Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa hubungan Muslim yang satu dengan Muslim lainnya ibarat satu badan, jika ada bagian dari satu badan sakit, maka seluruh badan terasa sakit.
Begitulah ajaran Nabi Muhammad SAW dalam hubungan Muslim dengan Muslim lainnya di manapun mereka berada.
Jika ajaran itu diimplementasikan dengan kasus pembantaian kaum Muslim di India, di mana mereka disiksa, dibunuh dan Masjid tempat mereka beribadah dibakar, maka Muslim sedunia termasuk Muslim Indonesia tidak boleh diam karena apa yang mereka rasakan, kita merasa ikut sakit seperti yang dialami Muslim di India.
Muslims in New Delhi prayed in the remains of mosques burned down during clashes over India's citizenship law.
The violence killed up to 40 people, with reports of mobs beating Muslims with sticks and burning schools, shops, mosques and homes. pic.twitter.com/LWXLXQaEfk
— AJ+ (@ajplus) February 28, 2020
Mob attack on Muslim man in India's capital captured in dramatic photograph https://t.co/TqiC8usy28
— Abdul Hamid Ahmad (@AbdulHamidAhmad) February 28, 2020
Sebab Pembantaian
Muslim di India yang minoritas pasti menjadi warga negara yang baik, karena mereka sadar bahwa mayoritas penduduk di India bukan dari kalangan mereka.
Akan tetapi, Muslim India walaupun minoritas mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlakuan yang adil seperti warga negara lainnya.
Maka ketika Partai Bharatiya Janata (Bharatiya Janata Party) mengesahkan amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India, Desember 2019, yang bersifat diskriminatif terhadap Muslim India, sangat wajar jika mereka melakukan protes secara damai.
Akan tetapi harus dikecam dan dikutuk secara keras, protes damai yang dilakukan umat Islam India, dibalas oleh umat Hindu yang mendukung amandemen undang-undang kewarganegaraan dengan kekerasan. Mereka membantai, menyiksa dan membunuh umat Islam serta membakar Masjid mereka. Berdasarkan pemberitaan, mereka membantai umat Islam dan aparat membiarkan sehingga sangat banyak umat Islam yang terbunuh dan mengalami cedera.
Menyerukan Umat Islam Indonesia untuk melakukan aksi protes ke Kedutaan Besar India. https://t.co/3oERBKeFHs
— Republika.co.id (@republikaonline) February 28, 2020
Tak Cuma Bantai Umat Islam, Warga India Bakar dan Jual Masjid https://t.co/qcl0qiZK1z
— VIVAcoid (@VIVAcoid) February 29, 2020
Sy menyayangkan pemerintah diam terhadap pembantaian Muslim dan pembakaran Masjid di India. Sejatinya pemerintah Indonesia menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia yg mayoritas Muslim. Karena pm diam, rakyat jgn disalahkan kalau bergerak. https://t.co/6PPB3AK6NG
— Musni Umar (@musniumar) February 29, 2020
Bantu Muslim India
Muslim yang jumlahnya minoritas di India, harus dibantu oleh Muslim seluruh dunia agar pemerintah India yang dipimpin oleh Ram Nath Kovind wajib melindungi jiwa, harta, kehormatan, agama dan tempat beribadah Muslim di India.
Hal tersebut sesuai Universal Declaration of Human Right pasal 5 yang menegaskan: “Tidak seorangpun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.”
Dalam menghadapi pembantaian umat Islam di India, sebaiknya umat Islam Indonesia melakukan lima hal:
Pertama, menolak dan mengecam keras pembantaian terhadap umat Islam di India.
Kedua, menyampaikan protes keras dari Pemerintah Indonesia atas bangsa Indonesia terhadap pembantaian umat Islam di India.
Ketiga, umat Islam menyampaikan protes keras kepada pemerintah India atas pembantaian umat Islam di India.
Keempat, menyampaikan pernyataan solidaritas dan dukungan moral terhadap umat Islam di India yang mengalami pembantaian.
Kelima, menggalang solidaritas umat Islam sedunia untuk menekan secara diplomatik terhadap pemerintah India supaya amandemen UU Kewarganegaraan India yang diskriminatif bisa direvisi.
Keenam, mendoakan umat Islam di India dengan membaca qunut nazilah supaya mereka sabar, tabah dan kuat dalam menghadapi ujian hidup.
Kasus pembantaian umat Islam India sebaiknya menjadi pelajaran untuk menyadarkan bangsa Indonesia yang mayoritas umat Islam jangan karena kebaikan dan sikap toleransi mereka yang tinggi tidak dijaga perasaan mereka, sehingga ada umat lain sesukanya berucap di media sosial yang bisa dinilai memperlakukan ulama dan umat Islam tidak sepatutnya.
Hindari ucapan yang bisa dimaknai menyerang ulama dan umat Islam begitu pula sebaliknya dengan umat agama lain.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Muslim India dibantai ketika mrk protes amandemen kewarganegaraan yg diskriminatif terhdp Muslim. Indo. yg mayoritas Muslim bisa ambil pelajaran agar kasus tsb tdk terjadi di Indonesia. Kita harus saling menjaga keharmonisan bangsa dgn mewujudkan keadilan https://t.co/e1HTlNzO9r
— Musni Umar (@musniumar) March 1, 2020
Tonton juga:

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
