Umat Islam memiliki kompas sebagai pedoman serta contoh dalam memegang kekuasaan, sehingga tidak akan menindas, membantai apalagi membunuh kaum minoritas jika umat Islam di suatu negara memimpin pemerintahan.
Setidaknya ada 3 (tiga) alasan umat Islam tidak akan menindas, membantai apalagi membunuh umat lain.
Pertama, panduan Alqur’an. Allah melalui Alqur’an memandu umat Islam dalam membangun hubungan bukan Muslim. Konsepnya berdasarkan toleransi, keadilan, kebaikan dan kasih sayang.
Masalah toleransi, Allah menegaskan dalam Alqur’an “lakum diinukum waliyadiin” (bagi kamu agama kamu dan bagi saya agama saya). Selanjutnya Allah menegaskan “laa ikraaha fiddiin” (tidak ada paksaan dalam agama). Artinya Allah melarang mereka yang bukan Muslim dipaksa masuk Islam.
Begitu pula masalah keadilan, Allah memerintahkan untuk berlaku adil kepada semua sebagaimana tercantum dalam Alqur’an “i’diluu huwa aqrabu littaqwaq” (berlaku adillah karena lebih mendekatkan kepada ketaqwaan).
Selanjutnya Allah memerintahkan untuk berlaku adil dan berbuat baik sebagaimana firman Allah dalam Alqur’n “innallaaha ya’muru bil ‘adli wal Ihsan.” Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat baik. Firman Allah: “wa Ahsin kamaa ahsanallahu ilaik (Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat kepada kamu).
Terakhir, Allah memerintahkan untuk saling kasih dan sayang terhadap sesama manusia. Sifat kasih berarti mengasihi sesama, tidak pandang suku, agama, ras dan antar golongan. Wujud kasih tercermin dari peduli terhadap sesama dan mau berbagi.
Adapun sayang, melekat dalam diri individu yang lebih personal, seperti sayang terhadap anak kecil, orang tua sayang kepada anak, atau sebaliknya.
Kasih sayang dikemukakan Allah dalam Alqur’an surah Al Mumtahanah ayat 7 yang artinya: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kedua, contoh teladan Nabi Muhammad SAW. saat memimpin negara Madinah. Nabi Muhammad SAW ketika membangun negara Madinah, beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, membuat konstitusi yang isinya mempersatukan kaum Yahudi yang terdiri Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, Bani Quraidhah.
Selain itu, Nabi Muhammad meletakkan dasar-dasar politik dan tatanan sosial yang meliputi semua kaum Yahudi wajib bela negara, semua sama kedudukan, wajib saling tolong-menolong, saling membantu.
Disamping itu, dalam konstitusi Madinah, warga Madinah diwajibkan saling mengingatkan dan saling melindungi. Dan sangat penting diketahui bahwa semua warga negara Madinah diwajibkan membela negara Madinah, serta semua penduduk dijamin keselamatannya.
Ketiga, kaum Muslim dimanapun berada terutama bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim sudah memahami, menghayati dan mengamalkan tentang konsep toleransi, keadilan, kebaikan dan kasih sayang.
Disamping itu, praktik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW saat menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan di negara Madinah Al Munawwarah.
Nabi Muhammad SAW bukan saja memperlakukan sama dengan warga Madinah yang bukan Muslim, tetapi memberi perlindungan dan keselamatan kepada mereka, menciptakan kesejahteraan bersama dan mengembangkan pendidikan tanpa membedakan yang Muslim dan bukan Muslim.
Akan tetapi Muhammad SAW tetap menjalankan dakwah dengan penuh hikmat kebijaksanaan.
