Sejak PDI Perjuangan mengeluarkan rekomendasi yang mencalonkan Gibran, putera sulung Presiden Jokowi menjadi bakal calon Walikota Surakarta, para pakar dan pegiat media sosial sangat ramai yang membincangkannya.
Supaya pembahasan dinasti politik atau politik dinasti jujur, adil dan obyektif, maka disajikan pengertian dinasti politik.
Dinasti politik menurut wikipedia adalah kekuasaan yang secara turun-temurun dilakukan dalam kelompok keluarga yang masih terikat dengan hubungan darah tujuannya untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Dengan dinasti politik pergantian kepemimpinan mirip kerajaan, sebab kekuasaan diwariskan turun-temurun dari pemilik dinasti kepada ahli warisnya agar kekuasaan tetap berada di lingkungan keluarga.
Presiden Jokowi telah menepis anggapan dinasti politik dengan majunya Gibran dan Bobby di Pilkada 2020. Dia menegaskan rakyatlah yang nantinya menentukan nasib Gibran dan Bobby.
“Dinasti itu dinasti gimana? Ini yang menentukan itu rakyat. Semuanya mempunyai hak untuk dipilih dan memilih,” kata
“Jadi sekali lagi nggak ada yang namanya. Ini kan pilihan rakyat. Siapapun kalau nggak dikehendaki rakyat ya nggak akan jadi,” imbuh dia (detiknews, Jumat, 17 Juli 2020).
Majunya Gibran putra Jokowi ke Pilkada Solo 2020 sempat mempengaruhi hubungan Jokowi dengan FX Rudy. Kode dan kritik keras sempat disampaikan Rudy. #FXRudy #PilkadaSolo https://t.co/5FDM3GQ46l
— detikcom (@detikcom) July 17, 2020
Dari pengertian dinasti politik yang dikemukakan, tidak sama persis dengan kasus Gibran yang dicalonkan PDI Perjuangan menjadi bakal calon Walikota Surakarta (Solo).
Pertanyaannya, mengapa publik yang diwakili para pakar dan pegiat media sosial sangat ramai menyorot pencalonan Gibran?
Setidaknya ada 5 alasan, publik menyorot Gibran menjadi bakal calon Walikota Surakarta.
Pertama, PDI Perjuangan tidak mungkin mencalonkan Gibran tanpa tekanan politik karena PDIP memiliki kader yang diusulkan dari akar rumput (grassroot) yang sangat mumpuni.
Kedua, mohon maaf masyarakat Solo pada umumnya masih menganut paham paternalistik yang “ewuh pakewu” dan sangat menghormati patron. Kalau Gibran dicalonkan menjadi Walikota Solo, sulit bagi mereka menolak karena merupakan anak Presiden RI.
Ketiga, Gibran belum memiliki kualitas, kompetensi dan pengalaman politik untuk dicalonkan menjadi Walikota Surakarta.
Keempat, publik menilai bahwa pencalonan Gibran menjadi bakal calon Walikota Surakarta merupakan wujud politik dinasti karena campur tangan kekuasaan.
Kelima, publik menilai bahwa Gibran “dipaksakan” menjadi calon Walikota, pada hal tidak memiliki kapasitas apapun.
Politik Dinasti, 5 Calon Kepala Daerah yang Berasal dari Keluarga Petahanahttps://t.co/v9tQvaAAZr
— DEMOCRAZY News (@democrazymedia) July 19, 2020
Menurut Ujang, Indonesia saat ini memang sedang diwarnai fenomena oligarki dan dinasti politik yang menguat. https://t.co/c0T7rXcFH4
— Kompas.com (@kompascom) July 18, 2020
Gibran Cawalkot sementara Purnomo Ditawari Jabatan, Pigai: Perilaku Jokowi Memalukanhttps://t.co/u0PP2SMrhr
— GELORA NEWS (@geloraco) July 17, 2020
Dinasti Politik Dalam Praktik
Dalam negara demokrasi, dinasti politik banyak diamalkan. Akan tetapi terjadi setelah seorang pemimpin berhenti menjadi penguasa.
Sebagai contoh, Amerika Serikat sebagai negara kampiun demokrasi, banyak melahirkan dinasti politik.
Keluarga Bush, merupakan dinasti politik tersukses sepanjang sejarah Amerika Serikat. Dua keluarga Bush menjadi Presiden Amerika Serikat.
Pertama, George H. W. Bush menjadi Presiden Amerika Serikat ke-41.
Kedua, George W. Bush menjadi Presiden Amerika Serikat ke-43.
Selain itu, keluarga Bush ada yang menjadi Gubernur Texas, yaitu George W. Bush, serta menjadi Gubernur Florida yaitu Jeb Bush, dan seorang Senator Connecticut yaitu Prescott Bush.
Di Indonesia, terdapat banyak dinasti politik. Akan tetapi, yang paling sukses sepanjang sejarah politik Indonesia ialah Ir. Soekarno, Presiden RI pertama. Dinasti politiknya yaitu: Megawati Soekarno Puteri, Presiden RI ke-5 (anak), Taufik Kiemas, Ketua MPR RI (mantu), Guruh Soekarno Puteri, anggota DPR RI (anak), Rachmawati Soekarno Puteri, anggota Wantimpres RI (anak), Puan Maharani, Ketua DPR RI (cucu Bung Karno).
Akan tetapi, kedua keluarga tersebut (Bush dan Soekarno), mereka tidak membangun dinasti politik pada saat keduanya menjadi Presiden, tetapi setelah meninggalkan panggung kekuasaan, keturunan mereka membangun karir politik dengan menggunakan kharisma Bush sebagai mantan Presiden Amerika Serikat, dan Ir. Soekarno, sebagai mantan Presiden RI untuk menjadi penguasa politik di Amerika Serikat dan Indonesia.
Anak muda memang perlu diberi kesempatan dlm politik,ttpi perlu merintis karir politiknya dr bawah. Tanpa proses yg alami, kapasitas&keterampilan memimpin tdk terasah dgn tajam. Fenomena ini sekaligus menunjukkan pentingnya kaderisasi di dlm partai politikhttps://t.co/jyxjyBp8Av
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) July 17, 2020
PKS memilih menjadi oposisi dan bakal merayu rival Gibran, Achmad Purnomo dan partai lainnya untuk melawan putra sulung Presiden Jokowi di Pilkada Solo 2020. #PilkadaSolo #PKS https://t.co/bnM0GOMcWP
— detikcom (@detikcom) July 17, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Keluarga Bush merupakan dinasti politik tersukses di AS. Di Indonesia dinasti politik paling sukses Ir. Soekarno. Kedua pemimpin tsb. setelah Lengser dari kekuasaan, keturunannnya membangun dinasti politik. https://t.co/qtXimgF52q
— Musni Umar (@musniumar) July 19, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
