Menjelang kampanye pemilihan Presiden RI 2019, Dedy Abidinsyah Sastrapraja, Dekan Fakultas FISIP Universitas Ibnu Chaldun (UIC) mengajak saya untuk bersilaturrahim dengan Jenderal TNI Purn Djoko Santoso di kediamannya di Bambu Apus, Jakarta Timur.
Semula saya keberatan menghadiri pertemuan tersebut. Pertama, pertemuan itu dilaksanakan pada malam hari dan saya tidak hafal alamat rumahnya.
Kedua, saya tidak ada konsep apa yang mau dibicarakan dalam pertemuan silaturrahim.
Ketiga, saya tidak mengetahui apa interest Jenderal Djoko tentang Indonesia masa depan.
Oleh karena pertemuan silaturrahim sudah dijadwal, maka terpaksa saya hadiri pertemuan silaturrahim tersebut.
Dalam perjalanan menuju kediaman Jenderal Djoko, saya dapat inspirasi untuk berbicara tentang Indonesia di masa depan.
Eks Panglima TNI Djoko Santoso meninggal dunia hari ini. Ia menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan selama beberapa hari. Berikut profilnya: #DjokoSantoso https://t.co/5N3i4mZlLX
— detikcom (@detikcom) May 10, 2020
Bangsa Besar Hadirkan Keadilan
Kami diterima bersilaturrahim dikediamannya sekitar pukul 20.00 wib. Saya pertama mengucapkan terima kasih karena Pak Djoko berkenan menerima kami untuk silaturrahim.
Kedua, silaturrahim ini kami lakukan menjelang pesta demokrasi pemilihan umum serentak 17 April 2019. Pada saat kami silaturrahim, Pak Djoko belum dipilih menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo-Sandi.
Diskusi malam itu sangat menarik karena ada kesamaan pandangan antara Jenderal Djoko dengan saya dan teman-teman.
Pertama, kita ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar, kuat dan dihormati bangsa-bangsa lain di dunia.
Kedua, kelima sila dalam Pancasila harus diamalkan untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, maju dan sejahtera.
Ketiga, kami sepakat Indonesia di masa depan harus menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keempat, Jenderal Djoko menekankan pentingnya ketegasan dalam mewujudkan aturan.
Kelima, kami sepakat kunci kemajuan Indonesia di masa depan terletak pada pemimpin.
Tidak lama setelah pertemuan silaturrahim dengan Jenderal Djoko, beliau dipilih menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo-Sandi.
Itulah kenangan paling indah dengan Jenderal Djoko Santoso.
Takdir menentukan lain, hasil diskusi saya dan teman-teman dengan Jenderal TNI Purn Djoko Santoso belum dapat direalisasikan karena Probowo-Sandi dibuat kalah dalam Pemilu Presiden.
Benarlah ungkapan dalam bahasa Arab “Al insanu bit takhyir wallahu bittaqdir” (manusia berusaha Allah yang menentukan).
Pada hari Ahad, 10 April 2020, Allah telah memanggil hambanya yang bernama Jenderal TNI Purn H. Djoko Santoso, M.Si untuk menghadap kepadaNya rabbul ‘alamiin.
Selamat jalan Jenderal Djoko. Pemikiranmu dan harapanmu semoga dilanjutkan pemimpin selanjutnya. Semoga menjadi amal dan jembatan untuk masuk jannatun na’im.
“Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”
Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadamya kita Kembali.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Sblm Kampanye Pemilu Presiden 2019, Univ. Ibnu Chaldun bertemu Jend. TNI Purn Djoko Santoso. Prof. Yahya, dosen Fak. pertanian tawarkan pengembangan pertanian. Beliau janjikan kalau menang Probowo. Sila baca hasil diskusi dlm tulisan berikut inihttps://t.co/7OBxbpu5WU
— Musni Umar (@musniumar) May 11, 2020
Berikut foto-foto kegiatan

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