Oleh karena itu, saya membantah keras pernyataan kaum liberal, musyrik, ateis dan kaum kafir, kalau umat Islam berkuasa di Indonesia akan menindas, berlaku diskriminatif, tidak adil, bahkan membantai dan membunuh umat lain yang bukan Muslim karena bertentangan dengan Alqur’an, Hadist Nabi Muhammad dan bukti empiris saat Nabi Muhammad SAW menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan di Madinah, yang kemudian dilanjutkan Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Mrk yg demo di Kedubes India hanya mengekspresikan kyknn agama mrk yg mmrintahkan utk bela saudaranya yg dibantai dan dibunuh di India. Oleh krn itu, mrk bkn ekstrimis. Indo. ngr demokrasi yg jamin setiap warga utk sampaikan protes didepan umum scr damaihttps://t.co/m8GixR5gTB
— Musni Umar (@musniumar) March 9, 2020
Siang ini umat Islam yg dimotori FPI dan lain-lain demo di Kedues India di Jkrt. Dlm rangka ikut menyuarakan aspirasi bgs Indo yg myrts Muslim, sy turunkan kembali tulisan saya berikut inihttps://t.co/e1HTlNzO9r
— Musni Umar (@musniumar) March 6, 2020
When a Hindu kills a Muslim, it’s “communal violence,” but when a Muslim fights back in self defense, it’s “Islamic terrorism.”#DelhiRiots2020
— CJ Werleman (@cjwerleman) February 28, 2020
Umat Islam Harus Bersatu #BelaIslam
Umat Islam menghadapi kelompok yang Islamphobia. Semua yang dilakukan umat Islam untuk menolong saudaranya yang ditindas, dibantai dan dibunuh, dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu dengan mengategorikan umat Islam sebagai radikal, teroris, tidak toleran, ekstrim, dan berbagai isu yang memojokkkan umat Islam.
Sebagai contoh paling aktual, duta besar India di Jakarta dengan berani menyebut mereka yang demo di Kedutaan Besar India sebagai kelompok ekstrim.
Sy kecam keras Dubes India kalau benar dia mengtkn FPI dan PA 212 klmpk Ekstremis. Justeru yg ekstremis org2 Hindu yg bnh dan bkr Masjid Muslim di India. Mrk yg demo di Kedubes tdk ekstremis-tdk pernah bnh dan bkr rumah ibadah Hindu dan agama lain.https://t.co/5jc1OAduGS
— Musni Umar (@musniumar) March 7, 2020
Saya duga mrk yg bakar Masjid, menyiksa, membantai dan membunuh Muslim di India adalah mrk yg diprovokasi utk kepentingan politik tertentu. Karena agama Hindu mengajarkan nilai2 kemanusiaan dan kasih sayang terhdp sesama manusia. https://t.co/VK3L2J2UfQ
— Musni Umar (@musniumar) March 14, 2020
Pada hal para pendemo di Kedubes India hanya menjalankan ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk menolong saudaranya di India yang ditindas, disiksa, dan bahkan di dunia.
Menyampaikan pendapat secara lisan dalam bentuk demo merupakan wujud dari kepedulian, solidaritas dan kasih sayang terhadap sesama Muslim.
Akan tetapi, tidak sedikit yang mencibir dengan menyebut mereka sebagai penjual agama.
#NewsAlert | Indonesian NGO A.C.T funded Delhi riots, the NGO had assisted Hafiz Saeed in terror strikes in Indonesia: Top Intel sources | Input: @manojkumargupta#DelhiViolence pic.twitter.com/uGjMwIIIhK
— News18 (@CNNnews18) March 12, 2020
ACT Tegaskan Bantuan ke India Tak Terlibat Politik https://t.co/savetK8LZe
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 14, 2020
Dalam rangka menghadapi serangan kelompok Islamphobia yang terdiri dari kaum munafik, ateis dan kafir, umat Islam harus bersatu, jangan mau diadu domba dan dipecah belah dengan berbagai isu yang dikemas untuk memojokkan umat Islam.
Dalam sejarah peradaban Islam, sejak Nabi Muhammad SAW memimpin Negara Madinah, yang dilanjutkan khulaurrasyidin yaitu Abu Bakar, Umar bin khattab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, kemudian kekhalifahan Umayyah 661-750 M (89 tahun)’ kekhalifahan Abbasiyah 750-2 mm 1517 (767 tahun) dan kekhalifahan Usmaniyah 1299-1923 (624 tahun), umat Islam yang berkuasa di kala itu, sejarah tidak mencatat adanya pembantaian, penyiksaaan dan pembunuhan kelompok minoritas. Mereka dilindungi agama, harta dan jiwa mereka, mereka diperlakukan sama dengan umat Islam, tidak ada diskriminasi dan ketidakadilan terhadap mereka.
Sekali lagi saya tegaskan agar umat islam Indonesia dan seluruh dunia harus bersatu. Jangan pernah kita biarkan umat Islam ditindas, diperlakukan diskriminatif dan tidak adil, dan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Serangan terhdp umat Islam luar biasa. Umat dituduh radikal, ekstrim, intoleran, teroris dll. Sjk Nabi Muhammad SAW mendirikan ngr Madinah dan memimpinnya sampai kekhalifahan Ottoman di Turki, umat Islam sll hadirkan kesamaan hak, keadilan, toleransi dsb. https://t.co/QPVmsf3SPR
— Musni Umar (@musniumar) March 14, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
