Salah satu persoalan yang sering dihadapi sebagian warga DKI Jakarta adalah banjir. Banjir di DKI, paling tidak disebabkan lima hal. Pertama, tingginya curah hujan yang turun di DKI Jakarta.
Kedua, lebatnya hujan turun di Bogor dan Puncak, yang kemudian banjir dan meluap sampai di DKI Jakarta.
Ketiga, kombinasi hujan lebat di Puncak dan Bogor dan di DKI Jakarta, sehingga air hujan tidak mampu ditampung oleh sungai katulampa, dan akhirnya banjir di DKI.
Keempat, sampah dibuang di kali, selokan dan sembarang tempat sehingga mengganggu jalannya air di sungai dan diselokan, yang mengakibatkan air meluap dipemukiman warga.
Kelima, lokasi sebagian Jakarta sudah berada di bawah permukaan air laut, sehingga air hujan tidak bisa mengalir ke laut.
Keenam, DKI Jakarta sudah dipenuhi bangunan beton, sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalam tanah ataupun mengalir di dalam tanah.
Banjir dan genangan muncul usai hujan di Jakarta. PDIP mengkritik Anies Baswedan soal penanganan banjir. Namun Partai Gerindra menilai kritik PDIP prematur. https://t.co/2VPCdRhEDO
— detikcom (@detikcom) December 18, 2019
Banjir melanda beberapa daerah di Indonesia. Sejak pekan lalu, intensitas curah hujan yang tinggi dan meluapnya air sungai menjadi faktor terjadinya banjir hingga mengganggu aktivitas. Berikut wilayah-wilayahnya. #TopNews https://t.co/j02MfqrRgU pic.twitter.com/rxQVXO0RYj
— kumparan (@kumparan) December 17, 2019
Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, sebanyak 65,66 ton sampah dikeruk dari sejumlah aliran kali di Jakarta Barathttps://t.co/1JjbZgJIOU
— TEMPO.CO (@tempodotco) December 19, 2019
Mencegah banjir di DKI
Untuk mencegah banjir di DKI, tidak bisa sepenuhnya hanya mengandalkan Gubernur DKI dan seluruh aparat terkait.
Harus ada kolaborasi antara pemerintah provinsi DKI dengan seluruh warga DKI. Bentuk kolaborasi seperti warga membuang sampah ditempat yang sudah ditentukan, tidak membuang sampah di sungai atau di selokan.
Kedua, setiap rumah apakah kecil atau besar harus ada reservoar air hujan. Kalau hujan, air hujan bisa masuk ke dalam tanah.
Ketiga, kalau ada kawasan yang banjir, warga DKI harus segera melaporkan ke instansi terkait untuk diatasi.
19 Titik Banjir di Jakarta dan Ribuan Petaka di Indonesia https://t.co/rXhYO6GkcD
— TEMPO.CO (@tempodotco) December 19, 2019
Viral aksi petugas PPSU DKI Jakarta yang masuk ke dalam selokan air saat Jakarta banjir pada Selasa (17/12) lalu. Aksinya ini dilakukan untuk mengangkut sampah yang menyumbat saluran air.
video @20detik pic.twitter.com/HRLV2vBXNH
— detikcom (@detikcom) December 19, 2019
MRT telah mempersiapkan berbagai antisipasi mencegah banjir masuk ke dalam stasiun dan rel bawah tanah. https://t.co/DJJI1s6MPk
— kumparan (@kumparan) December 19, 2019
Musim hujan telah tiba. Di Jakarta, tak jarang banjir datang tiap kali hujan deras melanda. Simak tips agar listrik bisa tetap aman jika banjir datang. https://t.co/OTmV5AI97Z
— detikcom (@detikcom) December 24, 2019
Serangan ke Anies
Banjir di DKI tgl 17 Desember 2019 yang menyebabkan 27 titik banjir di sejumlah wilayah ibu kota, telah dijadikan sarana untuk menyerang Anies.
Salah satu tulisan yang viral #Anies tidak becus kerja. Ada juga netizen yang menulis “Anies tidak kerja apa-apa.”
Serangan demi serangan diarahkan kepada Anies. Bahkan muncul tulisan di media sosial yang memuji Ahok.
Salah seorang penyerang Anies yang sangat keras adalah Ferdinan Hutahean. Saya menulis di twitter “Serangan Ferdinan Hutahean dkk terhadap Anies, sudah membabi buta. Banjir ada tapi segera surut di eksploitasi #Anies tidak becus kerja. Anies disebut tidak kerja apa-apa. Ini politik pembunuhan karakter. Karena dia juru bicara partai politik patut di duga ada agenda politik untuk hancurkan Anies demi AHY?
Pernyataan saya itu di balas dengan serangan balik yang keras oleh Ferdinan Hutahean dan Andi Arief. Pernyataan kedua tokoh politik itu, saya diamkan saja. Saya menulis kalimat tersebut untuk memberi “warning” kepada Ferdinan Hutahean dan siapapun bahwa Anies tidak sendirian. Berhentilah terus-menerus menyerang Anies.
Serangan Ferdinan Hutahean dkk terhdp Anies, sdh membabi buta. Banjir ada tp sgr surut dieksploitasi #anies tdk becus kerja. Anies disebut tdk kerja apa2. Ini politik pembunuhan karakter. Krn dia jubir partai politik patut diduga ada agenda pltk utk hancurkan Anies demi AHY?
— Musni Umar (@musniumar) December 19, 2019
Semoga Ferdinan Hutahean lebih arif dan bijaksana dalam menyampaikan pendapat di media sosial karena kedudukannya sebagai Jubir partai.
— Musni Umar (@musniumar) December 20, 2019
Selain itu, H. Lulung, anggota DPR RI tampil membela Anies dengan mengatakan bahwa Anies lebih baik daripada Ahok dalam mengatasi banjir di DKI.
Di hari-hari mendatang serangan kepada Anies akan semakin gencar karena mereka mempunyai agenda politik untuk menghancurkan Anies yang terus bersinar dan sukses memimpin DKI walau baru dua tahun menjadi nakhoda DKI Jakarta.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
