Selama 25 hari yaitu mulai 13 sampai 27 Juli 2020, parlemen Malaysia bersidang. Pada hari pertama bersidang, pemerintah Malaysia dari Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin Muhyiddin Yassin berhasil mengganti ketua dan wakil ketua parlemen dari Pakatan Harapan (PH).
Dalam pemilihan ketua dan wakil ketua parlemen baru Malaysia, pihak pemerintah berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan jumlah dukungan suara sebanyak 111 suara dari 222 anggota parlemen Malaysia.
https://twitter.com/bermanadotcon/status/1284706376682369025
Tun Dr Mahathir Mohamad said if he cannot kick Muhyiddin Yassin out of Parti Bersatu then he is going to form a new party called Parti Berdua and change the party colour from red (which is good luck for Chinese) to black (which is bad luck for Chinese). pic.twitter.com/Ibs79b3syc
— Raja Petra Bin Raja Kamarudin (@RajaPetra) July 19, 2020
Dukungan Minim (Terbatas)
Pemilihan ketua dan wakil ketua parlemen Malaysia tersebut memberi gambaran bahwa dukungan terhadap pemerintahan Muhyiddin Yassin sangat minim (terbatas).
Pada sidang parlemen pertama Malaysia untuk mendengar pidato raja Malaysia Yang di Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, jumlah kursi bagi penyokong pemerintah (kerajaan) dari anggota parlemen sebanyak 113 kursi, sisanya adalah anggota parlemen dari kalangan oposisi (pembangkang).
Akan tetapi, amat mengherankan jumlah anggota parlemen Malaysia yang menyokong pemerintah dalam mengganti ketua dan wakil ketua parlemen tinggal 111 orang dari 222 anggota parlemen Malaysia.
Minimnya dukungan anggota parlemen Malaysia terhadap penggantian ketua dan wakil ketua parlemen, merupakan indikator bahwa Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sangat lemah, karena sokongan anggota parlemen amat kecil dan terbatas jumlahnya.
Isu pengangguran antara topik dibahas di Dewan Rakyat hari ini https://t.co/JrwNPNt8o1 pic.twitter.com/pSrzxUZ1eh
— Malaysiakini (BM) (@mkini_bm) July 20, 2020
Bersatu pecat Sharuddin https://t.co/vdDxL5fpkQ pic.twitter.com/oxLsPwtbt3
— Malaysiakini (BM) (@mkini_bm) July 19, 2020
Mosi Tidak Percaya
Sebagaimana telah diberitakan media bahwa Mahathir Mohamad, anggota parlemen dari Langkawi telah mengajukan mosi tidak percaya kepada Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia.
Jika tidak salah pada hari terakhir sidang parlemen Malaysia 27 Juli 2020 akan dilakukan undi mosi tidak percaya.
Jika melihat peta kekuatan penyokong pemerintah dan oposisi (pembangkang) di parlemen Malaysia, maka peluang jatuhnya pemerintahan Muhyiddin Yassin terbuka lebar.
Pertanyaannya, apakah pihak pembangkang (oposisi) solid? Inilah masalah besar yang dihadapi pembangkang (oposisi). Mahathir Mohamad masih ingin menjadi Perdana Menteri. Alasannya, masih banyak rakyat yang menghendaki dia menjadi Perdana Menteri.
Sementara, Anwar Ibrahim yang sekarang ini menjadi ketua pembangkang (oposisi) tidak mau karena sudah terbukti janji Mahathir tidak pernah bisa dipegang.
Para penyokong Anwar Ibrahim menghendaki bahwa Anwarlah yang harus menjadi Perdana Menteri.
Akan tetapi, Mahathir mengatakan bahwa popularitas Anwar sudah merosot. Ramai orang yang tidak bersetuju kalau Anwar menjadi Perdana Menteri.
Namun, jika melihat hasil pemilihan umum (Pilihan Raya Umum) ke-14, Partai Keadilan Rakyat (PKR) memperoleh dukungan suara yang cukup besar. Semua partai politik yang bergabung dalam Pakatan Harapan, PKR adalah yang terbesar memperoleh kursi di Dewan Rakyat (Parlemen) Malaysia dalam pilihan raya umum 9 Mei 2018.
Jadi, tidak sepenuhnya benar pernyataan Mahathir bahwa ramai orang Malaysia tidak bersetuju Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri. Kalau ramai rakyat Malaysia tidak bersetuju Anwar menjadi Perdana Menteri, mengapa PKR yang secara defacto dipimpin Anwar memperoleh dukungan suara terbesar dalam pemilihan umum (PRU-14)?
Kalau benar, Mahathir memperoleh dukungan suara yang ramai di Malaysia, Partai Pribumi Bersatu Malaysia atau sering disebut Partai Bersatu, tentu memperoleh suara terbesar dalam Pakatan Harapan pada pemilihan umum (PRU) ke-14 lalu. Akan tetapi hal itu tidak terjadi.
Saksikan perutusan khas Perdana Menteri, Tan Sri @MuhyiddinYassin berhubung perkembangan terkini Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (#PKPP) di saluran 501 dan https://t.co/WyXD522rFg jam 4 petang ini.#DisiplinMalaysia #NormaBaharu #HapusCOVID19 pic.twitter.com/QDdVxdMZwd
— ??Astro AWANI?? (@501Awani) July 20, 2020
PM to make special announcement on Monday (July 20) at 4pmhttps://t.co/387JXCWpl6 https://t.co/387JXCWpl6
— The Star (@staronline) July 20, 2020
Politik Tidak Menentu
Perpecahan di tubuh Partai Bersatu yang dipimpin Mahathir dan Muhyiddin Yassin dan pengkhianatan yang terjadi di PKS telah menyebabkan pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad jatuh.
Akan tetapi pemerintahan baru “Perikatan Nasional” yang dipimpin Muhyiddin Yassin sangat lemah.
Pertanyaan terakhir, apakah Perdana Menteri Muhyiddin Yassin bisa lolos dari mosi tidak percaya yang dilancarkan Mahathir Mohamad yang akan diundi pada sidang terakhir parlemen Malaysia, 27 Juli 2020, wallahu a’lam.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Politik di Malaysia terus bergejolak. Mahathir sudah ajukan mosi tidak percaya kepada Muhyiddin Yassin. Apakah akan berhasil melengserkan Perdana Menteri. Kita tunggu beberapa hari mendatang dlm sidang parlemen https://t.co/t0eo1WmqQg
— Musni Umar (@musniumar) July 21, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
