Mudarat Impor dan Nikmatnya Komisi Impor
Salah satu masalah aktual yang ramai dibicarakan publik ialah perdagangan impor. Semua jenis barang diimpor. Mulai dari garam, daging, beras, gula dan kembang gula, belerang, kapur, barang tekstil, baja, mesin peralatan listrik, plastik dan barang dari plastik, pupuk, bubur kayu, dan lain-lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti impor ialah pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri.
Barang-barang impor pada umumnya dapat diproduksi di dalam ini. Tidak masuk akal, Indonesia sudah merdeka 74 tahun, tidak bisa memproduksi kebutuhannya sendiri.
Masalah impor, terletak pada moralitas penguasa yang hobby mengimpor barang karena diduga keras dalam kegiatan impor barang ada komisi besar yang diraup penguasa di satu kementerian.
Arti komisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1 sekelompok orang yang ditunjuk (diberi wewenang) oleh pemerintah, rapat dan sebagainya untuk menjalankan fungsi (tugas) tertentu. 2 imbalan (uang) atau persentase tertentu yang dibayarkan karena jasa yang diberikan dalam jual beli dan sebagainya.
Arti komisi yang kedua inilah yang terkait erat dengan perdagangan impor.
Ini kebijakan yg rugikan bgs Indonesia. Semua kebutuhan di impor. Pd hal bisa diusahakan bgs Indonesia. Kalau cara ini diteruskan Indonesia bisa hancur. Yg untung hanya mafia dan pemegang kebijakan, rakyat tambah susah. https://t.co/xyMdV3PyEK
— Musni Umar (@musniumar) August 15, 2019
Baru-baru ini, kebijakan impor pemerintah kembali disorot masyarakat. Indonesia memutuskan untuk melonggarkan importasi daging ayam guna menjaga hubungan perdagangan internasional.https://t.co/AuSJnpBnwc
— tirto.id (@TirtoID) August 16, 2019
Mendag mau menambah izin impor jagung dan daging sapi. Keduanya akan diimpor dari Brasil. https://t.co/DcaTJuo2iZ
— kumparan (@kumparan) August 22, 2019
Capek deh! Lagi-lagi neraca perdagangan Indonesia tekor sebesar US$ 60 juta per Juli 2019 disebabkan oleh impor migas. #NeracaDagangRI #ImporMigas
via @detikfinance https://t.co/lgtfjTrTaU
— detikcom (@detikcom) August 15, 2019
10 Mudarat Impor
Impor barang ada manfaatnya, tetapi mudaratnya jauh lebih besar. Menurut saya, setidaknya 10 mudarat impor.
Pertama, hancurnya industri dalam negeri.
Kedua, hilangnya semangat nasionalisme untuk menjadi negara produsen dan spirit menggunakan produksi dalam negeri.
Ketiga, membanjirnya hasil pertanian negara asing di dalam negeri dan merananya para petani Indonesia.
Keempat, ketergantungan bangsa Indonesia kepada produk asing meningkat.
Kelima, secara tidak langsung terjadi penjajahan ekonomi terhadap bangsa Indonesia.
Keenam, devisa terkuras habis dan hilang kemandirian bangsa.
Ketujuh, tidak berbuka lapangan kerja karena barang-barang diproduksi di negara lain.
Kedelapan, produsen dalam negeri gulung tikar. Dampaknya pemutusan hubungan kerja merajalela dan kemiskinan meningkat.
Kesembilan, Indonesia dijadikan tempat menjual produk asing.
Kesepuluh, pengangguran merajalela, karena lebih menguntungkan menjual produk asing ketimbang mendirikan pabrik di dalam negeri yang akan membuka lapangan kerja baru.
Ditengah turunnya harga garam petani, pemerintah akan lanjutkan impor garam sebesar 1,16 juta ton. NTT akan menjadi sentra produksi garam. Berita lainnya, tanaman padi seluas 120 hektare mengering. Selengkapnya di tvOne connect, https://t.co/sGTo9lOlYx. #tvOneNews pic.twitter.com/ShtgSvdxFZ
— tvOneNews (@tvOneNews) August 22, 2019
Sampe segitunya ya garam pun ikut kena fitnah. Sebenarnya kalo mau impor, impor ajalah…gak usah pake sampel garam lokal itu kualitasnya rendah.
