Covid-19 Segera Dihentikan: Jangan Terjadi Korban Seperti Pemilu 2019
Indonesia sedang mengalami darurat corona akibat serangan covid-19. Setiap hari terus meningkat jumlah yang meninggal dunia dan positif corona.
Berdasarkan pengalaman pemilu 2019, saya sangat khawatir korban wabah covid-19 yang terus bertambah jumlahnya seperti peristiwa pemilu serentak tahun 2019, karena dibiarkan seiring dengan terjadi kematian dan yang sakit cukup besar.
Lebih memprihatinkan, seolah kematian tidak ada masalah. Ini tidak boleh terulang seperti pemilu serentak 2019 karena membiarkan kematian seolah kita membunuh manusia seluruhnya.
Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman, jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia total 894 dan 5.175 petugas mengalami sakit (Kompas.com, 22 Januari 2020).
Menurut Arief, total ada 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit | #Nasional
https://t.co/Y1sGfHW84o— Kompas.com (@kompascom) January 22, 2020
#DataTerbaruCorona
Update Corona 29 Maret: 1.285 Kasus, 114 Meninggal, 64 Sembuhhttps://t.co/JMe1lkQUOX— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 29, 2020
Video Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Bandung akan dilockdown untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) tersebar di media sosial. https://t.co/zZwN4VbOvq
— detikcom (@detikcom) March 29, 2020
Covid-19 Dihentikan
Virus corona atau covid-19 telah menjadi masalah dunia, sehingga masalah tersebut terus dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization).
Bukan saja yang dipantau orang-orang yang terpapar covid-19 dan mereka yang meninggal dunia, tetapi juga pemimpin pemerintahan di suatu negara, bagaimana aksi yang dilakukan dalam mengatasi pandemi covid-19.
Sebaliknya kematian para penyelenggara pemilu yang sangat besar jumlahnya, demikian pula yang sakit, segera dilupakan karena semua elemen pendukung negara kompak dan sangat kuat termasuk partai politik mendukung kekuasaan karena berharap mendapat kue kekuasaan.
Sementara kekuatan oposisi sudah dihancurkan dengan politik akomodasi. Selain itu, kekuatan civil society berhasil diporak-porandakan dan tidak ada dukungan internasional, juga tidak ada krisis ekonomi yang membuat lemah kekuasaan.
"(Perlu) Investasi ke upaya penanganan Corona, karena kematian tak bisa dihidupkan lagi, tapi pertumbuhan ekonomi bisa dipulihkan kalau SDM kita tidak hilang." https://t.co/fYbQzaA5gd
— detikcom (@detikcom) March 29, 2020
Kadin DKI: Perekonomian Jakarta Turun 60 Persen Imbas Covid-19 https://t.co/WlixQ9LIYW
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) March 27, 2020
Suplemen temuan dua peneliti Universitas Airlangga (Unair) bakal diproduksi massal pekan depan. Suplemen itu dipercaya mampu membantu tubuh melawan corona. #CoronaUpdate https://t.co/c0hACM6qZr
— detikcom (@detikcom) March 29, 2020
Covid-19 Segera Diatasi
Covid-19 menimbulkan dua masalah besar. Pertama, kematian massal jika abai mengatasi dengan cepat dan tepat.
Kedua, keruntuhan ekonomi yang bisa menimbulkan pengangguran dan kemiskinan yang sangat besar. Jika salah satu atau kedua masalah tersebut tidak segera diatasi, maka bisa menimbulkan krisis politik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Presiden harus segera mengambil keputusan untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Pertama, segera memberi kewenangan kepada Gubernur, Bupati dan Walikota untuk mengambil keputusan politik di daerah masing-masing untuk mencegah dan menghentikan penyebaran covid-19 dengan menyediakan dana untuk membantu daerah.
Kedua, lebih banyak mendengar saran dan pandangan para pakar kedokteran yang tidak lain adalah para dokter untuk mengatasi masalah covid-19.
Ketiga, harus menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) secara cukup terutama para petugas kesehatan yang berada digarda terdepan dalam memerangi Covid-19.
Keempat, sebaiknya Presiden berada selalu di garda terdepan dalam memandu rakyat Indonesia menghadapi wabah virus corona-19.
Kelima, harus mengutamakan keselamatan nyawa rakyat Indonesia sebagaimana Pembukaan UUD 1945. Jangan sampai kematian para petugas kesehatan dalam memerangi covid-19 dan rakyat Indonesia seperti dialami penyelenggara pemilu 2019.
Keenam, Presiden harus terus mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk bersama-sama mengatasi dan menghentikan penyebaran Covid-19.
Semoga tulisan ini memberi pencerahan dan kesadaran bagi bangsa Indonesia.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Ekonomi bs di recovery, tapi manusia yg sdh wafat tdk dpt di recovery spy bangkit kembali. Covid 19 yg merenggut nyawa tiada henti hrs dihentikan. Buatlah keputusan yg cepat dan berani utk selamatkan nyawa rakyat. Jgn terulang kematian spt pemilu 2019 https://t.co/ChUVsVhYJ4
— Musni Umar (@musniumar) March 29, 2020
Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.