Umat Islam telah menjalani Training Center selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan.
Kewajiban selama 11 bulan mendatang adalah mengaplikasikan hasil training center di bulan Ramadhan untuk kemajuan pribadi, keluarga, bangsa dan negara.
Setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa dipetik dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan yang harus diaplikasikan atau diwujudkan pasca bulan Ramadhan.
Di tengah pandemi Corona, banyak orang tak bisa Lebaran bareng keluarga. Lebih dari itu, banyak tenaga kesehatan yang harus merawat dan mengobati pasien Corona. https://t.co/bYTjNalL1N
— detikcom (@detikcom) May 24, 2020
Pertama, disiplin
Pada saat sahur, kita bisa makan, minum dan sebagainya sebebas yang dimaui. Akan tetapi, ketika tiba imsak makan minum, wajib dihentikan. Jika dilakukan, maka batal puasa.
Seterusnya setelah imsak, pagi, siang dan sore, tidak boleh makan, minum, hubungan suami isteri dan sebagainya sampai tiba waktunya “ifthar” buka puasa pada saat Magrib.
Hal tersebut merupakan latihan “disiplin” yang wajib diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari selama 11 bulan mendatang.
Kalau kita bisa disiplin dalam hidup mulai dari disiplin waktu, disiplin kerja, disiplin berlalu lintas, disiplin belajar dan sebagainya, maka sebagainya pribadi, kelompok dan bangsa pasti maju.
Daya tular virus Corona ternyata 20 kali lebih kuat daripada virus SARS berjenis SARS-CoV-1. Untuk itu, masyarakat diminta lebih waspada dan hidup disiplin. https://t.co/j4E9T6sL5h
— detikcom (@detikcom) May 20, 2020
JK: Dosa Besar Bila Tak Disiplin Cegah Covid-19 https://t.co/wnrrB1Ph6S
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) May 20, 2020
Masyarakat harus disiplin dalam berbelanja kebutuhan lebaran serta disiplin dan menerapkan protokol kesehatan. #publisherstory https://t.co/T1KXs0h3Ra
— kumparan (@kumparan) May 21, 2020
Kedua, kuat mental dan fisik
Bulan Ramadhan tak obah training center bagi umat Islam. Selama ini ibadah di bulan Ramadhan yang dikejar baru sebatas pahala. Sejatinya hikmah shaum Ramadhan yang melatih mental dan fisik di transformasikan dalam hidup sehari-hari.
Pada malam hari kita bangun untuk shalat malam, sahur, dan mengaji Alqur’an. Kegiatan semacam itu membentuk dan membina mental dan fisik umat Islam supaya kuat dan tangguh.
Begitu pula pada siang hari tidak makan, tidak minum dan sebagainya, melatih fisik dan mental, sehingga kita menjadi manusia yang kuat dan hebat.
Akan tetapi, kelemahan selama ini, ibadah Ramadhan hanya dimaknai sebagai sarana ibadah belaka untuk meraup pahala sebanyak-banyaknya.
Oleh karena itu, ditengah kesulitan yang dihadapi sebagian besar bangsa Indonesia, hikmah shaum Ramadhan, sudah saatnya ditransformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Ramadhan sebagai training center yang melatih mental dan fisik, momentumnya sangat tepat diaplikasikan ke dalam hidup sehari-hari, sehingga menjadi manusia yang kuat, sabar, tabah dan mampu menghadapi masalah yang dihadapi dan bisa menemukan jalan keluar.
Hal tersebut sangat penting karena dalam hidup ini tidak selamanya seperti hamparan karpet yang mulus dan tidak ada masalah. Dalam realitas, hidup ini bergelombang dan bahkan tidak jarang badai datang menerpa. Maka diperlukan mental dan fisik yang kuat agar tidak tumbang diterpa badai. Inilah pembinaan dan latihan selama Ramadhan.
Dampak Covid-19 yang menerpa bangsa Indonesia, menghadirkan kesulitan hidup dan banyak masalah. Insya Allah hasil pembinaan selama Ramadhan, terbangun manusia yang disiplin, bermental kuat dan fisik yang siap menghadapi badai Corona.
Tak selamanya WFH begitu menyenangkan untuk para pekerja, bahkan bisa menimbulkan gangguan kesehatan dari fisik hingga mental. Apa saja gangguannya? #GanggaunKesehatan
via @detikHealth https://t.co/PokNxBhBdU
— detikcom (@detikcom) May 14, 2020
Salah satu faktor yang ganggu imunitas pasien covid-19 adalah stres mental dan takut https://t.co/8eeRiOuRZG
— Republika.co.id (@republikaonline) April 20, 2020
Pandemi Covid-19 dapat berdampak pada kesehatan mental atau psikologis. Salah satunya merasakan stres. Ada lima hal yang bisa dilakukan untuk mencegah https://t.co/pBkjMEG0ME
— Kompas.com (@kompascom) May 15, 2020
Ketiga, peduli si miskin
Bagi yang berpuasa, pasti merasakan pada siang dan petang hari rasa lapar dan haus.
Shaum (puasa) menyadarkan bahwa orang-orang miskin sepanjang hidup mereka selalu mengalami kesulitan.
Mereka yang berpuasa jika menghayati lapar yang dirasakan, pasti sadar bahwa orang miskin penting dikasihani.
Wujud shaum Ramadhan, sejatinya menghadirkan kepedulian kepada orang-orang miskin dan anak-anak yatim.
Covid-19 yang menyerang bangsa Indonesia, mengakibatkan ekonomi runtuh. Dampaknya banyak yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), pengangguran, kemiskinan dan kesulitan hidup.
Manifestasi dari kepedulian terhadap orang-orang miskin, umat Islam diwajibkan membayar zakat harta, zakat fitrah, infak, sadaqah.
Allah mengingatkan dalam Alqur’an “wafii amwaalim haqqun lissaaili wal mahrum” (Dan pada harta-harta mereka ada hak orang miskin (peminta-minta) dan yang tidak mendapat bagian (Q.S. Az Zariyat, ayat 191).
Semoga hikmah Ramadhan kita bisa amalkan untuk kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Abdullah bin 'Abbas RA berkata:
"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari kelalaian dan kata-kata keji dan untuk memberi makan kepada orang-orang miskin." #OneDayOneHadist pic.twitter.com/NoheEohogs
— detikcom (@detikcom) May 17, 2020
DPRD Sebut Jutaan Warga DKI Berpotensi Miskin Akibat Corona https://t.co/ypjjHPFgrz
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) May 20, 2020
DPRD DKI Jakarta memprediksikan ada jutaan warga DKI Jakarta berpotensi miskin akibat dampak pandemi Corona. Potensi itu juga seiringan dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi melambat tahun ini. https://t.co/32UQhlWJtI
— TEMPO.CO (@tempodotco) May 20, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Puasa Ramadhan bagaikan training center bagi umat Islam. Banyak hikmah yg bisa dijadikan pelajaran utk diamalkan dlm kehidupan sehari-hari seperti disiplin. Sila baca tuntas tulisan saya berikut ini. https://t.co/n6ZcEzxvPB
— Musni Umar (@musniumar) May 25, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