Emang pernah tengok langsung ke sentra2 garam di Jawa dan Madura? pic.twitter.com/MLUtJNaMq6
— Hisyam Mochtar (@HisyamMochtar) August 22, 2019
ini hasil garam Lahan Integrasi madura pak @jokowi, video ini berlokasi di tempat dulu ibu @susipudjiastuti berkunjung… cukuplah hina kami dg hrga garam saat ini,ckp hina kami dg PP Nomor 9 Tahun 2018 yg bpk ttd,,jgn tmbh hina kami dg sample busuk.. #SaveGaramJawaMadura pic.twitter.com/vSCdPjh97a
— Azis Diver (@arash4215) August 21, 2019
Yth Bpk @jokowi & Ibu @susipudjiastuti inilah garam petambk @BrebesKab jateng, hsil binaan kmi melalui progrm PUGAR @kkpgoid @DitjenPRL @DitJasaKelautan @ZakiMahasin Jgalah klangsungan hidup kmi dgn hrga yg mensjahterakn @kemaritiman @Kemenperin_RI #garamjawamadura#garambrebes pic.twitter.com/94Njyevm21
— DKP Brebes (@dkpbrebes) August 24, 2019
pak Suginoto, Pertambak Garam Brebes yg sudah terbukti memproduksi garam berkualitas dan bersertifikat @jokowi @susipudjiastuti @DitjenPRL @kkpgoid #SaveGaramJawaMadura pic.twitter.com/uxKS2knPGe
— DKP Brebes (@dkpbrebes) August 21, 2019
Komisi Impor
Sudah menjadi pengetahuan publik, dibalik kebijakan impor terdapat komisi yang menggiurkan.
Ekonom Faisal Basri dalam acara Mandiri Investasi di Ritz Carlton mengatakan: “Mudah-mudahan Enggar nanti tidak dipilih lagi, atau dipecat dari sekarang. Dia buka impor gula, impor beras dan impor garam dapat triliunan dari tiga komoditi itu, lezat.” (detikfinance, Rabu, 13 Feb 2019).
Oleh karena itu, impor barang dari luar negeri sangat banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
Manfaat yang besar hanya dinikmati penguasa dan pengusaha yang menjadi importir.
Jika tidak salah mereka adalah pemain lama, yang sejak Orde Baru menikmati rente ekonomi, yang membuat mereka sangat kaya, dan mampu membeli penguasa dan suara rakyat dalam Pemilu.
Moga-moga tulisan ini menjadi masukan bagi pengambil kebijakan untuk menata kembali impor kebutuhan dalam negeri.
Selamat membaca.
Impor pangan mulai dari beras, gula hingga garam diyakini menjadi salah satu biang kerok neraca dagang Indonesia yang negatif. Ini kata Faisal Basri: #ImporBeras
via @detikfinance https://t.co/Bb0PKYQufQ
— detikcom (@detikcom) February 13, 2019
Ekonom Faisal Basri pernah menyebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menikmati uang triliunan dari izin impor. Mendag Enggar pun buka suara. https://t.co/H8CmOZbBAU
— detikcom (@detikcom) February 19, 2019
Perdagangan Indonesia masih minim prestasi.
}—> #Impor #Ekspor #Perdagangan #OpiniVideo
>> Simak artikel/video lain yang menarik di https://t.co/fFSbbOKKj9 << pic.twitter.com/pfre8tChma
— OPINI.ID (@OPINI_id) May 20, 2019
Langkah yang akan diambil dalam waktu dekat adalah melakukan revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 29 Tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan. Nantinya pasal yang menghambat impor ayam akan direvisi. #TopNews https://t.co/BP7U4k4uFk pic.twitter.com/I1Izho86TZ
— kumparan (@kumparan) August 8, 2019
Pemerintah perlu mewaspadai sekaligus menyiapkan jurus ampuh supaya tidak terjebak di antara perang dagang sengit antara Amerika Serikat dan China. https://t.co/pQU4MyspZR
— detikcom (@detikcom) August 24, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
10 mudarat impor. Yang untung impor barang-barng hanya importir dan penguasa. Faisal Basri mengatakan komisi impor bisa capai triliunan. Dampak negatifnya amat banyak dan langsung menerpa rakyat jelata. Ayo berantas mafia impor dan koruptor!https://t.co/OqrtmjHUO9
— Musni Umar (@musniumar) August 25, 2019
Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.