Di awal tahun 2020, Indonesia mengalami pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Salah satu tindakan yang dilakukan pemerintah ialah memberlakukan Darurat Nasional Corona.
Walaupun pemerintah Indonesia telah memberlakukan darurat nasional, tetapi tidak memberlakukan Lockdown atau karantina nasional sebagaimana yang banyak dilakukan negara-negara yang terpapar Covid-19.
Alasan yang dikemukakan pemerintah tidak dilakukan Lockdown adalah masalah ekonomi. “Banyak yang bekerja mengandalkan upah harian, supaya ekonomi tetap berjalan” (Liputan6.com, 18 Maret 2020).
Terkait COVID-19, Kenapa Indonesia Belum Lockdown? https://t.co/UR1DTPe9Uk
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) March 18, 2020
Akan tetapi, banyak yang tidak sependapat karena menurut mereka yang paling utama dilakukan pemerintah adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” sesuai Pembukaan UUD 1945.
Kalau merujuk pada Pembukaan UUD 1945, yang harus diutamakan dalam mengatasi Covid-19 adalah menyelamatkan nyawa manusia Indonesia.
Dalam rangka memperkuat argumentasi, sangat banyak yang mengutip pidato Presiden Ghana Nana Akufo Addo ketika mengumumkan lockdown secara parsial di negaranya pada Jum’at (27/3), dia mengatakan, sesuai sumpahnya sebagai Presiden pada 7 Januari 2017, tugasnya adalah untuk melindungi rakyat Ghana.
Kemudian dia mengemukakan “Saya meyakinkan anda bahwa kami tahu apa yang harus dilakukan untuk menghidupkan kembali perekonomian, apa yang kita tidak tahu adalah bagaimana melakukannya untuk menghidupkan kembali orang.” (kumparan, 29 Maret 2020).
Presiden Ghana memutuskan untuk lockdown karena virus corona selama dua minggu ke depan. #kumparanNews https://t.co/3Am9ifLLAc
— kumparan (@kumparan) March 29, 2020
Waduh! Menkeu Sri Mulyani memprediksi akan terjadi penambahan angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang dan 5,2 juta pengangguran baru. Ini jelasnya: #Pengangguran
via @detikfinance https://t.co/mjfE3yyzg8
— detikcom (@detikcom) April 14, 2020
Lonjakan Kematian Covid-19 di Indonesia Tertinggi Hari Ini https://t.co/SThLG8TVAb
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) April 14, 2020
Keselamatan Manusia
Prof Dr Emil Salim mengingatkan pemerintah yang tengah berjuang melawan pandemik virus corona (covid-19) bagaikan sedang berjalan di seutas tali yang dibawahnya terbentang dua bencana besar, krisis ekonomi di sebelah kiri dan wabah corona di sebelah kanan. Kicau Emil Salim
Menangani pandemi Covid-19, Pemerintah memimpin bangsa bagaikan melangkah di seutas tali terbentang di atas 2 bencana besar: krisis ekonomi di sebelah kiri & wabah Corona di sebelah kanan. Karena itu jaga persatuan bangsa melangkah maju dgn selamat.
— Emil Salim (@emilsalim2010) April 11, 2020
Dua bencana besar itu, sama-sama berbahaya. Kalau bisa selamat tidak terperosot ke kiri yang mendatangkan bencana ekonomi, dan juga selamat tidak terperosot ke kanan mendatangkan bencana Corona, itulah diharapkan.
Akan tetapi, tidak mudah melintasi seutas tali di tengah badai Corona. Pemerintah nampak tidak ingin terperosot ke dalam bencana ekonomi, sehingga berbagai kebijakan yang dikeluarkan dapat disimpulkan sangat pro ekonomi, ketimbang mencegah bencana kemanusiaan yang diakibatkan Covid-19.
Menurut saya, kebijakan tersebut tidak tepat. Pertama, secara ideologis, negara didirikan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia. Maka dalam menghadapi Covid-19, yang harus diutamakan penyelamatan manusia.
Kedua, secara teologis, sila pertama dari Panca Sila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Maknanya, dalam mengambil keputusan dan tindakan harus berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersumber dari ajaran Agama. Sementara semua ajaran Agama mengajarkan pentingnya melindungi keselamatan manusia.
Ketiga, secara sosiologis mayoritas masyarakat menghendaki diutamakan penyelamatan manusia sebagaimana dikemukakan Presiden Ghana yang dikutip di atas.
https://t.co/tr41s4xxXb
PSBB di DKI tdk boleh gagal hrs sukses. Kalu ggl eknmi Indo. akan terprk sgt dlm dan kmtian akn sgt banyak. Mk Pm hrs kompak 1 lgkh 1 tujuan. Tegas tdk boleh ada mudik ojol tdk blh bw penumpang utk cegah pnlrn Covid-19. Ini analisisnya.— Musni Umar (@musniumar) April 13, 2020
Oleh karena itu, dalam upaya menyukseskan PSBB, maka penyelamatan manusia harus diutamakan.
Maka, mudik lebaran sebaiknya dilarang karena berpotensi menyebarkan virus corona di kampung halaman tempat pemudik kembali. Begitu pula Ojek Online (Ojol), harus dilarang membawa penumpang sebab berpotensi menyebarkan corona, baik yang dibonceng maupun yang membonceng.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Pnylmtn manusia hrs diutamakan. Ekonomi yg terpuruk bisa dibangun kembali, tapi manusia yg mati akibat Corona tdk bs dihdpkn kembli. Scr ideologis, teologis dan sosiologis dlm menghdpi Corona yg utama diselamatkan manusia bukan ekonomi. Ini analisisnya. https://t.co/47x0blmueJ
— Musni Umar (@musniumar) April 14, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
