Saya memulai tulisan ini dengan mengutip pidato Barack Obama, Presiden Amerika Serikat ke-44 ketika berpidato di St. Paul, Minnesota, 3 Juni 2008, dia mengatakan:
Because if we are willing to work for it, and fight for it, and believe in it, then I am absolutely certain that generations from now, we will be able to look back and tell our children that this was the moment when we began to provide care for the sick and good jobs to the jobless; this was the moment when the rise of the oceans began to slow and our planet began to heal; this was the moment when we ended a war and secured our nation and restored our image as the last, best hope on earth.
Pidato Barack Obama itu menggetarkan karena dia mengemukakan “Jika kita mau bekerja, berjuang dan percaya hal itu, pasti beberapa generasi mendatang dari sekarang kita akan dapat melihat kembali dan mengatakan kepada anak-anak kita. Ini waktu yang baik kita merawat yang sakit dan menyediakan pekerjaan yang baik bagi pengangguran.”
Pidato Obama itu saya kutip karena bangsa Indonesia menghadapi situasi yang amat memprihatinkan saat ini. Pengangguran begitu besar dampak dari Covid-19.
Tulisan Tangan Obama di Buku Tamu SDN 01 Menteng: Dream Big Dreams! https://t.co/DIPPYNUfnD pic.twitter.com/crcof4WgYo
— detikcom (@detikcom) July 3, 2017
Jumlah Pengangguran di RI Meningkat, Apa Langkah Jokowi? #TauCepatTanpaBatas #Keuangan #Ekonomi #Ekonomi #EkonomiIndonesia . https://t.co/x1CnrMHaQw
— Okezone (@okezonenews) August 4, 2020
Bahaya Deflasi, Gelombang Tinggi Pengangguran Mengintai https://t.co/Kq5XyaeGEU
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) August 4, 2020
UMKM Hancur Harus Diatasi
Saya setiap hari melintasi jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Saya memperhatikan salah satu jenis usaha ialah Travel Biro, Perjalanan Haji Umrah. Kantor mereka tutup, dan ada yang memasang pengumuman kantor itu dijual.
Begitu pula hotel dan berbagai jenis usaha di kawasan Fatmawati dan Blok M nampak sepi, tidak seperti sebelum covid-19.
LIPI, Kemnaker, dan Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset pada 2.160 responden selama 24 April-5 Mei 2020.
Hasilnya 40% pelaku usaha mandiri mengalami kemacetan usaha atau berhenti total. Sekitar 52% turun pendapatannya dan 35% nol pendapatan.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2019 mencatat ada 26 juta pekerja berusaha mandiri, maka 10 juta orang kelompok ini akan menganggur.
Survei juga mencatat sekitar 55% pekerja bebas mengaku tak memiliki pekerjaan. Data Sakernas 2019 menunjukkan ada 26,5 juta pekerja bebas, maka 15 juta orang kelompok ini akan menganggur (Sumber hasil kolaborasi antara LIPI, Kemnaker dan Lembaga Demografi FEB UI (feb.ui.co.id)
Selain itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mencatat, hingga Mei 2020, 6 juta pekerja sudah di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Gojek PHK 430 Pegawai https://t.co/nPLhJNcPtA
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) July 14, 2020
Beberapa negara seperti Singapura dan Jerman sudah menyatakan jatuh dalam resesi ekonomi. Selain negara-negara tersebut, negara mana lagi yang berpotensi terperosok dalam jurang resesi? https://t.co/RLMR70fFt5 #CNNIndonesia pic.twitter.com/cymBeVB3hZ
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) August 4, 2020
Ekonomi RI Diramal Minus, Investor Lepas Obligasi Pemerintah https://t.co/R5IaXCGiGe
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) August 4, 2020
Pengangguran yang merajalela akibat covid-19 merupakan kado negatif 75 tahun Indonesia merdeka.
Presiden Jokowi dan seluruh jajarannya saatnya bekerja keras mengatasi kehancuran ekonomi. Sebagaimana kata Presiden Obama, hasil kerja keras dan perjuangan mengatasi pengangguran akan disaksikan generasi mendatang dan anak-anak kita..

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
