UPDATE
26 Feb 2020 seorg dosen di slh satu Universitas di Malaysia kirim SMS ke sy bunyinya "Malaysia has no government now." Sejak Mahathir mundur sebagai PM, pemerintahannya bubar. Slrh menteri, wakil menteri dan Timbalan PM habis ms tugas. Skrg Malaysia tdk mmlk pemerintahan.
— Musni Umar (@musniumar) February 27, 2020
Hasil Pemilu (PRU) 2018 yang dimenangkan oleh Pakatan Harapan akhirnya bubar setelah Mahathir Mohamad mengundurkan diri, mahathir mundur sebagai Perdana Menteri Malaysa.
Surat pengunduran Mahathir Mohamad disampaikan kepada Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah. Setelah Yang di-Pertuan Agong menerima surat pengunduran diri Mahathir dan berdiskusi selama 90 menit, Yang di-Pertuan Agong meminta kepada Mahathir untuk membantu negara, kemudian Mahathir Mohamad dilantik oleh Yang di-Pertuan Agong menjadi Perdana Menteri Sementara.
Mundurnya Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri, mengakibatkan pemerintahan Pakatan Harapan Bubar.
Politik di Malaysia menghdpi ketidakpastian. Majlis Presiden Pakatan Harapan tlh bermsywrh dgn PM Tun Mahathir. Hasilnya mengecewakan pendukung Datuk Anwar Ibrahim. Besok Datuk Anwar & pendukungnya bertemu Raja Yang Dipertuan Agung. Apa yg bakal terjadi? https://t.co/u48iutkOgZ
— Musni Umar (@musniumar) February 23, 2020
Saya berharap peletakan jawatan Tun Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia terjadi suksesi damai di Malaysia. https://t.co/chGjsr4wYR
— Musni Umar (@musniumar) February 24, 2020
Perdana Menteri Mahathir Mohammad menyerahkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia pada Senin (24/2). Pengunduran diri Mahathir terjadi di tengah isu koalisi pemerintahan baru, yang membuat Anwar Ibrahim merasa dikhianati. #TopNews https://t.co/SNtQnJtfUB pic.twitter.com/P16BSKCbCh
— kumparan (@kumparan) February 25, 2020
Dengan keputusan Mahathir, Pakatan Harapan (PH) bubar dan karenanya Anwar hampir dipastikan gagal menjadi PM dari PH. Dengan kegagalan sekarang, Anwar mengulangi nasib pada 1999.#Internasional #KawandalamPerubahan https://t.co/CIRFWF6z5s
— Harian Kompas (@hariankompas) February 24, 2020
Terjadi Pengkhianatan
Bubarnya pemerintahan Pakatan Harapan setidaknya disebabkan tiga faktor.
Pertama, adanya pengkhianatan tokoh Pakatan Harapan karena ingin menjadi Perdana Menteri pasca Mahathir Mohamad.
Kedua, matangnya berpolitik para tokoh UMNO dan PAS, sehingga mampu merayu para tokoh Pakatan Harapan untuk membentuk koalisi baru yang akhirnya memecah belah Pakatan Harapan.
Ketiga, pimpinan UMNO dan PAS mampu mengemas isu, saya duga isu “Pribumi” untuk memperdaya tokoh-tokoh politik dari Pakatan Harapan yang jam terbangnya dalam berpolitik masih minim, sehingga tega berkhianat dari Pakatan Harapan demi kekuasaan.
The flurry of activity over the possible realignment of the country’s political landscape continues on Tuesday (Feb 25) with several events scheduled to take place.
Here is the timeline:https://t.co/SFGbeOg6Op
— The Star (@staronline) February 25, 2020
Kembalinya Mahathir ke Kantor Perdana Menteri Malaysia https://t.co/SwAb4rk6Wh
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) February 25, 2020
Interim #PM Tun Dr Mahathir Mohamad will decide on the announcement of the #economic #stimulus #package to mitigate the impact of the #Covid19 outbreak on the country's economy, says former Finance Minister Lim Guan Eng.
Read more athttps://t.co/cP8rciBJK9 pic.twitter.com/DDy2xXFuKG
— The Star (@staronline) February 25, 2020
Pelajaran bagi Indonesia
Pengkhianatan dalam politik yang terjadi dalam koalisi Pakatan Harapan di Malaysia merupakan pelajaran dan pengingat karena pernah terjadi di Indonesia.
Pertama, orang dekat dan orang kepercayaan tidak selamanya amanah. Sebagai contoh, Azmin Ali, Timbalan Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) adalah orang kepercayaan Datuk Anwar Ibrahim. Akan tetapi akhirnya dipecat oleh PKR karena dianggap berkhianat lantaran melakukan pertemuan dengan kalangan oposisi.
Azmin: Tindakan kami berpaksikan aspirasi rakyat https://t.co/YwakZzQbTv pic.twitter.com/1ePO4tBxmh
— Malaysiakini (BM) (@mkini_bm) February 25, 2020
Kedua, para menteri yang dibesarkan Presiden Soeharto, pada saat kritis mengundurkan diri sebagai Menteri dan tidak bersedia dilantik menjadi menteri pada Kabinet Reformasi. Kasus tersebut dikenang sebagai pengkhianatan.
Ampat belas menteri yang menolak gabung Kabinet Reformasi mendorong keputusan Soeharto untuk segera lengser.https://t.co/VmrVtZAEd8 pic.twitter.com/Owzih9bU9f
— tirtoid (@TirtoID) May 20, 2018
Oleh karena itu, kasus pengkhianatan terhadap Pakatan Harapan dan lebih khusus kepada Datuk Anwar lbrahim dapat menjadi pengingat agar bangsa Indonesia lebih hati-hati terhadap para pengkhianat, karena pengkhianat merupakan musuh dalam lipatan yang amat berbahaya.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Mahathir Mohamad mundur sebagai PM. Pmrnthn Pakatan Harapan (PH) yg memenangi Pemilu 2018 di Malaysia akhirnya bubar. Faktor utama karena ada tokoh PH yg berkhianat. Bbrp tokoh PH diperdaya UMNO dan PAS sehingga berkhianat. Indo. pernah alami hal serupa https://t.co/GY6ln1hJ6t
— Musni Umar (@musniumar) February 25, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
