Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2020, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin RI saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang (Kompas.com, 16 Juli 2020)
Penduduk miskin tersebut akan terus meningkat jumlahnya seiring banyaknya perusahaan yang menghentikan kegiatan operasionalnya akibat covid-19 yang terus menyerang rakyat Indonesia, yang dampak negatifnya luar biasa karena tidak ada sektor kegiatan masyarakat di seluruh strata sosial yang bebas dari dampak covid-19 termasuk dalam bidang ekonomi.
Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat pada bulan Maret 2020, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019. / #Money https://t.co/SwtaDNuYB8
— Kompas.com (@kompascom) July 16, 2020
Penduduk Miskin RI Membengkak Jadi 26,42 Juta karena Corona https://t.co/UKsxIYJbw6
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) July 15, 2020
Badan Pusat Statistik mencatat ada penambahan jumlah penduduk miskin di Jawa Barat sekitar 544,3 ribu jiwa sejak akhir tahun 2019 hinggga awal pandemi Corona. #Kemiskinan #Jabar https://t.co/wF7IHgeuIc
— detikcom (@detikcom) July 16, 2020
Garis Kemiskinan
Pada Maret 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis standar garis kemiskinan masyarakat Indonesia adalah Rp 425.250 per kapita per bulan (Kompas.com, 11 November 2019).
Garis kemiskinan yang ditetapkan BPS itu saya selalu protes karena tidak masuk akal. Jika garis kemiskinan Rp 425.250 perkapita per bulan dibagi 30 hari, maka garis kemiskinan sebesar Rp.14.175 perkapita per hari.
Pada hal makna garis kemiskinan, kalau berpenghasilan per bulan dari Rp 425.250 ke atas sudah dikategorikan tidak miskin, atau Rp14.175 perhari.
Sebaliknya kalau berpenghasilan dibawah Rp 425.25 perkapita per bulan atau Rp14.175 perkapita per hari, maka dikategorikan tidak miskin.
Sebagai perbandingan, garis kemiskinan (poverty line) yang ditetapkan Bank Dunia (World Bank) dan menjadi standar dunia bahwa garis kemiskinan sebesar US$ 2 (2 Dolar Amerika Serikat). Kalau berpenghasilan 2 dolar Amerika Serikat perhari ke atas, dikategorikan tidak miskin. Sebaliknya, kalau berpenghasilan 2 dolar Amerika Serikat ke bawah, maka dikategorikan miskin.
Dengan berpenghasilan 2 dolar Amerika Serikat perhari atau setara Rp29.000 (kurs US$1=14.500), masih sulit hidup sekarang ini. Apalagi garis kemiskinan yang ditetapkan BPS dibawah 1 dolar Amerika Serikat (Rp 14.175).
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia bakal tertekan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Ada tiga resep yang disarankan Bank Dunia untuk memulihkan perekonomian RI. Ini rinciannya. #Infografikhttps://t.co/RERSF11sRn
— Katadata.co.id (@KATADATAcoid) July 31, 2020
Bank Dunia dan IMF menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi global berada posisi minus https://t.co/9yubzwsqb5
— Republika.co.id (@republikaonline) July 28, 2020
Kemenkeu catat jumlah pengangguran baru 1,76 juta hingga Mei 2020 akibat Covid-19 https://t.co/eg0W6Ts6v1 #Tingkatpengangguran
— KONTAN NEWS (@KontanNews) July 29, 2020
Masih Besar Jumlahnya
Kalau merujuk kepada garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia 2 dolar Amerika Serikat per hari, maka jumlah orang miskin di Indonesia akan berlipat ganda jumlahnya.
Apalagi kalau berpijak pada realitas biaya hidup di Jakarta sebagai contoh, untuk satu bulan sekitar Rp 1.5 juta untuk biaya tinggal + Rp 2.5 juta untuk biaya makan + Rp 300 ribu untuk biaya transportasi + Rp 500 ribu untuk biaya + Rp 700 ribu, maka jumlah pengeluaran rutin untuk biaya hidup per bulan sekitar Rp5.5 juta.
Jika berpijak pada realitas hidup yang layak di Jakarta sebagaimana dikemukakan di atas, maka setelah 75 tahun Indonesia merdeka, jumlah rakyat Indonesia yang hidup miskin masih sangat besar jumlahnya.
Apalagi dengan adanya wabah covid-19 yang menghantam rakyat Indonesia dan belum ada tanda-tanda akan berakhir, maka jumlah orang miskin semakin bertambah besar karena banyak perusahaan yang ditutup, kegiatannya sangat berkurang, sehingga memberhentikan karyawannya.
Dampak negatif dari covid-19, semakin bertambah banyak yang miskin dan sulit hidupnya.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Dampak covid-19 kemiskinan luar biasa. BPS sebut jumlah penddk miskin 26,42 juta jiwa. Pd hal garis kemiskinan sangat rendah Rp 425.250 per kpl perbln atau perhari Rp14.175. Sy tanya mhs apa bisa hidup dgn Rp 425.250/bln tidak. Sewa rumah sj Rp1juta/bln https://t.co/UIeoqkBpG3
— Musni Umar (@musniumar) August 4, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
