Sejak Mahathir Mohamad meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri pada 24 Februari 2020, Malaysia praktis tidak mempunyai pemerintahan.
Teman saya, dosen di salah satu Universitas di Malaysia pada 26 Februari 2020 mengirim Short Messagge Service (SMS) kepada saya dengan mengatakan “Malaysia has no government now.”
Sebagai sosiolog Indonesia dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta yang pernah mengenyam pendidikan di UKM, saya sampaikan tahniah kepada YB Tan Sri Muhyiddin Bin Md Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Malaysia yang menganut sistem parlementer sejak merdeka 31 Agustus 1957, belum pernah mengalami krisis politik. Alhamdulillah krisis politik berakhir melalui Titah Raya Yang di-Pertuan Agong untuk melantik YB Tan Sri Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia.
26 Feb 2020 seorg dosen di slh satu Universitas di Malaysia kirim SMS ke sy bunyinya "Malaysia has no government now." Sejak Mahathir mundur sebagai PM, pemerintahannya bubar. Slrh menteri, wakil menteri dan Timbalan PM habis ms tugas. Skrg Malaysia tdk mmlk pemerintahan.
— Musni Umar (@musniumar) February 27, 2020
Kemenangan Pakatan Harapan
Pemilu (PRU) Malaysia tahun 2018 telah menghadirkan kemenangan spektakuler Pakatan Harapan (PH) terhadap Barisan Nasional (BN), sehingga membawa kembali Mahathir Mohamad ketampuk kekuasaan.
Akan tetapi, tanpa diduga pada Hari Senin, 24 Februari 2020 Mahathir menyampaikan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Sejak saat itu, kabinet Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad otomatis bubar dan Malaysia tidak mempunyai pemerintahan.
Saya berharap peletakan jawatan Tun Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia terjadi suksesi damai di Malaysia. https://t.co/chGjsr4wYR
— Musni Umar (@musniumar) February 24, 2020
Mahathir Mohamad mundur sebagai PM. Pmrnthn Pakatan Harapan (PH) yg memenangi Pemilu 2018 di Malaysia akhirnya bubar. Faktor utama karena ada tokoh PH yg berkhianat. Bbrp tokoh PH diperdaya UMNO dan PAS sehingga berkhianat. Indo. pernah alami hal serupa https://t.co/GY6ln1hJ6t
— Musni Umar (@musniumar) February 25, 2020
Mengapa Mundur?
Mahathir tidak pernah menjelaskan secara terbuka, mengapa dia mundur sebagai Perdana Menteri Malaysia, pada hal hasil musyawarah Majlis Presiden Pakatan Harapan 22 Februari 2020 memutuskan bahwa pengunduran diri Mahathir Mohamad diserahkan kepadanya untuk menentukan waktu yang tepat. Diperkirakan setelah pertemuan APEC bulan November 2020.
Setidaknya tiga dugaan, penyebab Mahathir mundur sebagai PM Malaysia.
Pertama, Mahathir ingin melanjutkan sebagai PM Malaysia sampai berakhir masa jabatannya 2022. Kalau mundur, dia yakin partai-partai politik yang bersaing akan memilihnya kembali karena sebagai tokoh pemersatu dan penyelamat negara.
Kedua, Mahathir merasa ditekan oleh para pendukung Anwar Ibrahim untuk segera menetapkan waktu untuk mundur sebagai PM Malaysia.
Ketiga, Mahathir tidak ingin menyerahkan jabatannya sebagai PM Malaysia kepada Anwar Ibrahim sesuai janjinya sebelum Pemilu 2018.
I have the majority to be PM8, claims Dr Mhttps://t.co/0ZO5wBPKTx https://t.co/0ZO5wBPKTx
— The Star (@staronline) February 29, 2020
Muhyiddin now in open war with Dr M, declares self as acting Bersatu chair https://t.co/8xlJu8tasj pic.twitter.com/UaFoFDNZtY
— malaysiakini.com (@malaysiakini) February 29, 2020
Peta Kekuatan
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah sudah bertemu dengan para anggota Parlemen Malaysia. Nampaknya tidak ada calon Perdana Menteri Malaysia yang mendapat dukungan mayoritas.
Mahathir Mohamad semula diperkirakan mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen, telah kehilangan dukungan setelah UMNO dan PAS mencabut dukungan terhadap Mahathir.
Pakatan Harapan yang terdiri dari PKR, DAP dan Amanah sudah mencalonkan Anwar Ibrahim sebagai calon Perdana Menteri Malaysia.
Sementara UMNO, PAS, Partai Pribumi Malaysia Bersatu telah mencalonkan Datuk Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia.
Perdana Menteri Sementara Mahathir Mohamad telah menyerukan supaya dilakukan pemilihan Perdana Menteri Malaysia di parlemen Malaysia pada 2 Maret 2020.
Akan tetapi, Pakatan Harapan menentang ide pemilihan PM Malaysia di Parlemen Malaysia karena Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah harus diberi kesempatan untuk mencari solusi.
Pagoh MP MUHYIDDIN YASSIN is set to be sworn in tomorrow as the nation's 8th prime minister at 10.30am on March 1, 2020.
Muhyiddin, 73, is a former civil servant before politics. He was once the Johor menteri besar and later a deputy prime minister. pic.twitter.com/TBsn09aQWO
— malaysiakini.com (@malaysiakini) February 29, 2020
It’s official . Palace has confirmed Muhyiddin Yassin as 8th PM . Swearing ceremony tomorrow Sunday 1030 am pic.twitter.com/uAvoe6WMYj
— Melissa Goh (@MelGohCNA) February 29, 2020
Semoga Muhyiddin Yassin Berjaya
Kemelut politik di Malaysia sangat memprihatinkan karena Malaysia sedang menghadapi setidaknya tiga masalah besar.
Pertama, kemerosotan ekonomi sebagai dampak dari rasuah dan salah urus negara dan krisis global endemik virus corona.
Kedua, virus corona yang sudah menjangkiti beberapa warga Malaysia.
Saringan kesihatan melalui ujian pengesanan #COVID19 semasa ketibaan mendapati semua negatif.
Mereka akan terus berada di Akept sehingga 11 Mac 2020.
Kenyataan media akan menyusul.
— KKMalaysia?? (@KKMPutrajaya) February 29, 2020
Ketiga, the political shocks dari pergulatan politik para elit di Malaysia yang mengakibatkan rakyat korban dengan tidak ada pemerintahan di Malaysia.
Dengan dilantiknya YB Tan Sri Muhyiddin Bin Mhd Yassin, Perdana Menteri Malaysia ke-8, kita ucapkan tahniah disertai doa semoga berjaya membangun Malaysia.
Semoga krisis politik di Malaysia, dapat diambil pelajaran bagi bangsa Indonesia dalam berdemokrasi.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Krisis politik di Malaysia berakhir. Raja Yang di-Pertuan Agong telah bertitah Ahad, 1/3/2020 akan Melantik Muhyiddin Yassin Keturunan Jawa-Bugis jadi PM Malaysia yg disokong mayoritas anggota Parlemen dari Partai Pribumi Bersatu, UMNO dan PAS. https://t.co/UjWr7Soc3E
— Musni Umar (@musniumar) February 29, 2020
Tonton juga:

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
