Pergolakan politik di Malaysia pasca PRU 14 (Pilihan Raya Umum) 9 Mei 2018 yang dimenangkan pembangkang (oposisi) telah membawa perubahan besar dalam perpolitikan di negeri jiran.
Sejak Malaysia merdeka dari Inggris 31 Agustus 1957, negeri jiran itu terus dipimpin UMNO (United Malay National Organization/Organisasi Nasional Melayu Bersatu) dengan membentuk Barisan Nasional (BN).
PRU 14 yang bergabung di Barisan Nasional (BN) meraih 79 kursi di Dewan Rakyat
Adapun partai-partai yang bergabung di BN ialah:
– UMNO (United Malay National Organization)
– PAS (Parti Islam se Malaysia)
– MCA (Malaysian Chinese Association)
– MIC (Malaysian Indian Congress)
– Dan puluhan partai-partai kecil yang masuk dalam
Barisan Nasional (BN)
Sedang Pakatan Harapan (PH) pembangkang (Oposisi) meraih kursi di Dewan Rakyat sebanyak 121
Adapun partai-partai yang berkoalisi di Pakatan Harapan meraih kursi di Dewan Rakyat (parlemen) ialah:
– PKR (Parti Keadilan Rakyat) 49
– DAP (Democratic Action Party) 42
– PPBM (Parti Pribumi Bersatu Malaysia) 10
– Amanah (Parti Amanah Nasional) 12
– Warisan Sabah 8
Mukhriz Mahathir resigns as menteri besar for the second time in four years. #FMTNews #MukhrizMahathir #Kedah #MB #Resign https://t.co/LlbRpmhgT4
— Free Malaysia Today (@fmtoday) May 17, 2020
Muhammad Sanusi Md Nor has been sworn in as the 14th Kedah Mentri Besar.
The Jeneri state assemblyman took his oath of office before the Sultan of Kedah in a private room at Wisma Darul Aman, Alor Setar at 3.05pm on Sunday (May 17).
Read more here: https://t.co/GVydv8py3I pic.twitter.com/8qIxnFHiP7
— The Star (@staronline) May 17, 2020
Muhammad Sanusi Md Nor mahu menjadikan Kedah sebagai negeri keselamatan makanan untuk mengurangkan kebergantungan kepada import dan memenuhi keperluan seluruh negara. #FMTNews #MBKedah https://t.co/I5JKApojYj
— Free Malaysia Today (@fmtoday) May 17, 2020
Pengkhianatan
Pakatan Harapan telah memenangi PRU 14 dengan mengantongi kursi di Dewan Rakyat sebanyak 121 dari 222 kursi yang diperebutkan.
Mahathir Mohamad berkuasa 22 bulan harus mundur sebagai PM karena ada pengkhianatan Muhyiddin Yassin, Presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Brrsatu) serta Timbalan Presiden PKR Azmin Ali.
Keduanya membawa rekan-rekan mereka anggota Dewan Rakyat untuk bergabung dengan UMNO dan PAS membentuk Perikatan Nasional (PN).
Keluarnya anggota parlemen dari PPBM (bersatu) dan sebagian anggota parlemen dari PKR, otomatis pemerintahan Mahathir Mohamad dari hasil kemenangan PRU 14 jatuh karena tidak lagi mendapat dukungan mayoritas Dewan Rakyat.
The meeting was also attended by PPBM's Dr Mahathir Mohamad and Warisan's Shafie Apdal #FMTNews #AnwarIbrahim #PH #Pakatan https://t.co/2yoYdncgCC
— Free Malaysia Today (@fmtoday) May 17, 2020
#alorsetar Bekas Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak didakwa menjadi watak utama penyebab Datuk Seri Mukhriz Mahathir hilang jawatan sebagai Menteri Besar Kedah buat kali kedua.https://t.co/PQzVOGYMZP
— Harian Metro (@hmetromy) May 17, 2020
BN, GPS, Bersatu, PAS, and two Sabah parties aye on forming PN https://t.co/syIsGR3T0A pic.twitter.com/kYqahiMR5K
— malaysiakini.com (@malaysiakini) May 17, 2020
Mukhriz Mundur: Tantangan Berat PM
Pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin, yang menurut Pakatan Harapan tidak sah karena dibentuk dari pintu belakang dan bukan hasil Pilihan Raya Umum (PRU) menghadapi tantangan (cabaran).
