Dalam rangka menyambut kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, saya kembali menurunkan tulisan yang diberi judul “75 Indonesia Merdeka: Analisis Sosial Kesehatan Masyarakat.”
Saya seorang sosiolog-bukan pakar kesehatan masyarakat, sehingga pembahasan saya tidak akan sehebat seperti pakar kesehatan masyarakat.
Puluhan Pegawai BPJS Kesehatan Positif Corona https://t.co/rglZk07CVM
— VIVAcoid (@VIVAcoid) July 29, 2020
Klaim perawatan pasien Covid-19 yang diajukan ke BPJS Kesehatan capai 56.919 klaim https://t.co/lCskKKoHTB #VirusCorona
— KONTAN NEWS (@KontanNews) August 3, 2020
Fenomena Kesmas
Saya menyaksikan dengan mata kepala, setidaknya tiga rumah sakit di Jakarta, banyak sekali masyarakat yang setiap antri untuk berobat di rumah sakit.
Pertama, Rumah Sakit Umum Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan, RSUP milik pemerintah.
Kedua, Rumah Sakit Setia Mitra, Jalan Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, RSUmilik Swasta.
Ketiga, Rumah Sakit Umum Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, RSUP milik pemerintah.
Ketiga rumah sakit tersebut setiap pagi berjubel masyarakat antri untuk berobat. Berbagai macam penyakit yang diidap masyarakat, sehingga rela antri berjam-jam lamanya untuk berobat.
Pertanyaannya, apa yang menyebabkan sangat banyak masyarakat yang sakit dan setiap hari antri mereka antri untuk berobat di rumah sakit.
Menurut saya, ada tiga faktor yang menyebabkan amat banyak masyarakat yang sakit.
Pertama, tingkat kehidupan mayoritas masyarakat masih rendah. Belum bisa memenuhi konsep 4 sehat 5 sempurna, yaitu makanan dibagi atas empat sumber nutrisi penting, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu.
Kedua, kebiasaan memelihara kesehatan seperti makan teratur dengan gizi yang cukup dan secara teratur berolah raga belum menjadi budaya.
Ketiga, tempat tinggal yang nyaman dan sehat masih banyak masyarakat belum memiliki. Masih banyak masyarakat yang tinggal dikawasan padat, kumuh dan tidak sehat terutama dikota-kota besar.
Jawa Barat akan memberlakukan sanksi denda administratif untuk warga yang tak mematuhi protokol kesehatan akan diterapkan pekan ini. Sebagai informasi ini jenis pelanggaran dan sanksi denda yang dikenakan: #JawaBarat https://t.co/5YHvZ2Phox
— detikcom (@detikcom) August 3, 2020
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengumumkan 679 pasien positif corona sembuh. Ini jadi rekor penambahan kasus sembuh harian terbanyak. #kumparanNews https://t.co/crY9u1DiLq
— kumparan (@kumparan) August 1, 2020
Apa yang Harus Dilakukan
Kesehatan masyarakat sangat terkait dengan tiga hal. Pertama, Pendidikan kesehatan di rumah tangga yang diajarkan seorang ibu sejak kecil. Hidup sehat banyak ditentukan pendidikan di rumah sejak kecil. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan bagi ibu rumah tangga sangat penting dan amat diperlukan.
Kedua, pendidikan sangat menentukan seseorang untuk memelihara kesehatannya. Semakin tinggi pendidikan semakin peduli terhadap kesehatannya. Semakin rendah pendidikan, semakin tidak peduli kesehatannya.
Ketiga, kehidupan sosial ekonomi. Semakin baik kehidupan sosial ekonomi mayarakat, semakin peduli dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Oleh karena itu, pendidikan sepanjang masa (life long education) sangat menentukan dalam membentuk masyarakat untuk hidup sehat.
Selain itu, kehidupan sosial ekonomi berperan penting dalam membangun kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
Sehubungan itu, sangat penting peranan pemerintah pusat dan daerah dalam mengkampanyekan hidup sehat, meningkatkan pendidikan formal dan informal bagi masyarakat, menyediakan tempat tinggal masyarakat yang layak dan terjangkau serta membangun ekonomi masyarakat.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Setiap hari masyarakat berjubel antri utk berobat di rumah sakit. Pada hal diberbagai kelurahan dan kecamatan ada Puskesmas. Pertanyaannya, mengapa banyak sekali org sakit? Tulisan ini mengupas tuntas masalah yg dihadapi masyarakat.https://t.co/MF2UupEh87
— Musni Umar (@musniumar) August 3, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
