Salah satu berita yang banyak disorot publik akhir-akhir ini ialah pemutusan hubungan kerja (PHK) berbagai perusahaan. Sakitnya pengalaman di PHK.
Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan (Jarkom SP Perbankan) menyebut sudah ada 50.000 karyawan bank yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (CNBC Indonesia, 16 Januari 2019).
Korban PHK ribuan jumlahnya dilakukan PT. Freeport Indonesia, sampai mereka datang demo di depan Istana Negara Jakarta dan minta bantuan penyelesaian atas pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mereka alami (CNBC Indonesia, 09/02/2019).
Walaupun sudah demo di istana negara, tetap tidak mendapat penyelesaian. Ada yang tidur di sekitar Istana Negara, tetapi bagaikan kata pepatah “Anjing menggonggong kafilah berlalu.”
Disamping itu, PHK melanda pula PT Nissan Motors, dan PT Krakatau Steel. Media memberitakan PT Krakatau Steel, siap melakukan pemutusan hubungan kerja hingga 1.300 orang (CNBC Indonesia, 31 July 2019).
Gubernur Diajak Bertemu Jokowi, Selesaikan 8.300 Karyawan Freeport yang di- PHK Sepihak https://t.co/OwYYPzIccW pic.twitter.com/D2xMwATaR7
— TV PAPUA (@tv_papua) July 31, 2019
PHK ini akan dilakukan secara bertahap, mulai 2019 hingga 2022. https://t.co/HUiOgVxzMN
— kumparan (@kumparan) June 27, 2019
Nissan Dikabarkan Bakal PHK 830 Karyawan di Indonesia https://t.co/YkeZINqIqm
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) July 30, 2019
Krakatau Steel, Besar Pasak Daripada Tiang pic.twitter.com/2P47Kikbu9
— MedcomID (@medcom_id) July 24, 2019
Pengalaman MemPHK-di PHK
Berita tersebut sangat menyedihkan saya karena memiliki pengalaman pahit ketika di PHK. Sekitar tahun 1980-an, saya bekerja diperusahaan swasta. Perusahaan tempat bekerja mengalami kesulitan. Akhirnya pemilik perusahaan mengambil keputusan untuk memPHK seluruh karyawan.
Saya diberi kepercayaan untuk berunding dengan karyawan dalam rangka memutuskan hubungan kerja mereka dengan perusahaan tempat bekerja. Dalam memPHK karyawan, saya stres karena menyadari kesulitan yang bakal dihadapi karyawan dan keluarganya. Saya ingat nasib mereka dan kekuarganya yang di PHK.
Walaupun begitu, saya harus melaksanakan tugas dari pemilik perusahaan. Satu persatu karyawan saya PHK dengan memberi pesangon. Akan tetapi, ada karyawan yang menolak di PHK dan membawa kasus PHK ke Kantor Departemen Tenaga Kerja RI Jakarta Utara untuk dimediasi.
Oleh karena dalam mediasi tidak bisa dicapai kata sepakat di tingkat kota dan provinsi, akhirnya kasus PHK dibawa ke pengadilan perselisihan perburuhan. Setelah saya berhasil memPHK sekitar 600 karyawan, gilirannya saya di PHK.
Kerja, kerja, kerja
Inilah hasil kerjanya?Gelombang PHK di Akhir Periode Pertama Jokowihttps://t.co/RPGjZ01mAH
— MSA (@MSApunya) July 31, 2019
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar memperkirakan, perusahaan bangkrut karena terus naiknya upah pekerja. #Pabrikterancamgulungtikar https://t.co/efU8AzuqiE
— JPNN.com (@jpnncom) July 30, 2019
Puluhan Korban PHK Freeport Menginap di Seberang Istana https://t.co/x5Fk4m45vE
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) February 9, 2019
Stres di PHK
Ketika saya memPHK orang banyak, saya stres, ketika di PHK saya juga stres.
Orang yang sedang stres dan depresi, cirinya antara lain cepat tersinggung dan cepat marah.
Kondisi stres yang dialami, saya harus segera bangkit menatap masa depan.
Ada teman Chinese yang mualaf, mantan supplier ditempat saya bekerja, mengajak berbisnis di Sulawesi, Kawasan Timur Indonesia. Saat itu isu pembangunan Kawasan Timur Indonesia sedang mendapat perhatian.
Bisnis kayu yang kami geluti adalah kayu. Semula bagus tetapi ada yang sirik (cemburu), dia bekerja sama dengan aparat, kayu kami disita semuanya. Kami bangkrut.
Berbulan-bulan lamanya tidak bisa balik ke Jakarta karena tidak punya uang.
Saya kemudian menemui Ir. H. Alala, Gubernur Sulawesi Tenggara, saya minta proyek. Beliau menelpon H. Anas Bunggasi, Bupati Kendari (sekarang Kab. Konawe). Saya diberi proyek pembangunan Puskemas senilai Rp50 juta. Sekarang mungkin setara Rp500 juta. Hasil komisi dari proyek tersebut, saya bisa kembali di Jakarta.
Sewaktu tiba di Jakarta, saya dapat masalah lagi. Isteri minta cerai karena lama meninggalkan rumah dan tidak memberi nafkah. Saya bujuk jangan cerai, saya sedang susah. Hatinya luluh dan membatalkan niat untuk cerai.
adek2 pada sambat stress ujian sekolah
beberapa taon lagi stress ujian idup, yakni antara lain:
-bayar utang
-bayar cicilan
-ditipu temen
-phk massal
-biaya nikah
-biaya melahirkan
-mikir sekolah anak
-mikir negara
-nyesel dulu males belajar
-halu pengen balik SMA lg— Ponakan Malaikat Izrail (@ainunrozi) March 31, 2019
Sabar, Tabah dan Bangkit
Mereka yang kena PHK harus sabar, tabah dan segera bangkit.
PHK jika dimaknai sebagai ujian hidup, bisa memberi hikmah yang besar dalam menatap masa depan.
Kalau di PHK harus siap karena pemilik perusahaan, sejatinya tidak mau memPHK karyawannya, tetapi berdasarkan pengalaman, mereka melakukan karena terpaksa, tidak ada jalan lain.
Sakitnya pengalaman di PHK, oleh karenanya karyawan dan keluarga yang di PHK harus sabar, tabah dan tidak boleh putus asa. Insya Allah pasti ada jalan keluar. Asalkan terus berusaha dan banyak berdoa, Allah akan memberi jalan keluar yang tidak terduga dan hasil perjuangan akan dinikmati, sekalipun berliku.
Semoga tulisan ini dibaca mereka yang di PHK dan yang akan di PHK. Berikut artikel Sandi Bagi-bagi Jurus Bangkit Setelah Kena PHK, semoga membantu.
ⓚⓡⓔ.my.id : Sandi Bagi-bagi Jurus Bangkit Setelah Kena PHK https://t.co/jM3CXq4nvx
— Ratno Wistu Jr (@RatnoWistu) May 9, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Sy berpengalaman memPHK dan di PHK sebagai karyawan, sakitnya bukan kepalang. Saya memPHK dan di PHK mengalami stress. Ambil hikmahnya, kita bisa tenang dan optimis hadapi masa depan. https://t.co/e0uHsxkV0A
— Musni Umar (@musniumar) August 2, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
