Dampak Covid-19, hampir semua sektor kehidupan mengalami kesulitan. Termasuk yang mengalami kesulitan adalah dunia pendidikan tinggi yang dikelola swasta.
Hal ini sangat berbeda dengan krisis tahun 1998, yang mengalami kesulitan hanya sektor keuangan dan pengusaha besar. Sekarang ini hampir semua sektor mengalami kesulitan.
Dampak ekonominya amat dalam dan luas bagi masyarakat terutama rakyat jelata. Mereka sangat menderita dan akan semakin menderita jika covid-19 berlangsung lama.
Corona, 80 Persen PTS di DKI Mulai Kesulitan Bayar Gaji Dosen https://t.co/WlHLHL5Egr
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) April 26, 2020
Dampak Corona, 50 Persen Mahasiswa PTS Tak Bisa Bayar SPP https://t.co/LPcgzhEtw4
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) April 24, 2020
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) mencatat ada 3.164 atau sekitar 80% dari 4.520 perguruan tinggi swasta (PTS) yang paling terdampak pandemi.#MediaLawanCovid19 #JagaJarak #AmanDirumah https://t.co/Xw5cFTiABt
— Validnews Indonesia (@validnewsid) April 29, 2020
PTS Terkena Dampak
Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia yang berjumlah sekitar 4500 yang pada umumnya berskala kecil sangat merasakan dampak dari Covid-19.
Setidaknya ada 5 penyebab PTS amat merasakan dampak Covid-19.
Pertama, dukungan keuangan PTS hanya diperoleh dari uang kuliah mahasiswa (i).
Kedua, mahasiswa (i) PTS berskala kecil mayoritas mahasiswa (i) dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Kelompok ini terdampak luar biasa akibat covid-19.
Ketiga, jumlah mahasiswa (i) PTS berskala kecil tidak mencapai tiga ribuan ke atas. Ketika terjadi wabah Covid-19, daya tahan PTS tidak kuat jika lebih tiga bulan tidak beroperasi.
Keempat, mayoritas orang tua mahasiswa (i) PTS berskala kecil dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Mereka ini terkena dampak covid-19 luar biasa besar.
Kelima, pemerintah lebih mengutamakan PTN ketimbang PTS dalam pembiayaan pendidikan. Walaupun menurut undang-undang tidak membedakan PTN dan PTS.
Banyak hal yang terdampak dari pandemi virus Corona, salah satunya dampak gangguan kecemasan pada mahasiswa. Berikut 7 penyebabnya. #Depresif
via @detikHealth https://t.co/psJP8syrGb
— detikcom (@detikcom) April 17, 2020
Akibat wabah Covid-19 yang membuat ekonomi masyarakat merosot berdampak pada terjadinya penurunan pendaftaran calon mahasiswa ke perguruan tinggi swasta ( PTS). https://t.co/ZrFX1ljz7Q
— Media Indonesia (@mediaindonesia) April 16, 2020
Aptisi Minta Mendikbud Bantu Kampus Swasta https://t.co/q5BY6WquDB pic.twitter.com/fGff08vhQL
— MedcomID (@medcom_id) April 28, 2020
Menyelamatkan PTS
Satu-satunya tumpuan harapan untuk menyelamatkan PTS agar tidak bubar akibat Covid-19 adalah pada pemerintah.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan pemerintah agar PTS berskala kecil bisa diselamatkan.
Menurut saya, pemerintah harus turun gunung melakukan kegiatan untuk menyelamatkan PTS.
Pertama, memberi stimulus pendanaan untuk menangulangi biaya operasional misalnya Rp 2 milyar per PTS.
Kedua, pemerintah memberi kouta beasiswa yang cukup besar kepada PTS berskala kecil misalnya 500 orang.
Dengan melakukan dua hal tersebut di atas, maka pemerintah telah berperan menyelamatkan PTS sebagai aset bangsa dan institusi pembawa kebangkitan dan kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Ribuan PTS bakal bubar akibat Covid-19. Pemerintah hrs turun gunung mnylmtkan PTS berskala kecil yg jmlhnya sktr 4500. Kalau pemerintah memberi stimulus ekonomi kpd swasta, mk sejatinya PTS diberikan hal yg sama demi keadilan. Pendidikan masa depan kita.https://t.co/sMBoDUHrpB
— Musni Umar (@musniumar) May 2, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
