Pasca Datuk Najib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan denda RM 210 juta setara Rp 718 milyar atas keterlibatannya dalam skandal mega korupsi dana pembangunan 1MDB (1 Malaysia Development Berhad).
Datuk Zahid Hamidi, Presiden UMNO mengemukakan bahwa UMNO keluar dari koalisi Perikatan Nasional (MalaysiaGazette, Kamis, 30 Juli 2020).
Pernyataan itu, amat mengejutkan karena pilar utama yang menyokong pemerintahan Muhyiddin Yassin adalah UMNO. Kalau partai itu keluar dari Perikatan Nasional, maka otomatis PN jatuh karena hilang dukungan mayoritas anggota parlemen.
Saat ini, parlemen Malaysia sedang bersidang yang akan berakhir 27 Agustus 2020. Salah satu agenda yang akan dibahas dalam sidang parlemen Malaysia ialah mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin Yassin, yang diajukan Mahathir Mohamad, anggota parlemen dari Langkawi.
Mereka yg memegang kekuasaan suka lupa dan terlena nikmatnya kekuasaan. Itulah yg dialami Datuk Najib Tun Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia. Dia terseret kasus rasuah 1MDB yang menurut penyelidik AS mencapai US$4,5 milyar atau Rp 63 triliun. https://t.co/w1GxJQo0UI
— Musni Umar (@musniumar) July 29, 2020
UMNO membuat keputusan untuk tidak menyertai Perikatan Nasional, sebaliknya akan memperkasakan Muafakat Nasional (MN) bersama-sama dengan PAS dan komponen Barisan Nasional (BN). – DS Ahmad Zahid Hamidi#malaysiagazette pic.twitter.com/0lJcUvOxIb
— Malaysia Gazette (@MalaysiaGazette) July 30, 2020
PAS tiada masalah dengan BERSATU yang dipimpin Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin#BHpolitikhttps://t.co/p8K8DKUNlv
— Berita Harian (@bharianmy) July 31, 2020
PN Jatuh
Jika pernyataan Presiden UMNO itu benar bahwa UMNO keluar dari pemerintahan Perikatan Nasional (PN) sebagaimana diberitakan media, maka pemerintahan Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin Yassin akan jatuh karena tidak lagi mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen Malaysia yang berjumlah 222 orang.
Konsekuensinya, pertama, terjadi krisis politik karena pemerintahan Perikatan Nasional akan jatuh dan menjadi pemerintahan paling singkat di Malaysia, yang saya sebut pemerintahan seumur jagung-amat singkat.
Kedua, solusinya pemilihan umum (Pilihan Raya Umum) ke-15 dipercepat pelaksanaannya, agar krisis dapat diakhiri.
Ketiga, Pakatan Harapan membentuk pemerintahan baru sehingga pemilihan umum (PRU) ke-15 dilaksanakan sesuai jadwal yaitu 5 tahun sekali. Kalau Pakatan Harapan tidak mampu membentuk pemerintahan baru, karena tidak mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen, maka tidak ada cara lain kecuali pemilihan umum dipercepat pelaksanaannya.
Muhyiddin Yassin says Aidiladha this time around serves as a reminder for patience and solace while navigating life’s hardships. #FMTNews #Covid19 https://t.co/DybiLHjfqr
— Free Malaysia Today (@fmtoday) July 30, 2020
Muhyiddin bukan pengkhianat, tetapi penyelamathttps://t.co/LqEiImUqmX#AWANInews #AWANI745 pic.twitter.com/UMMli90uhU
— ??Astro AWANI?? (@501Awani) July 31, 2020
We are a nation at war with invisible forces. The situation we are now facing is unprecedented in history. And this government may not be the government that you voted for. But I want you to know that this government cares for you.
— Muhyiddin Yassin (@MuhyiddinYassin) March 27, 2020
Krisis Politik dan Covid-19
Walaupun pemerintahan Perikatan Nasional (PN) sudah berjalan, tetapi minimnya dukungan dari anggota parlemen Malaysia, menyebabkan pemerintahan Perikatan Nasional sangat lemah.
Dampaknya, selalu dibayangi krisis politik, sehingga sulit mengatasi persoalan ekonomi akibat covid-19 sebab tidak ada stabilitas politik.
Selain itu, covid-19 belum ada tanda-tanda dapat diatasi secara tuntas sebab belum ditemukan obat Covid-19 yang bisa menyembuhkan wabah tersebut.
Kita mendoakan semoga krisis politik segera dapat diatasi, sehingga persoalan ekonomi akibat covid-19 dapat diselesaikan.
Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi Malaysia, semua kekuatan bangsa harus bersatu. Hanya dengan bersatu, berbagai persoalan yang dihadapi Malaysia dapat diselesaikan dengan baik.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Saya sedih krisis politik berlanjut di Malaysia. Krisis ini menghambat kemajuan Malaysia dalam segala bidang. Pada hal kemajuan negara Jiran ini amat diperlukan karena banyak rakyat Indonesia mencari rezeki di negara itu. Semoga tulisan ini bermanfaat.https://t.co/Ir4hxMvLKw
— Musni Umar (@musniumar) August 2, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
