Tidak pernah kita bayangkan Amerika Serikat yang dalam banyak hal dijadikan kiblat oleh banyak negara berkembang, tanpa dibayangkan sebelumnya tiba-tiba terjadi aksi demonstrasi di seluruh Amerika Serikat yang pada mulanya merupakaan aksi solidaritas terhadap George Floyd yang dibunuh oleh seorang polisi kemudian berubah menjadi aksi brutal dengan melakukan pembakaran dan penjarahan.
Aksi tersebut dengan mudah meluas ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat bahkan aksi solidatitas terjadi di beberapa negara uni Eropa seperti London, dan Belgia.
Pertanyaanya, mengapa aksi solidaritas begitu cepat menjalar ke seluruh Amerika Serikat dan meluas sampai di negara lain?
Jawabannya hanya satu, isu rasisme. Rasisme menurut Wikipedia adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu.
Pengertian lain dari rasisme bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.
KJRI Chicago Ungkap Situasi Terkini Demonstrasi George Floyd https://t.co/1jvuntWiPB
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) June 1, 2020
Aksi Solidaritas atas Kematian George Floyd Merambah ke Eropa https://t.co/eViTYm8oxJ
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) May 31, 2020
Pria bernama Rainey A Backues ini mengaku lahir di pulau Jawa dan menjadi warga negara AS setelah dinaturalisasi. https://t.co/miPATWv02P
— Kompas.com (@kompascom) June 1, 2020
Trump Picu Rasisme
Donald Trump dalam kampanye untuk memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat sering menyerang lawan politik dari partai demokrat dengan isu rasis.
Sebagai contoh Donald Trump melontarkan komentar bernada rasis terhadap 4 perempuan anggota kongres AS dari Partai Demokrat, yakni Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Radhida Tlaib dan Ayanna Pressley. Trump dalam pernyataan via Twitter pada Ahad (14/7/2019) menyebut keempat wanita anggota Kongres itu ‘berasal dari negara-negara dengan pemerintahan kacau’ dan menyatakan bahwa mereka harusnya kembali (ke negara asal).
Trump bahkan meningkatkan serangannya terhadap keempat anggota Kongres AS itu, terutama pada dua anggota Kongres yang beragama Islam-Omar dan Tlaib. Pada Senin (15/8/2019), Trump menyebutkan bahwa wanita-wanita itu memiliki ‘kecintaan’ pada ‘musuh’ (AS) seperti Al Qaeda.
“Jika Anda tidak senang, Anda bisa pergi,” ucap Trump dalam acara ‘Made in America Day’ di Gedung Putih. “Jika Anda membenci negara kita, Anda bisa pergi. Beberapa orang mungkin berpikir itu kontroversial, banyak orang menyukainya,” imbuhnya (DetikNews. Kamis, 18 Jul 2019).
"Jika Anda tidak senang berada di AS, jika Anda mengeluh sepanjang waktu, (solusinya) sangat sederhana, Anda bisa pergi." ujar Trump. #Internasional https://t.co/ELDFK7vIaf
— Kompas.com (@kompascom) July 22, 2019
Terjadinya demonstrasi besar di seluruh negara bagian di Amerika Serikat termasuk di Gedung Putih, yang menyebabkan Donald Trump, istrinya dan puteranya harus diamankan di Bungker, tidak semata-mata karena solidaritas atas pembunuhan terhadap George Floyd oleh seorang perwira polisi berkulit putih.
Menurut saya, setidaknya ada tiga persoalan besar di dalam rasisme di Amerika Serikat.
Pertama, perlakuan hukum dirasakan tidak adil terhadap warga negara Afrika – Amerika terutama oleh polisi.
Kedua, dalam bidang ekonomi, warga negara Afrika-Amerika merasa diperlakukan tidak adil.
Ketiga, perlakuan diskriminatif politik dan sosial terhadap mereka, seperti yang dialami keempat wanita anggota Kongres Amerika Serikat. Kalau mereka yang sudah menjadi anggota Kongres Amerika Serikat masih diperlakukan rasis, apatah lagi rakyat jelata.
Bersama para demonstran, olisi di kawasan Queens, New York, juga ikut berlutut dan berdoa. Tonton videonya di sini. https://t.co/wfvd4qImpK
— detikcom (@detikcom) June 1, 2020
Respon Kasus George Floyd, Anonymous Ancam Buka Borok Polisi AS https://t.co/BSjgNN5HZw
— TEMPO.CO (@tempodotco) June 1, 2020
Oleh karena, yang sering berbicara bernada rasis adalah Trump, Presiden Amerika Serikat, maka pasti ditiru oleh mereka yang berkuasa dan mereka yang diuntungkan dari sikap rasis Trump terutama para pendukungnya.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian di Amerika Serikat.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Pembunuhan George Floyd oleh seorang polisi kulit putih telah rnenjadi pemicu terjadinya kerusuhan rasial di negara adidaya itu. Isu rasisme banyak dilontarkan Trump utk meraup dukungan dlm pemilu penduduk kulit putih. Ternyata sangat berbahaya.https://t.co/cGlWJbM0SW
— Musni Umar (@musniumar) June 1, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
