Dilihat dari kekuatan militer dan kecanggihan persenjataan, Amerika Serikat jauh lebih unggul ketimbang Republik Islam Iran.
Akan tetapi, kekuatan angkatan bersenjata dan kecanggihan persenjataan, belum merupakan jaminan akan memenangkan peperangan.
Sebagai contoh, Amerika Serikat dan para sekutunya belum bisa dikatakan sudah menang dalam melawan Taliban di Afganistan. Pada hal Taliban tidak memiliki pasukan terlatih dan persenjataan canggih seperti yang dimiliki Republik Islam Iran.
https://www.instagram.com/p/B64uCLZhI_Z/
Pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani diperintahkan langsung Donald Trump. https://t.co/szIA90QYed
— kumparan (@kumparan) January 9, 2020
Iran dan Amerika Serikat diambang perang stlh Donald Trump mmrintahkan tentara Amerika Serikat membunuh Jend. Qassem Soleimani. Masy. dipastikan bnyk yg korban jk terjadi perang. Cegah perang wujudkan kedamaian https://t.co/9l8l4x2LWg
— Musni Umar (@musniumar) January 6, 2020
Tidak Melanjutkan Perang
Amerika Serikat merupakan negara super power dalam bidang militer. Trump mengatakan: “Rudal kami besar, kuat, akurat, mematikan dan cepat.”
Akan tetapi ketika Republik Islam Iran melakukan pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani dengan membom dua pangkalan militer Amerika Serikat di Irak, reaksi Donald Trump tidak seperti negara adi daya.
Donald Trump dalam pidatonya menyatakan “Amerika Serikat mundur dari konfrontasi militer.” Trump mengatakan tidak mau perang dengan Iran. Bahkan trump menyatakan kepada rakyat Iran: Amerika Serikat siap berdamai. (liputan.com, 09 Jan 2020).
Donald Trump Ajak Damai, Pengamat: Iran Selalu Dikadalin Amerika https://t.co/dJOmCWh6EP
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) January 9, 2020
VIDEO: Presiden Iran Tegaskan Tak Akan Mundur Hadapi AS https://t.co/mD7TbADqSV
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) January 9, 2020
#Foto Karangan bunga duka berjejer di Kedubes Iran di Jakarta. Karangan bunga ini berisi ucapan belasungkawa atas tewasnya Jenderal Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat. https://t.co/944DEKxwny #Iran #QasemSoleimani
—
Foto: Jefrie/detikcom pic.twitter.com/KmoQP2tkCd— detikcom (@detikcom) January 9, 2020
Pelajaran Bagi Indonesia
Indonesia bisa mengambil pelajaran dari konfrontasi Iran dengan Amerika Serikat.
Pertama, Republik Islam Iran selalu siap perang, sehingga walaupun diembargo oleh Amerika Serikat tetap kuat. Indonesia harus seperti Iran selalu siap perang jika ingin damai. Indonesia harus selalu memperkuat diri sehingga kuat, dan sanggup melawan musuh.
Kedua, Republik Islam Iran sangat solid dan bersatu dalam menghadapi konfrontasi Amerika Serikat. Karena solid dan bersatu, maka negara adi daya seperti Amerika Serikat tidak mau mengambil resiko berperang dengan Republik Islam Iran.
Hiks! Konflik antara #Iran dan #AS kian memanas. Hal ini disebut dapat memicu terjadinya perang dunia ketiga. Umat muslim bisa membaca doa ini untuk perdamaian dunia agar tidak terjadi perang dunia ketiga: #DoaHarian #DoaPerdamaian pic.twitter.com/um4WRkGl0H
— detikcom (@detikcom) January 9, 2020
RI bisa berperan di DK PBB untuk mendamaikan AS dan Iran. https://t.co/5e6WiW1lKW
— kumparan (@kumparan) January 9, 2020
Ada 20 situs bersejarah di Iran yang telah diakui UNESCO, di antaranya seperti Benteng Arg'e Bam hingga makam Khomeini. Situs-situs ini dikhawatirkan akan musnah apabila terjadi agresi militer antara Iran dan AS.
Ikuti beritanya di sini: https://t.co/n1KuAj3WIU #CNNIndonesia! pic.twitter.com/q2k55ySW2o
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) January 9, 2020
Indonesia harus solid dan bersatu dalam menghadapi kemungkinan yang terburuk dalam menghadapi konfrontasi dengan China.
Ketiga, Republik Islam Iran sangat mementingkan persatuan dan kesatuan. Dibawah pemimpin spiritual Iran Ayatullah Khamenei, Republik Islam Iran menjadi negara yang kuat, sehingga berlaku pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.”
Indonesia juga harus siap perang jika ingin damai. Dalam rangka itu, sangat penting memelihara, menjaga, dan mempertahankab persatuan dan kesatuan agar Indonesia kuat, sehingga ditakuti lawan.
Dari kasus Republik Islam Iran, Indonesia bisa mengambil pelajaran dengan terus memperkuat TNI dan peralatan militernya, memelihara persatuan dan kesatuan dengan kemanunggalan TNI dengan masyarakat, sehingga TNI menjadi pilar utama dalam mempertahankan negara kesatuan, disegani dan ditakuti musuh.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Indo. tdk blh takut menghdp China. Kita hrs bljr dr Iran yg scr militer dan persenjataan klh dr Amerika Serikat. Faktanya Trump tdk brn perang dgn Iran. Dua pangkalan militernya di Irak sdh dibom, Trump menolak konfrontasi memlh damai. Tlsn berisi tips
https://t.co/Bku1L4VVyR— Musni Umar (@musniumar) January 9, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
