Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia sangat penting kedudukannya. Pertama, soko guru ekonomi Indonesia.
Kedua, penyeimbang ekonomi Indonesia yang saat ini telah dikuasai oleh kelompok kecil dan asing.
Ketiga, penyelamat bangsa dan negara kalau terjadi krisis seperti tahun 1998, sektor swasta lari keluar negeri, yang tinggal dan berjibaku menyelamatkan bangsa dan negara adalah BUMN bersama pemerintah.
Akan tetapi, kita sangat prihatin kondisi BUMN kita saat ini. Pertama, banyak BUMN yang mengalami kerugian dalam jumlah amat besar seperti Jiwasraya mengalami kerugian sekitar Rp13,7 triliun.
Menurut BPK potensi kerugian Asabri Rp 16 triliun (CNBC Indonesia, 15 Januari 2020). Selain itu, temuan BPK di Pelindo ll, kerugian negara capai Rp 6 triliun (CNBC Indonesia, 07 Jan 2020). Garuda yang semula merilis telah membukukan keuntungan. Akan tetapi dalam penyajian ulang laporan keuangan tahun buku 2018, membukukan kerugian Rp2,45 triliun.
Kedua, banyak BUMN terlibatutang dalam jumlah yang sangat besar sebagai contoh BRI per Desember 2018 memiliki utang sebesar Rp 1.111 triliun. Bank Mandiri memiliki utang per 31 Desember 2018 sebesar Rp 941 triliun.
(Jubir) Kementerian BUMN Tolak Jiwasraya 'Dipansuskan'. Tapi apakah Beliau punya hak konstitusional unt menolak hak DPR? Justru penolakan ini malah mencurigakan, dan insyaAllah makin semangati tuk bikin Pansus,agar bisa usut secara tuntas dan komprehensif. https://t.co/qSPac6AVm8
— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) January 11, 2020
Setelah Jiwasraya, skandal investasi menerpa PT Asabri. BUMN asuransi di lingkungan prajurit TNI, Polri dan PNS di Kementerian Pertahanan dan Kepolisian tersebut mengalami kerugian investasi. Portofolio saham yang dimiliki Asabri mengalami penurunan nilai.https://t.co/0LHIG9S74h pic.twitter.com/7wQS5bHC0p
— Katadata.co.id (@KATADATAcoid) January 15, 2020
Klasemen sementara LIGA KORUPSI INDONESIA:
1. Jiwasraya: 13.7 Triliun
2. Asabri: 10 Triliun
3. Bank Century: 8 Triliun
4. Pelindo II: 6 Triliun
5. Kota Waringin Timur: 5.8 Triliun
6. BLBI: 4.5 Triliun
7. E-KTP: 2.3 Triliun
8. Hambalang: 700 Miliar(Source: WAG)
— Buya Eson (@emerson_yuntho) January 14, 2020
Kelemahan BUMN
Sebagai penulis yang tidak memiliki kepakaran tentang BUMN, saya mencoba melihat kelemahan BUMN Indonesia.
Pertama, intervensi politik terlalu tinggi dalam pemilihan direksi dan komisaris. Para tim sukses dalam pemilihan Presiden dari partai politik dan relawan diberi jabatan direksi atau komisaris. Pada hal mereka belum tentu memiliki kepakaran pada jabatan yang diberikan.
Kedua, direksi dan komisaris BUMN yang dipilih otoritas politik tidak selalu the right man on the right place, sehingga BUMN banyak mengalami kerugian karena diurus oleh yang tidak kompeten.
Ketiga, BUMN dijadikan sarana menghimpun dana politik oleh partai penguasa.
Keempat, BUMN diberi penugasan oleh pemerintah untuk menggarap suatu proyek yang tidak jelas untung atau rugi.
Kelima, adanya white collar crime (kejahatan kerah putih) yang menyusup ke BUMN yang tidak jarang berkolaborasi dengan oknum penguasa untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan merugikan perusahaan BUMN.
Keenam, ada dugaan BUMN dirampok untuk mendapatkan dana Pemilu yang besar guna memenangkan pemilu.
Berita terpopuler detikFinance Selasa (14/1/2020) tentang investasi saham PT Jiwasraya (Persero) di saham emiten yang bergerak di bisnis ikan arwana https://t.co/kYrIzeIu1o
— detikcom (@detikcom) January 14, 2020
https://twitter.com/idtodayco/status/1216339355389710336
Sy menolak keras usulan pengusaha spy hotel milik BUMN di jual. BUMN itu milik seluruh bgs Indonesia. BUMN satu-satunya penyelamat negara. Pelajaran yg amat berharga ketika terjadi krisis 1998, pengusaha swasta non pri semua lari keluar negeri. https://t.co/PBUNZPfW1T
— Musni Umar (@musniumar) December 15, 2019
Belajar dari Singapura
Sewaktu saya belajar doktoral di Malaysia 2001-2005, saya hampir tiap bulan ke Singapura. Salah satu yang saya pelajari ialah bagaimana pemerintah Singapura memperlakukan BUMN sebagai pelindung dan penyelamat negara.
Mereka menyadari kalau terjadi krisis ekonomi, perusahaan swasta pasti lari keluar negeri untuk menyelamatkan diri.
Singapura tidak memiliki kekayaan alam yang bisa dieksploitasi untuk menyelamatkan negara mereka. Satu-satunya andalan Singapura adalah BUMN. BUMN yang mereka bangun dan dikelola sangat profesional. Direksi dan komisaris adalah kaum profesional yang kaya ilmu dan pengalaman.
Tidak ada direksi dan komisaris BUMN Singqpura sebagai mantan tim sukses dari partai politik maupun relawan dalam Pemilu. Semua yang dilantik adalah dari kalangan profesional yang berilmu dan berpengalaman dalam bidang yang ditempatkan.
Maka, semua BUMN di Singapura merupakan institusi bisnis yang mampu bersaing dengan perusahaan multi national. Berbagai perusahaan BUMN Singapura telah berinvestasi di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia.
Indonesia dapat meniru Singapura dalam mengelola BUMN, sehingga memberi banyak keuntungan. Hasil keuntungan bisa dimanfaatkan untuk menambah modal BUMN dan memberi deviden kepada pemerintah untuk membangun Indonesia dari hasil usaha bukan dengan utang seperti selama ini.
Sy amat prihatin skl bsrnya Utang Luar Negeri BUMN jadi Rp 709,548 Triliun Per Oktober. Singapura sebagai contoh sangat melindungi BUMN krn penyelamat negara BUMN jika terjadi krisis. Krisis 1998 pelaj. krn swasta lari kel. ngri. https://t.co/AiwIpY2XpG
melalui @GoogleNews
— Musni Umar (@musniumar) December 17, 2019
Hmm.. Kalau dibandingkan, lebih bagus mana ya antara BUMN RI, Malaysia dan Singapura? #BUMN
via @detikfinance https://t.co/S2fVJ0LMl3
— detikcom (@detikcom) March 13, 2019
Beda RI BUMN Holding with Singapore and Malaysia – detikFinance
https://t.co/kuXPaD2Uww— EMFI Securities (@EmfiSecurities) April 16, 2019
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Saya sangat prihatin kondisi BUMN kita saat ini. Sebagai bentuk keprihatinan, saya menulis artikel yg diberi tajuk "Kelemahan BUMN Indonesia: Belajarlah di Singapura Dalam Mengembangkan BUMN." https://t.co/Sn6T7KBmmU
— Musni Umar (@musniumar) January 16, 2020
Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
