Wabah virus corona yang sedang pandemik di seluruh dunia sangat berbahaya dan mematikan manusia dan ekonomi.
Menurut Presiden Jokowi sudah 189 negara terserang virus corona. Sudah ribuan nyawa melayang akibat terserang virus corona.
Wabah virus corona mulai menyerang Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, Republik Rakyat China (RRC) pada Desember 2019, kemudian menjalar ke seluruh penjuru dunia.
Negara-negara yang terserang wabah virus corona, pada umumnya melakukan lockdown untuk mengunci penyebaran virus corona.
Kawasan atau daerah yang terserang wabah virus corona dikunci. Seluruh warga dilarang keluar rumah termasuk tidak boleh meninggalkan daerah tempat mereka tinggal.
Selain itu, tidak boleh warga negara manapun masuk ke kawasan atau daerah yang sedang mengalami wabah virus corona. Daerah itu mengalami isolasi total.
Warga yang dilarang keluar rumah dari kalangan tidak mampu, disupply makanan dan segala kebutuhan selama masa isolasi.
Perlunya mengisolasi daerah yang dilanda wabah virus corona untuk memutus penyebaran virus dari satu orang ke orang lain.
Terbukti negara-negara yang melakukan lockdown atau isolasi total sangat efektif menyetop penyebaran virus, termasuk mengurangi dampak negatif dari wabah tersebut.
Atas langkah DPR RI yang hendak mendahulukan pengetesan COVID-19 daripada tenaga kesehatan dan kelompok rentan, Koalisi Masyarakat Sipil membuat somasi terbuka untuk DPR RI! pic.twitter.com/pAuWCEdpJU
— KONTRAS (@KontraS) March 24, 2020
Jumlah Korban Meninggal Akibat Corona di Spanyol Lewati China https://t.co/QGRrCxGBRI
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 25, 2020
Mardani Minta DPR Paksa Pemerintah Lakukan Lockdown Parsial Kota Besarhttps://t.co/ccssewNGKV
— GELORA NEWS (@geloraco) March 25, 2020
Dampak Lockdown
Melakukan lockdown memerlukan keputusan politik yang berani. Sebabnya, pertama, pemerintah harus siap menyediakan logistik yang cukup selama masa lockdown (isolasi total).
Kedua, pemerintah harus siap dana yang cukup besar karena selama masa lockdown, mereka yang tidak mampu harus diberi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Ketiga, resiko kemerosotan ekonomi pada tingkat paling nadir jika diberlakukan lockdown.
Keempat, dampak lockdown akan semakin besar pengangguran dan kemiskinan.
Kelima, dampak lockdown bisa terjadi krisis politik dan pemerintah jatuh, jika tidak siap logistik dan dana yang cukup.
Sebaliknya jika tidak lockdown, potensi tingginya kematian warga sangat besar, dan jatuhnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Jadi saat ini Indonesia menghadapi buah simalakama yang memiliki resiko sama besar dan berbahaya jika lockdown atau tidak lockdown.
"Puncaknya lebih tinggi dan lebih cepat dari yang semula kami perkirakan," papar Cuomo kepada wartawan pada Selasa (24/03) waktu setempat. #NewYork #VirusCorona https://t.co/dt5sth2Vyc
— detikcom (@detikcom) March 25, 2020
Pemprov DKI merilis pergerakan pasien positif COVID-19 termasuk lokasi yang pernah didatangi. #kumparanNEWS https://t.co/3Q4ayDiadk
— kumparan (@kumparan) March 25, 2020
IMF: Kunci Pulihkan Ekonomi Dunia adalah Berantas Corona! https://t.co/ELAyAZMXZL
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) March 25, 2020
Kematian dan Kehancuran Ekonomi
Fundamental ekonomi Indonesia yang tidak kuat, sangat memberi pengaruh negatif adanya wabah virus corona.
Sebagai contoh, pada 24 Maret 2020 mata uang rupiah sudah jatuh sekitar 17.000 per 1 dolar Amerika Serikat. Demikian pula saham-saham di Bursa Indonesia jatuh ke titik yang amat rendah.
Nilai mata uang rupiah yang terdepresiasi cukup tajam dan saham gabungan di Bursa Efek Indonesia yang jatuh tersungkur di bawah Rp 4.000 memberi gambaran, besarnya dampak negatif dari wabah virus corona.
Jika tidak hati-hati, maka bahaya yang sangat besar dari wabah virus corona yang bakal menimpah bangsa Indonesia, pertama, kematian massal sebagai akibat meningkatnya serangan wabah virus corona seperti yang di alami Wuhan China, Italia dan Iran.
Kedua, runtuhnya ekonomi Indonesia yang pasti memberi dampak sosial, ekonomi, politik dan pertahanan jika wabah virus corona tidak bisa segera dibasmi.
Semoga usaha para dokter, bantuan paramedis dan para perawat, bantuan moral dan materiil dari masyarakat dalam dan luar negeri serta doa ulama dan para ustaz, semoga kita segera terbebas dari wabah virus corona yang amat berbahaya dan mematikan.
Bagi Anda yang ingin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan untuk tes #viruscorona, berikut panduannya.
Baca juga pengalaman tim redaksi #CNNIndonesia untuk tes virus corona di beberapa RS di Jakarta: https://t.co/aL6b1J9vI5 pic.twitter.com/f53F6qLtLR
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 25, 2020
Pemerintah mempertimbangkan melarang masyarakat mudik Lebaran demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) Covid-19. Bagaimana dampaknya ke ekonomi? #Mudik
via @detikfinance https://t.co/6xQtN3KmER
— detikcom (@detikcom) March 25, 2020
Dear Mr Trump, AS Diprediksi Jadi Episentrum Baru COVID-19 https://t.co/9gkRcoVJlZ
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) March 25, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Jubir Corona infrmskn terus meningkat positif covid 19 dan yg meninggal. Lockdown mandiri gagal hentikan penyebaran Covid 19. Satu2nya cara lockdown spt ngr lain. Sy usul Jkt lockdown. DKI siap. Jgn sampai DKI spt Papua lockdown sendiri krn pusat lelethttps://t.co/dsIgn3vRA2
— Musni Umar (@musniumar) March 26, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
