Kita ingin wabah corona virus disease (Covid-19) segera berakhir karena telah memberi dampak negatif yang luas dan berat bagi seluruh bangsa Indonesia.
Setidaknya ada 6 alasan, kita ingin wabah Covid-19 segera berhasi dibasmi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertama, kita belajar dari China, Iran, Italia, dan sekarang Amerika Serikat, begitu mengerikan karena banyak sekali yang meninggal dunia akibat wabah Covid-19.
Kedua, kita membaca beberapa hari lalu laporan hasil penelitian para pakar dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang menemukan besarnya jumlah masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19 seperti DKI telah terpalar Covid-19 sebanyak 32 ribu orang.
Ketiga, data yang dihimpun Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakara tentang jumlah orang yang meninggal dunia di DKI Jakarta yang meningkat drastis dalam bulan Maret 2020.
Keempat, terus meningkatnya jumlah yang positif Covid-19, meninggal dunia dan sembuh yang dilaporkan setiap hari oleh juru bicara pemerintah Achmad Yurianto dalam melawan dan mencegah Covid-19.
Kelima, terjadinya kemerosotan ekonomi yang luar biasa yang berimbas dengan meningkatnya secara drastis jumlah orag yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Keenam, banyaknya dokter dan perawat yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Pada hal untuk mencetak dokter ahli apalagi yang bergelar Profesor, Doktor memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya.
Sangat layak dipercaya hasil riset gabungan tsb karena dilakukan para pakar dari berbagai PT di dlm dan luar negeri. Indikator kebenarannya Maret 2020 meningkat drastis kematian warga DKI. Pasti bukan semua mati karena Corona. https://t.co/XFHVXZCPmU
— Musni Umar (@musniumar) April 11, 2020
PHK dan Pekerja yang Dirumahkan Tembus 2,8 Juta Karena Corona https://t.co/ojBzAGGX2o
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) April 13, 2020
More than 22,000 people in the US have died from Covid-19. At least 557,300 cases of the virus have been reported in the US, with New York alone reporting 190,288, according to Johns Hopkins University's tally. https://t.co/CSQPDWC0ng
— CNN (@CNN) April 13, 2020
Sukseskan PSBB
Untuk segera mengakhiri serangan wabah Covid-19 yang mematikan, maka kuncinya tergantung pada pemerintah dan masyarakat.
Pertama, pemerintah harus tegas dan berani mengeluarkan kebijakan walaupun pahit guna menghentikan dan mencegah penyebaran Covid-19. Misalnya mudik lebaran. Majelis Ulama Indonesia dan beberapa Ormas Islam sudah mengeluarkan himbauan agar tidak mudik, tetapi pemerintah tetap membolehkan mudik. Pada hal bahaya mudik sangat besar karena bisa menyebarkan Covid-19 ke berbagai desa, tempat mudik para pemudik.
Kedua, pemerintah harus satu langkah dan satu tujuan dalam perang melawan Covid-19. Sangat fatal seperti sekarang, Kementerian Kesehatan RI melarang Ojol (ojek online) motor untuk membawa penumpang, sementara Kementerian Perhubungan RI membolehkan dalam kondisi tertentu. Ini melemahkan PSBB dan semangat masyarakat dalam berpartisipasi melawan dan mencegah Covid-19.
Ketiga, disiplin masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI yang sudah memberlakukan Pembafasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus ditaati oleh seluruh warga DKI dengan disiplin. Kalau yang disiplin hanya 60% misalnya, dan 40% tidak disiplin, maka tidak akan menghentikan penyebaran Covid-19.
Slrh bgs Indo. berhrp hsl prediksi peneliti ITB mnjdi knytan. Bgs ini akan semakin menderita jika Covid-19 tdk bisa sgr berakhir. Sy berharap pemerintah lebih tegas dan kompak serta msyrkt disiplin menaati protokol dlm mlwn dan lmencgh Covid-19. https://t.co/vKgJIft7G2
— Musni Umar (@musniumar) April 13, 2020
Sbgai sosiolog sy bangga mnyksilkn tingginya smgt dan prtspsi warga DKI menyksskn PSBB. Sebaliknya prihatin ada pjbt kekuarkan kebijakan saling berlwnan dan ciptakan kebingungan dan runtuhkan semangat warga. Baca tuntas analisis sosiologis saya pagi ini. https://t.co/Sf467kKt1F
— Musni Umar (@musniumar) April 12, 2020
Polemik ini merugikan bgs Indo. dlm memerangi Covid-19. Sebaiknya Presiden Jokowi turun tangan. Menurut sy center point dlm memerangi Covid-19 adlh Kementerian Kesehatan. Semua kementerian, lembaga negara, para Kepala Daerah dsb hrs merujuk ke Kemenkes https://t.co/KQGWnFcm02
— Musni Umar (@musniumar) April 13, 2020
Dampak negatif yang bakal dialami, pertama, upaya melawan dan mencegah penyebaran Covid-19 akan memakan waktu yang lama dan sangat mahal.
Kedua, Indonesia akan mengalami kemerosotan ekonomi yang lama dan amat dalam.
Ketiga, akan terjadi kematian yang sangat banyak, karena penularan akan terjadi sampai di desa-desa di seluruh daerah di Indonesia.
Oleh karena itu, Pembatasan Sosial Bershala Besar (PSBB) yang mulai diberlakukan di Jakarta, dan daerah lain harus di dukung dengan semangat dan partisipasi tinggi. PSBB harus sukses tidak boleh gagal.
Pemerintah dihadapkan pada tantangan yang berat imbas pandemi COVID-19. Bahkan dampaknya lebih parah dibandingkan krisis keuangan global pada 2008. #VirusCorona
via @detikfinance https://t.co/SoXHBWXnyb
— detikcom (@detikcom) April 13, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
https://t.co/tr41s4xxXb
PSBB di DKI tdk boleh gagal hrs sukses. Kalu ggl eknmi Indo. akan terprk sgt dlm dan kmtian akn sgt banyak. Mk Pm hrs kompak 1 lgkh 1 tujuan. Tegas tdk boleh ada mudik ojol tdk blh bw penumpang utk cegah pnlrn Covid-19. Ini analisisnya.— Musni Umar (@musniumar) April 13, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
