePosthttps://t.co/aGxWXGUgWl
— HILMI-FPI (@hilmi_fpi) July 17, 2019
Alhamdulillah, #HilalMerahIndonesia FPI bersama Tim Relawan telah sampai Pagi tadi di Bandara Sultan Babullah dengan membawa Bantuan Logistik dan Filter Mesin Air with UV, dgn tujuan air yg disaring bisa langsung di minum https://t.co/r6xxOkfNUQ
— HILMI-FPI (@hilmi_fpi) July 20, 2019
Persoalan Politik
Saya mengamati, Imam Besar dan pendiri FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab dan para tokoh FPI sedikitpun tidak bisa ada celah untuk mengatakan mereka anti Pancasila dan anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab bahkan menulis disertasi tentang Pancasila, dan sejatinya bagi umat Islam dan lebih khusus FPI, Pancasila sudah final. FPI pembela Pancasila dan NKRI, bermanfaat bagi rakyat.
Habib Rizieq Shihab adalah seorang Doktor dgn disertasi PANCASILA -Permadi-
Menarik! Dan perlu didalami.https://t.co/2UFGwRHlNw
— François Mohede (@francmohede) September 29, 2018
Salah satu persoalan bagi Habib Rizieq dan FPI adalah masalah politik, bisa menggalang kekuatan massa yang sangat besar dan dalam pemilihan Presiden RI 2019 mereka mendukung Prabowo-Sandi.
kenangan saat hadiri reuni 212. Foto diambil dari tempat penyeberangan Bank Indonesia. Ini di Jl. MH. Thamrin Jkt pic.twitter.com/r4N7JJiIqi
— Musni Umar (@musniumar) January 1, 2019
Akan tetapi, rekonsiliasi yang dilakukan Prabowo Subianto, walaupun ada yang tidak setuju, tetapi kita patut bersyukur karena suasana politik pasca Pemilu serentak sudah semakin kondusif.
Oleh karena itu, sebaiknya tidak diciptakan kondisi yang membuat rakyat kembali bergejolak seperti wacana membubarkan FPI.
Saya dapat pastikan bahwa mayoritas rakyat Indonesia tidak ingin FPI dibubarkan karena sudah terbukti FPI memberi manfaat bagi rakyat jika ada bencana gempa bumi, tsunami dan sebagainya, mereka selalu terdepan dan paling cepat di TKM (Tempat Kejadian Musibah).
Sebagai Ormas, FPI pasti mempunyai kelemahan, tugas kita adalah memberitahu, menasehati, memberi kritik agar diperbaiki.
Selain itu, sebaiknya Pancasila tidak dijadikan sebagai alat untuk memberangus yang dianggap lawan politik. Mereka yang mengeritik diperlukan keberadaannya, agar yang memerintah tahu kekurangannya untuk diperbaiki.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi upaya kita membangun kebersamaan, persatuan dan kesatuan bangsa.
Saya sering diskusi & hadiri undgan FPI. Bagi mrk Merah Putih & Pancasila sdh final, krn prosesnya dibuat oleh "ijtima" ulama2 terdahulu, FPI taat ulama | FPI cinta rakyat & negeri, didaerah manapun musibah mrk Hadir mbantu. meski di pelosok.https://t.co/nOY4L6V74B #KamiOposisi
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) July 28, 2019
FPI Tanggapi Jokowi soal SKT: Kuasa Gelap yang Zalim https://t.co/LGJPmOr2ur
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) July 29, 2019
Apakah isu pembubaran FPI sebagai usaha untuk memberhentikan acara Ijtima Ulama pada bulan Agustus 2019?
PA 212, FPI, GNPF Gelar Ijtima Ulama Pada Agustus 2019@prabowo kemungkinan tdk diundanghttps://t.co/k0qVvhMagc
— MSA (@MSApunya) July 15, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
FPI sedang hadapi masalah. Terancam bubar dgn tdk diperpanjang izinnya oleh pemerintah. Publik bela FPI karena kiprahnya luar biasa kalau terjadi bencana. Mrk terdepan dan paling terkemuka bantu rakyat. Baca analisis saya berikut ini. https://t.co/UhG9GBx9ku
— Musni Umar (@musniumar) July 30, 2019
Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.