Hampir setiap acara talk show ILC yang di siarkan langsung oleh TV ONE pada Selasa malam, selalu menarik ditonton oleh banyak pemirsa. Sampai ada yang mengatakan bahwa talk show ILC di TV ONE ditonton oleh puluhan juta orang.
Setidaknya ada tiga alasan, publik senang menonton ILC di TV ONE.
Pertama, topik yang dibahas di ILC adalah topik aktual yang sedang menjadi perbincangan publik.
Kedua, narasumber yang tampil membahas topik perbincangan di ILC adalah para pakar. Tidak hanya pakar dalam bidang yang menjadi topik perdebatan, tetapi juga public figur.
Ketiga, menonton ILC menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Pernyataan Kepala BPIP, Prof. Yudian Wahyudi, mengatakan "agama musuh besar Pancasila" menuai kontroversi. Walau sdh diluruskan, lontaran copot kepala BPIP hingga tagar bubarkan BPIP msh menggema di jagad maya. Lantas,dmn letak agama musuh Pancasila? Spt apa memaknainya? #ILCBPIP pic.twitter.com/TaJb3WJ1it
— Indonesia Lawyers Club (@ILCtv1) February 18, 2020
Pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi soal hubungan Pancasila dan agama menyulut kontroversi. Kini Yudian meluruskannya: #BPIP #YudianWahyudi https://t.co/peirdvrUA2
— detikcom (@detikcom) February 12, 2020
#ILCBPIP | KH. ZAITUN RASMIN . ALI MOCHTAR NGABALIN pic.twitter.com/IJjH33vmAK
— Indonesia Lawyers Club (@ILCtv1) February 18, 2020
Debat Kusir Memalukan
Presiden ILC yang juga presenter Karni Ilyas dalam debat yang bertajuk “Agama Musuh Besar Pansila” (18/2/2020) terpaksa melerai ketika terjadi pedebatan antara Ali Mochtar Ngabalin dengan ustaz Zaitun Rasmin.
Perdebatan malam itu tidak lain adalah debat kusir. Debat kusir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah suatu perdebatan yang tidak tentu ujung pangkalnya. Semakin ke sini semakin tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah karena yang berdebat keukeuh mempertahankan pendiriannya, meskipun dengan argumen yang ngawur.
Debat kusir yang ditunjukkan sangat memalukan. Pertama, sudah hilang sopan santun dalam menyampaikan pendapat.
Kedua, ngotot dengan suara tinggi dalam membela Prof Yudian Wahyudi, bukan demi mencari dan menemukan kebenaran, tapi membela kepentingan penguasa secara vulgar.
Ketiga, sudah salah dalam mengutip ayat Alqur’an, tetapi masih ngotot tidak minta maaf ke publik.
Tadi mlm sy nonton ILC TV ONE saat Prof. Suteki Sampaikan pandangan ttg "Agama Musuh Terbesar Pancasila." Saya apresiasi Prof Suteki. Beliau jadi Bintang tadi mlm. Dia sampaikan pendpt scr bernas dan berani. Sy bersyukur msh ada ASN yg berani kritis saat ini.
— Musni Umar (@musniumar) February 18, 2020
Sy mendengar rekaman di Youtube pertengkaran Ali Mochtar Ngabalin dgn Ustaz Zaitun Rasmin. Terima kasih ustaz Zaitun yg tampil tenang tdk emosional. https://t.co/qw7qBkzf3j
— Musni Umar (@musniumar) February 19, 2020
*Serangan Pada Karni Ilyas Menggunakan Akun Palsu*
Oleh: Hariqo Wibawa Satria (Pengamat Media Sosial dari Komunikonten)— Indonesia Lawyers Club (@ILCtv1) February 20, 2020
Solusi ke depan
Sebaiknya debat kusir yang dipertontonkan pada selasa malam 18 Februari 2020 tidak diulangi.
Adapun alasan tidak mengulangi debat kusir di ILC antara lain:
Pertama, publik yang menjadi pemirsa ILC adalah golongan menengah keatas yang berpendidikan dan tercerahkan. Mereka tidak suka debat kusir karena tidak ada manfaat yang bisa dipetik kecuali kegaduhan.
Kedua, untuk mencegah timbulnya persepsi negatif bahwa debat di ILC hanya rmemproduksi kegaduhan.
Ketiga, untuk mempertahankan visi TV ONE yaitu untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang akhirnya memajukan bangsa. Sudah pasti debat kusir yang dipertontonkan ke publik dalam program ILC Selasa malam 18 Februari 2020 bukan mencerdaskan semua lapisan masyarakat, tapi memberi contoh yang buruk bagi semua lapisan masyarakat.
Untuk mencegah terulangnya hal tersebut, maka sebaiknya narasumber yang membuat blunder dan malu, tidak lagi diundang dalam forum ILC yang ditayangkan oleh TV ONE.
Tonton juga:
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Debat kusir yg membuat Bang Karni Ilyas dan publik malu (18/2) sebaiknya tdk diulangi krn bertentangan visi TV ONE. Selain itu, tdk memberi contoh teladan kepada publik. Baca tuntas pandangan saya berikut ini. https://t.co/v6DN8hq6d1
— Musni Umar (@musniumar) February 22, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
