Sidang Dewan Rakyat (Parlemen) Malaysia yang dilaksanakan pada 18 Mei 2020 dengan agenda tunggal hanya untuk mendengarkan pidato Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.
Dalam Sidang Dewan Rakyat (Parlemen) Malaysia tersebut dipisah tempat duduk antara anggota parlemen penyokong kerajaan Perikatan Nasional (PN) dan pembangkang (oposisi) yang tergabung dalam Pakatan Harapan (PH). Tun Mahathir termasuk yang duduk dibarisan oposisi.
Dalam sidang Dewan Rakyat Malaysia itu tergambar dengan jelas bahwa anggota (ahli) Dewan Rakyat Malaysia yang mendukung (menyokong) pemerintahan Perikatan Nasiomal (PN) sangat minim (simple majority).
Sebagaimana diketahui jumlah keseluruhan ahli (anggota) parlemen Malaysia sebanyak 222 orang. Dalam sidang Dewan Rakyat Malaysia 18 Mei 2020 tersebut jumlah anggota (ahli) parlemen yang duduk dibarisan penyokong pemerintahan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin Tan Sri Muhyiddin Yassin hanya 113 Ahli Parlimen.
Jumlah tersebut sangat tidak memadai karena sistem parlementer yang diamalkan di Malaysia, setiap anggota parlemen bisa keluar dari barisan penyokong pemerintah.
Sebagai contoh, kejatuhan pemerintahan Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Tun Mahathir Mohamad karena sebagian Anggota Parlemen dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang populer Parti Bersatu, dan 10 Anggota Parlemen dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) membelot- bergabung dengan Anggota Parlemen dari UMNO, PAS, BN (Barisan Nasional) yang menjadi oposisi untuk membentuk pemerintahan Perikatan Nasional (PN).
'Kami mahu pecat Muhyiddin ikut cara yang betul' – Dr M#AWANInews#AWANI745https://t.co/bRFdnXlDwF pic.twitter.com/ZfW6fpu7Mk
— ??Astro AWANI?? (@501Awani) May 29, 2020
#pontian BERSATU Bahagian Pontian menyatakan sokongan terhadap Tun Dr Mahathir Mohamad dan kesal terhadap perlucutan jawatan bekas Pengerusi parti dan empat lagi pemimpin tertinggi parti berkenaan. https://t.co/HocAPOSQ1X
— Harian Metro (@hmetromy) May 30, 2020
Umno melucutkan jawatan Muhyiddin Yassin tanpa diberi hak membela diri. #FMTNews #Umno #SyedSaddiq https://t.co/5Kke89ReZT
— Free Malaysia Today (@fmtoday) May 31, 2020
Akar Masalah Kekacauan
Akar masalah terjadinya “kekacauan” dalam politik Malaysia karena Muhyiddin Yassin, Presiden Partai Bersatu bersama Azmin Ali, Wakil (Timbalan) Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) membelot yang disebut di Malaysia “berkhianat” kepada Pakatan Harapan.
Mereka keluar dari Pakatan Harapan kemudian bergabung di Barisan Nasional (BN) yang didalamnya ada UMNO, PAS dan partai-partai kecil yang dalam Pemilu (PRU) ke-14 kalah dari Pakaran Harapan.
Hal itu terjadi karena adanya persaingan di internal dua partai politik yaitu di Partai Bersatu dan Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Isu yang dihembuskan adalah partai Cina yaitu DAP (Democratic Action Party) yang disebut mendominasi pemerintahan Pakatan Harapan yang dipimpin Tun Mahathir.
Mereka menyebut Menteri Keuangan Malaysia yang banyak disorot orang Melayu yaitu Lim Guan Eng.
Akan tetapi mayoritas menteri dipegang kaum pribumi dari partai yang bergabung dalam Pakatan Harapan (PH).
Tiada individu atasi perlembagaan parti – Muhyiddinhttps://t.co/qeJXU0049d#AWANInews #AWANIpagi #HapusCOVID19 pic.twitter.com/2iXLjsRswc
— ??Astro AWANI?? (@501Awani) May 30, 2020
Muhyiddin atur pertemuan di rumah Dr M sebelum Langkah Sheraton – Akhramsyah https://t.co/EtBh1VbRq6 pic.twitter.com/IA6nJjpfWO
— Malaysiakini (BM) (@mkini_bm) May 31, 2020
Saling Pecat
Tun Mahathir dan loyalisnya telah dipecat dari partai yang didirikannya karena duduk dibangku oposisi selama Sidang Dewan Rakyat Malaysia 18 Mei 2020.
Akan tetapi Mahathir Mohamad mengatakan akan mengadakan musyawarah pengurus Majlis Tinggi Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) dan akan memecat Muhyiddin Yassin dan loyalisnya karena berkhianat membawa PPBM keluar dari Pakatan Harapan tanpa melalui musyawarah (mesyuwarat) Majelis Tinggi PPBM.
Tanpa musyawarah dan persetujuan Majlis Tinggi PPBM, partai telah dibawa Muhyiddin Yassin bergabung ke Barisan Nasional (BN) yang kalah dalam pemilu (PRU-14) untuk membentuk pemerintahan Perikatan Nasional.
Third audio recording of Bersatu meeting surfaces, supposedly of Muhyiddin wanting to join forces with Umnohttps://t.co/LIm5BTiQF9 https://t.co/LIm5BTiQF9
— The Star (@staronline) May 30, 2020
#kualalumpur "Sebagai ketua kerajaan dan seorang bapa, saya memahami keresahan rakyat dan keluarga mangsa kemalangan yang mahu kerajaan bertindak tegas menangani perkara ini," kata Tan Sri Muhyiddin Yassin berhubung isu pemandu mabuk.https://t.co/d4XSMo2hUK
— Harian Metro (@hmetromy) May 30, 2020
Pemerintahan PM Muhyiddin Yassin
Minimnya dukungan anggota parlemen Malaysia terhadap pemerintahan PM Muhyiddin Yassin, sangat mudah untuk dijatuhkan.
Apalagi Tun Mahathir telah menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin Yassin dan pemerintahannya yang akan dibahas dalam sidang parlemen Malaysia Juli 2020.
Apalagi Perdana Malaysia Muhyiddin Yassin dan kabinetnya menghadapi tantangan (cabaran) yang amat besar. Pertama, turbulensi politik dengan minimnya sokongan di parlemen.
Kedua, covid-19 yang belum berakhir dan tidak ada yang tahu secara pasti kapan wabah itu habis.
Ketiga, kemerosotan ekonomi Malaysia.
Pertanyaannya, apakah PM bisa bertahan? Ada yang menyebut akan jatuh sebelum sidang Parlemen Malaysia Juli 2020?
Jawaban saya, wallahu a’lam bisshawab (Dan Allah yang lebih tahu).
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Politik Malaysia membara. Muhyiddin melalui sekretaris eksekutif Partai Bersatu telah memecat Mahathir dan para loyalisnya. Sebaliknya Mahathir akan rapat Majlis Tinggi Parti Pribumi Bersatu Malaysia utk pecat Muhyiddin. Sila baca analisis inihttps://t.co/OGBdslseXn
— Musni Umar (@musniumar) May 31, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
