Saya mendapat informasi, di berbagai daerah mulai marak tindak kriminalitas berupa penodongan, pencurian, perampokan dan lain sebagainya.
Sebagai sosiolog saya merespon dengan mengatakan bahwa dampak dari Covid 19 semakin sulit kehidupan rakyat jelata (wong cilik).
Banyak yang bisa bersikap sabar dengan makan sehari dua kali atau bahkan sekali dalam sehari. Akan tetapi, tidak sedikit yang tidak tahan menderita, sehingga melakukan perbuatan yang melanggar hukum dengan menghalalkan segala cara seperti mencuri, menodong, merampok dan sebagainya demi hidup.
Jika Tak Ada Intervensi Tinggi, Kasus Corona RI Tembus 2,5 Juta dalam 77 Hari https://t.co/pc7FSHvBpP
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) April 1, 2020
Anies Baswedan Jamin Stok Pangan Jakarta Aman Hingga 2 Bulan https://t.co/umTgURuhH3
— TEMPO.CO (@tempodotco) March 31, 2020
Pandemi Covid-19, Musni Umar: Mereka yang Paling Menderita Wong Cilik https://t.co/1h9jPM9Yss
— Akuratco (@akuratco) April 1, 2020
Wong Cilik Paling Menderita
Rakyat jelata paling merasakan dampak negatif Covid 19. Mereka bukan tidak mau tinggal dirumah sesuai anjuran pemerintah, tetapi tidak ada yang memberi makan dan uang untuk isteri dan anak-anak mereka.
Mereka sangat dilematis. Keluar rumah untuk mencari rezeki dengan berjualan dan melakukan pekerjaan serabutan, mereka sadari resikonya tertular virus Corona (Covid 19).
Akan tetapi, keluar rumah jika berjualan atau narik ojek misalnya amat sepi saat ini. Kalau berjualan tidak ada yang membeli jualan mereka. Sebab tukang ojek, pekerja bangunan, sopir bajaj, pedagang kecil, buruh kecil dan lain sebagainya yang selama ini menjadi langganan mereka sedang paceklik akibat wabah Virus Corona (Covid 19). Mereka tidak mempunyai daya beli.
Wabah Covid 19, walau baru satu bulan menyerang Indonesia, telah memberi dampak negatif pada semua sektor kehidupan.
Buruh yang bekerja di perusahaan, paling awal dikorbankan jika
perusahaan tempat mereka bekerja mengalami kesulitan.
Saat ini buruh yang bekerja di perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri, sudah banyak yang dirumahkan. Sebabnya hasil produksi perusahaan tempat mereka bekerja tidak bisa menjual produknya karena daya beli masyarakat nyaris tidak ada.
Begitu pula, buruh yang bekerja di perusahaan yang memproduksi barang-barang ekspor, juga sulit menjual hasil produksinya karena negara-negara tujuan ekspor, juga sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah covid 19.
Selain itu, hasil pertanian seperti karet, coklat, sawit dan lain-lain, harganya sedang turun. Maka kesulitan hidup rakyat jelata, tidak hanya yang hidup di kota, tetapi juga di desa.
Para pedagang informal yang mengadu nasib di kota besar banyak pulang kampung. Akan tetapi, dikampung mereka juga tidak pekerjaan dan penghasilan.
Dampak lain bagi penjual makanan dan minuman di berbagai kampus perguruan tinggi, juga mengalami kesulitan karena mahasiswa di paksa kuliah Online, sehingga para pemilik warung dan pelayannya yang selama ini melayani para mahasiswa untuk makan dan minum, terpaksa libur dan menganggur.
Melihat kondisi sosial masyarakat bawah (wong cilik) hari ini dan di masa depan, sangat menyedihkan.
Dampak negatif Covid 19 sgt besar
dan luas. Mrk yg paling mendrt wong cilik. Ekonomi redup yg paling awal dikorbankan buruh. Ditengah ksltn spt saat ini mrk hrs diberi sembako dan uang. Para petinggi negeri ini, gaji mrk sbiknya didonasikan utk sikecil. https://t.co/y2sGSmv3T5— Musni Umar (@musniumar) April 1, 2020
Waduh! Bank Dunia alias World Bank (WB) memproyeksi orang miskin akan bertambah 11 juta orang di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Begini analisanya: #BankDunia
via @detikfinance https://t.co/humtNBFRWm
— detikcom (@detikcom) April 1, 2020
"Kondisi pengusaha sekarang tidak mudah, berat. Kalau ditanya industri apa saja, saya katakan semua industri udah kena dampak semuanya ya," jelas Rosan. #CoronaVirus
via @detikfinance https://t.co/wG53xM5T9Q
— detikcom (@detikcom) April 1, 2020
Cara Mengatasi
Pemerintah pusat dan daerah harus turun tangan untuk mengurangi penderitaan wong cilik. Caranya, mereka yang sangat miskin dan miskin harus diberi bantuan sembako dan uang tunai yang populer dengan sebutan BLT (Bantuan Tunai Langsung) selama berlangsung darurat korona.
Selain itu, menggalakkan kesetiakawanan sosial. Modal sosial di masyarakat seperti Masjid, Gereja, Vihara, Kelompok Pengajian dan sebagainya dapat digerakkan untuk menjadi pusat penggalangan solidaritas sosial, tentunya via whatsapp dan tidak berkumpul ramai-ramai. Untuk menghimpun sembako dan dana untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan akibat Covid 19 termasuk membantu pendidikan anak-anak mereka sebagai harapan masa depan.
#Infografis Pemerintah kembali memperbarui data kasus akibat virus Corona (COVID-19). Hingga hari ini, tercatat pasien positif Corona mencapai hingga 1.677 kasus. Berikut update grafik kenaikan dan data sebarannya! #VirusCorona #CoronaIndonesia pic.twitter.com/ZNlcWGNsr2
— detikcom (@detikcom) April 1, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Covid corona 19 tlh beri dampak negatif kpd semua sektor. Akan ttpi yg plg mendrt w. cilik. Tdk kerja st hari tdk th makan apa isteri dan anak. Ikut permntn pm tinggal di rmh mkn apa? Kerja tdk ada yg bisa dilakukan sepi. Tulisan ini beri 2 solusi. Sila bc https://t.co/qzAX35QA8X
— Musni Umar (@musniumar) April 1, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
