Perbincangan di media sosial sangat ramai setelah Prof Mahfud MD membuat pernyataan yang dikutip berbagai media, misalnya detiknews mengutip dengan judul berita: Enzo Zenz Allie Taruna Akmil di Terpa Isu Terkait HTI, Mahfud MD: TNI Kecolongan (Jum’at, 09 Agustus 2019).
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto menilai sosok Enzo Zenz Allie penuhi syarat jadi prajurit (Tempo.co., Rabu, 07 Agustus 2019).
Enzo Zenz Allie Diduga Terpapar HTI, Begini Sikap Tegas Menhan https://t.co/kZTUt9VVfR
— Koran Tempo (@korantempo) August 7, 2019
Dengan demikian, secara otomatis membantah pernyataan Prof Mahfud MD yang menyatakan bahwa TNI kecolongan dalam merekrut Enzo Allie menjadi Taruna Akmil dan meminta supaya TNI memberhentikan Enzo sebagai taruna akademi militer.
Pernyataan Prof Mahfud mengundang reaksi publik yang sangat keras. Saya bisa memahami, netizen marah terhadap Prof Mahfud, tetapi saya juga prihatin karena dia diserang martabat pribadinya seperti diungkit asal-usulnya yang disebut sebagai keturunan pengkhianat. Selain itu, posisinya di BPIC yang diserang habis-habisan.
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menjawab pernyataan Mahfud MD yang menyebut TNI kecolongan setelah munculnya isu calon Taruna Akmil terkait HTI. https://t.co/GXsMrHb0KV
— detikcom (@detikcom) August 9, 2019
Kepala sekolah bingung jika ada netizen yang mengaitkan muridnya itu ke HTI. Selama 3 tahun di ponpes, muridnya itu tidak terpapar oleh ideologi terlarang. https://t.co/22obb2T2pi
— detikcom (@detikcom) August 7, 2019
Mengapa Serangan Publik Sangat Keras
Menurut saya, setidaknya ada tiga alasan, publik menyerang habis-habisan Prof Mahfud.
Pertama, publik sangat percaya profesionalitas TNI. TNI memiliki seleksi yang ketat dalam merekrut prajurit. Tidak mungkin kecolongan seperti yang dituduhkan.
Justru menurut netizens yang berbahaya adalah partai politik yang tidak memiliki seleksi seperti yang dimiliki TNI dalam merekrut calon pejabat negara. Padahal pejabat negara mempunyai peran yang besar dalam pengamalan ideologi Pancasila, menyelamatkan bangsa dan negara.
Kedua, publik menyukai Enzo karena memiliki potensi besar seperti menguasai empat bahasa, yaitu Indonesia, Prancis, Inggris, dan Arab. Selain itu, mempunyai prestasi seperti dua kali meraih medali emas renang dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional cabang renang kelas 10 dan 11. Disamping itu, anak yang baik, taat beragama dan sudah hafal Alqur’an, jika tidak salah satu juz.
Ketiga, publik menilai Prof Mahfud telah berubah karena jabatannya di BPIP, justru menyerang dan memojokkan Enzo yang tuduh pengikut HTI. Padahal menurut netizen adalah isu yang sengaja dibuat untuk memojokkan umat Islam.
Keseharian Enzo Zenz Allie saat di SMA Ponpes Unggul Al Bayanhttps://t.co/48lrZUEnQv
— Koran Tempo (@korantempo) August 8, 2019
Taruna Akmil Enzo Zenz Allie menyita perhatian publik setelah fotonya membawa bendera Tauhid viral. https://t.co/N8ad1unLzS
— kumparan (@kumparan) August 7, 2019
3. Kenapa harus di"BUBAR"kan?? karena HTI sangat berbahaya bagi NKRI, simak infografis ?? #tolakHTI #IndonesiaDamai pic.twitter.com/C8Mopk2ddE
— #KamiPasti (@Kemenkumham_RI) February 16, 2018
Mengakhiri Polemik
Enzo sudah jelas posisinya bukan sebagaimana yang dituduhkan. Saatnya mengakhiri polemik yang sejatinya tidak membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia.
Mereka yang berilmu dan menjadi public figur, sebaiknya hati-hati dalam menyampaikan pendapat di muka umum, karena pendapat mereka bisa digoreng untuk membuat gaduh terus-menerus bangsa ini.
Tuduhan bahwa TNI kecolongan dalam merekrut Enzo, sebaiknya menjadi pelajaran agar para public figur dan cerdik pandai siapapun juga supaya lebih hati-hati dan cermat dalam mengemukakan pendapat.
Menurut saya, memang tidak terlalu menarik, tetapi sebaiknya pernyataan dan pendapat yang dikemukakan di media adalah yang membimbing, dan mempersatukan seluruh bangsa Indonesia.
Semoga tulisan ini mengakhiri polemik bahwa TNI kecolongan dalam merekrut Enzo Zenz Allie.
Oleh karena, dalam beberapa hari lagi, bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74. Saatnya kita bergandengan tangan, bahu-membahu dan bersatu untuk mengamalkan Pancasila secara murni dan konsekuen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kecintaan Enzo pada NKRI terlihat sejak kecil yang bertekad ingin jadi anggota TNI. https://t.co/1mhyMd7K9E
— Republika.co.id (@republikaonline) August 12, 2019
#Foto Tugu Proklamasi jadi salah satu monumen bersejarah yang berada di ibu kota. Kompleks Tugu Proklamasi dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Begini potretnya. #HUTRI #TuguProklamasi https://t.co/IcKlpuUqVl
— detikcom (@detikcom) August 9, 2019
Pancasila lahir sebagai dasar negara karena bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman agama, suku dan budaya. Jangan biarkan semangat Pancasila itu pudar dan teruslah kita rawat sampai anak cucu kelak. #IndonesiaBaik #YangMudaSukaData #Infografis #Pancasila #HariLahirPancasila pic.twitter.com/0FA8VuTZET
— Indonesia Baik (@IndonesiaBaikId) June 1, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Prof Mahfud MD tlh diserang habis-habisan di medsos. Pslnya dia sebut TNI kecolongan rekrut Enzo yg disbt pengikut HTI, dia minta Enzo dipecat. Panglima TNI tlh tegaskan Enzo penuhi syarat jadi perajurit. Smg pr cerdik pandai lebih hati2 dlm berkonentar https://t.co/LfCH6Ii7up
— Musni Umar (@musniumar) August 12, 2019

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