Pertama, Mahathir Mohamad, anggota Dewan Rakyat sudah menyampaikan mosi tidak percaya kepada PM Malaysia. Surat disampaikan kepada Ketua Dewan Rakyat Malaysia.
Kedua, Anwar Ibrahim, anggota Dewan Rakyat telah kembali berkolaborasi dengan Mahathir Mohamad untuk menggulingkan Muhyiddin Yassin, PM Malaysia.
Ketiga, perpecahan Partai Bersatu yang dipimpin Muhyiddin Yassin. Sebagian ikut bergabung dengan Muhyiddin Yassin, sebagian tetap bersama Mahathir Mohamad, Ketua Parti Bersatu dan Mukhriz Mahathir, Timbalan Presiden Parti Bersatu.
Keempat, rongrongan Parti UMNO, PAS yang memiliki dukungan mayoritas anggota Dewan Rakyat yang menyokong pemerintahan Perikatan Nasional. Perdana Menteri terpaksa harus memberi kompensasi besar kepada UMNO dan PAS seperti Menteri Besar Johor harus diberikan kepada UMNO yang semula dipegang Bersatu.
Begitu pula Mukhriz Mahathir, telah mundur sebagai Menteri Besar Kedah, yang juga Timbalan Presiden Parti Bersatu karena anggota Dewan Undangan Negeri (DPRD) dari Parti Bersatu telah mengikuti arahan Presiden Parti Bersatu untuk menyerahkan Menteri Besar Kedah kepada PAS.
Kelima, tantangan (cabaran) dalam mengatasi Covid-19 dan kemerosotan ekonomi Malaysia yang sangat berat.
Sebanyak 508 kenderaan telah
cuba merentas negeri atas alasan mahu pulang ke kampung pada 15 Mei.Jumlah ini telah meningkat pada 16 Mei iaitu kepada 1,248 kenderaan yang cuba merentas negeri untuk pulang ke kampung.
Mereka telah diarah berpatah balik oleh @PDRMsia.
— KKMalaysia?? (@KKMPutrajaya) May 17, 2020
We are a nation at war with invisible forces. The situation we are now facing is unprecedented in history. And this government may not be the government that you voted for. But I want you to know that this government cares for you.
— Muhyiddin Yassin (@MuhyiddinYassin) March 27, 2020
Many Malaysians feel that Muhyiddin’s administration – supported by its health department – has done a good job in battling Covid-19. https://t.co/OA0Nxx4x2w
— The Star (@staronline) May 17, 2020
Tidak Kukuh
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, tidak kukuh.
Pertama, anggota (ahli) parlemen dari parti Bersatu kecil jumlahnya dan bercerai berai. Sebagian masih dukung Mahathir Mohamad, Ketua parti Bersatu.
Kedua, PM Muhyiddin Yassin sangat lemah posisi tawarnya dalam menghadapi UMNO dan PAS.
Ketiga, UMNO dan PAS mendukung Muhyiddin Yassin menjadi PM ke-8 hanya untuk memanfaatkan dia guna mengambil alih kekuasaan dari Pakatan Harapan.
Keempat, oposisi (pembangkan) yang dimotori Anwar Ibrahim dan Mahathir sangat kuat.
Pertanyaannya? Apakah Muhyiddin Yassin dapat bertahan sebagai PM? Kita tunggu permainan selanjutnya.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Malaysia ikut sistem politik Inggris yaitu sistem parlementer. Sejak merdeka tdk pernah terjadi pertukaran kkuasaan yg mnng pemilu jdi oposisi, yg kalah jadi penguasa. Ini baru pertama kali di Malaysia karena ada pengkhianatan. Dampaknya politik tdk stabilhttps://t.co/u48lrmZgys
— Musni Umar (@musniumar) May 17, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
