Pendidikan merupakan investasi masa depan. Hal itulah yang dilakukan Malaysia sejak merdeka 31 Agustus 1957 sampai saat ini. Mereka terus memberi prioritas pada pembangunan pendidikan.
Dampak positifnya banyak sekali, karena ternyata pendidikan juga telah menjadi industri yang menghasilkan multiplier effect bagi kemajuan.
Dari aspek ekonomi, dapat dibayangkan berapa uang pendaftaran, uang kuliah serta living cost yang dibayar setiap mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia setiap tahun?
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan delegasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang dipimpin Prof Musni Umar dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Mokhammad Farid Maruf, Ph.D di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia (7/1/2020).
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai jabatannya lebih memilih pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Indonesia, sehingga devisa Indonesia tidak lari keluar negeri, tetapi secara pribadi, dia pro mahasiswa atau pelajar belajar di luar negeri termasuk di Malaysia.
Sebagai contoh, untuk program Doktoral di Malaysia (4 tahun) seperti di Asia e University total pembayaran Rp.95juta. Di Universitas pemerintah Malaysia lebih murah lagi pembayaran uang kuliah.
Selain itu, untuk bertemu dengan Profesor sebagai promotor atau penyelia sangat mudah di Malaysia, bisa bertemu di mana saja termasuk di restoran untuk memberi bimbingan.
Sekarang ini lebih mudah lagi dalam membimbing mahasiswa karena bisa melalui elektronik (internet) dan biaya tiket pesawat ke Malaysia sangat murah.
#NSTletters: More importantly, we must always remember that education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today.https://t.co/Zc9A7v8cKH
— New Straits Times (@NST_Online) January 1, 2020
Islamic countries should "jointly mobilise resources to provide the necessary infrastructure for Muslims to pursue #education and carry out world-class research in their home countries." –Zakri Abdul Hamid, ex-#science adviser to #Malaysia prime minister https://t.co/5mlLd26LjP
— Edward Lempinen (@EdLempinen) January 7, 2020
Univ. Ibnu Chaldun awali thn 2020 dgn mengirim pr dosennya mngkt prgrm doktoral di Asia e University, Malaysia. Utk mwjdkn hal tsb tgl 5-7 Januari 2020 km melawat ke AeU utk merealisasikan hal itu. Insya Allah kami diterim President AeU Prof Ansari Ahmed https://t.co/bK3ZimsrW4
— Musni Umar (@musniumar) January 3, 2020
Sistem Pendidikan Kita
Persoalan pendidikan di Indonesia kompleks. Di satu sisi undang-undang menegaskan bahwa pendidikan bersifat non profit. Faktanya pendidikan di Indonesia sangat komersial. Itu sebabnya para konglomerat berlomba mendirikan lembaga pendidikan dan bayarannya luar biasa mahal.
Selain itu, untuk berkonsultasi dengan Profesor tidak mudah di Indonesia karena para Profesor sibuk mencari income tambahan, sehingga sangat padat aktivitas di luar kegiatan akademik.
Disamping itu, untuk program Doktoral di Indonesia sangat panjang prosesnya. Setiap mahasiswa doktoral harus kuliah 2 atau 4 smester (1-2 tahun) dan ujian sebanyak 7 kali. Total biaya untuk program doktoral bisa mencapai Rp 250 juta.
Sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 “….. “Mencerdaskan kehidupan bangsa” dan misi Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin point pertama “Peningkatan kualitas SDM,” pendidikan diharapkan merupakan tulang punggung untuk membawa bangsa dan negara republik Indonesia bangkit dan maju.
Silaturrahim dengan Mokhammad Farid Maruf, Ph.D., Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur dari Universitas Ibnu Chaldum ialah Prof. Musni Umar, Rektor UIC, Dr. Gamari Soetrisno, Wakil Rektor Bidang Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri, Sapta Maryati, Dekan Fikom, Sarwan, Kepala LPPM, Siti Amina Amahoru, Dosen FISIP dan Syahiruddin, Kepala Hubungan Masyarakat Universitas Ibnu Chaldun Jakarta.
Foto bersama dgn Prof Juhary, Prof Zambri, Prof Musni Umar, Dr Gamari dan pr dosen Univ. Ibnu Chaldun Jkt yg juga mhs (i) Doktoral AeU yaitu Sapta Maryati, Siti Amina Amahoru, Sarwan dan Syahiruddin) di Asia e University, Malaysia (6/1/2020) pic.twitter.com/T6xme0Sizd
— Musni Umar (@musniumar) January 6, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Malaysia tlh mnjd tujuan utama pelajar/mahasiswa Indo. menimba ilmu pngthn. Plhn ribu peljr/mhs kt bljr di Malaysia. Bnyk faktor pnybbnya, lbh murah, hub. dosen dgn pelajar bagaikan shbt, sistem pendkkn, mt peljrn tdk bnyk. Utk Ph.D bs by research
https://t.co/kF92xRUtsm— Musni Umar (@musniumar) January 10, 2020
Berikut foto-foto pertemuan delegasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang dipimpin Prof Musni Umar

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
