Reuni 212 selalu heboh jika mau dilaksanakan sehingga menimbulkan pro-kontra. Bagi mereka yang tidak setuju adanya reuni 212, setidaknya ada tiga alasan yang dikemukakan.
Pertama, Ahok sudah dihukum dan dipenjara. Buat apa lagi melakukan reuni. Mereka yang berpandangan seperti ini disebabkan pengalaman bahwa terjadinya aksi 212 yang dihadiri massa yang luar biasa besar karena Ahok yang dituduh menista Agama Islam dilindungi.
Atas desakan massa, Ahok akhirnya bisa diseret di meja hijau dan terbukti bersalah secara hukum dan dipenjara tetapi bukan di LP Cipinang tetapi di Mako Brimob. Alasannya demi keamanan.
Kedua, mubazir menghabiskan biaya dan tenaga. Pada hal manfaatnya tidak banyak bagi perbaikan nasib bangsa dan negara.
Ketiga, mengganggu keamanan. Ini alasan untuk melarang dan melakukan sweeping bagi mereka yang mau menghadiri reuni 212.
Keempat, hukum reuni mubah. Boleh dilakukan dan boleh pula tidak dilakukan. Tidak dapat pahala dan tidak pula dapat dosa jika tidak menghadiri reuni 212.
Kelima, reuni itu hanya tamatan sekolah tidak ada istilah reuni seperti aksi 212.
Sy apresiasi yg tinggi pernyataan Menko Polhukam, Mahfud MD: Reuni 212 Hak Warga Negara. Pernytn itu sesuai UUD 45 psl 28 dan UU turunannya. Siapapun boleh hadir. Sy akan hadir direuni tsb. Hrpn sy spy damai, jgn ada yg provokasihttps://t.co/eNdGR3J9yj
melalui @GoogleNews
— Musni Umar (@musniumar) November 27, 2019
Reuni Alumni 212 dan Misi Politik yang Belum Tuntas https://t.co/JwO7FNiCBJ
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) November 27, 2019
Menag Fachrul Razi tak masalah ada Reuni 212. Ia meminta peserta menunjukkan Islam sebagai agama yang luar biasa. https://t.co/VZ65mKoGGU
— kumparan (@kumparan) November 27, 2019
Alasan Pendukung Reuni
Mereka yang mendukung dilaksanakannya reuni 212, mempunyai alasan.
Pertama, alasan teologis. Banyak ayat di dalam Alqur’an yang memerintahkan untuk bersatu. Persatuan pangkal untuk meraih kemenangan. Allah pasti menolong umat Islam kalau bersatu. Yadullahi ma’al) jama’ah (pertolongan Allah bakal datang kalau berjamaah/bersatu).
Reuni 212 merupakan sarana untuk memupuk persatuan dan kesatuan umat dan bangsa Indonesia.
Kedua, alasan konstitusi. Sila ketiga dari Pancasila menegaskan pentingnya persatuan. Persatuan bisa dibina melalui persatuan internal umat beragama.
Ketiga, alasan sosiologis. Umat Islam yang mayoritas di Indonesia perlu bersatu. Kalau tidak bersatu akan semakin termarjinalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.p
Keempat, untuk membangun posisi tawar yang kuat agar umat Islam yang termarjinalisasi dalam bidang ekonomi, diperhatikan aspirasi umat Islam.
Kelima, melalui reuni 212 selalu hadir momentum untuk memperjuangkan terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena dalam realitas, keadilan sosial terutama dalam bidang ekonomi masih merupakan barang langka.
Reuni 212 perlu dilksnkn utk merawat kebersamaan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Umat ini bnyk tapi lemah dlm sgl hal. Yg sdh kuat shrsnya dkng yg lmh utk berst dan maju. Boro2 dkng mj, utk berkumpul sj dianggap tdk perlu. Maunya umat nrimo nsb sj https://t.co/FDTNSPFoSR
— Musni Umar (@musniumar) November 26, 2019
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas M. Isa Sarnuri masih menunggu terbitnya izin keramaian dari Polri untuk Reuni 212 pada 2 Desember mendatanghttps://t.co/fzQagadUW6
— TEMPO.CO (@tempodotco) November 28, 2019
“Kapolres Binjai Minta Maaf soal Postingan 'Tujuan Tersembunyi Reuni 212'”. Minta maaf atas kekeliruan itu terpuji.Dan jangan ulangi salah lagi.Tapi unt bebaskn ananda Luthfi, cukup pertimbangkan keadilan hukum, dan segera #BebaskanLuthfi. . https://t.co/rXKzWCrXdl
— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) November 28, 2019
Manfaat Ekonomi
Sejatinya manfaat ekonomi dari reuni 212 yang selalu dihadiri jutaan orang sangat besar bagi DKI Jakarta dan ekonomi Indonesia.
Pertama, mereka yang menghadiri reuni 212 pasti membeli tiket angkutan udara (pesawat), angkutan darat (bus, kereta api) atau angkutan laut (kapal laut). Dampak ekonominya besar dalam putaran ekonomi Indonesia.
Kedua, peserta reuni 212 perlu makan saat tiba di Jakarta. Jutaan orang apalagi kalau sampai puluhan juta orang sangat besar belanja untuk makan.
Ketiga, perlu hotel dan penginapan. Peserta yang berjumlah sangat banyak memerlukan tempat istirahat. Tempat istirahat yang dipilih adalah hotel atau penginapan. Dampak ekonominya besar karena di sekitar Monas, hotel dari Bintang 5 sampai bawah akan penuh dipesan peserta. Hotel akan terisi penuh, yang tentu memberi dampak ekonomi tidak saja pemilik hotel, tetapi pemasok barang, pedagang perantara, industri yang memproduksi barang, tetapi juga petani buah, petani sayur, nelayan dan sebagainya.
Keempat, usaha mikro, kecil menengah dan koperasi yang bergerak di bidang kuliner akan memperoleh rezeki dari hadirnya peserta reuni 212 karena semua mau makan, minum dan sebagainya.
Kelima, akan muncul gagasan untuk mengembankan bisnis dari hadirnya jutaan orang di Monas, pada saat reuni 212 atau sesudah.
Maka, reuni 212 memberi manfaat yang besar bagi dinamika ekonomi di Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Oleh karena itu, sebaiknya reuni 212 ditahun depan dijadikan sebagai festival keagamaan, budaya, ilmu pengetahuan serta ekonomi.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
