Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan beberapa waktu lalu telah mengumumkan penemuan gas alam terbesar sepanjang sejarah.
Penemuan gas alam terbesar dalam sejarah itu, menimbulkan konflik antara Turki dan Yunani karena kedua negara itu masing-masing melakukan klaim atas ladang gas lepas pantai utama di Mediterania Timur.
Selain itu, Siprus ikut bersaing untuk mendapatkan akses ke cadangan energi besar yang telah ditemukan Turki di wilayah itu.
Dua pekan lalu, kapal fregat Yunani dan Turki bertumburan. Kapal fregat Turki mengawal kapal survei minyak dan gas Oruc Reis Turki. https://t.co/Ftip4XFRuG
— Kompas.com (@kompascom) August 29, 2020
https://twitter.com/republikaonline/status/1300723203292053506
Perang Melawan Yunani
Presiden Erdogan dalam pidatonya pada peringatan Hari Kemerdekaan Turki, Ahad (30/8), mengingatkan kembali tentang sejarah pertempuran Perang Kemerdekaan Turki tahun 1922 dalam melawan Yunani. Saat ini, menurut Erdogan muncul kembali ancaman konflik baru dengan negara itu yang membayangi di Mediterania timur.
Sebagaimana diketahui, Turki dan Yunani pernah terjadi perang. Perang Yunani-Turki (1919-1922) terjadi setelah perang dunia 1 yang dimenangkan oleh Blok Entente.
Perang dunia 1 merupakan sebuah perang global yang terpusat di Eropa yang dimulai tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918.
Dampak Perang Dunia 1, membawa kehancuran Daulah Ustmaniyah, karena yang memenangkan Perang Dunia 1 adalah Blok Entente, yaitu Inggris, Prancis, Serbia, dan kekaisaran Rusia. Belakangan bergabung Italia, Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat.
Sedang yang kalah dalam perang dunia 1 adalah Blok Sentral, yaitu Jerman dan Austria-Hungaria, yang belakangan bergabung Turki Ottoman dan Bulgaria.
Dampak kekalahan Blok Sentral, membawa kehancuran Daulah Ustmaniyah, karena didalam negeri Turki timbul gerakan kemerdekaan yang dipimpin Mustafa Kemal Attaturk melawan Daulah Ustmaniyah serta perang melawan Yunani yang disebut Perang Asia Kecil, yaitu konflik militer yang terjadi selama terbaginya Kesultanan Utsmaniyah setelah Perang Dunia I. Perang ini terjadi antara Yunani dan Gerakan Nasional Turki yang kemudian mendirikan Republik Turki.
https://twitter.com/geloraco/status/1300641639405293569
https://twitter.com/VIVAcoid/status/1300588313678508032
Perjuangan Turki
Presiden Turki, Tayyip Recep Erdogan saat berpidato memperingati Hari Kemerdekaan Turki menegaskan
“Perjuangan Turki untuk kemerdekaan dan masa depan, tidak pernah berhenti, bahkan berlanjut hingga hari ini,” kata Erdogan, sebagaimana dikutip dari TRT.
“Ini sama sekali bukan kebetulan bahwa mereka yang berusaha mengeluarkan kita dari Mediterania timur adalah penjajah yang sama dengan mereka yang mencoba menyerang tanah air kita seabad lalu,” tegasnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Turki dan Yunani terlibat dalam serangkaian latihan militer di laut antara Siprus dan pulau Kreta Yunani.
Presiden Erdogan juga mengemukakan bahwa “Turki, di Mediterania timur khususnya, tidak akan tunduk pada bahasa ancaman, intimidasi dan pemerasan, akan terus mempertahankan hak-haknya yang timbul dari hukum internasional dan perjanjian bilateral.”
Selain Presiden Erdogan mengecam Yunani, juga mengecam para pemimpin Prancis yang ikut campur dalam masalah ini. Menurut Erdogan, Prancis dan Yunani tidak kompeten. Mereka menantang eksplorasi energi Turki di Mediterania Timur.
Presiden Erdogan bertanya:
“Apakah rakyat Yunani menerima apa yang bisa terjadi pada mereka karena pemimpin mereka serakah dan tidak kompeten? Apakah rakyat Prancis tahu harga yang akan mereka bayar karena pemimpin mereka serakah dan tidak kompeten?”
Presiden Erdogan juga menantang Yunani dan Prancis secara khusus, dan berkata: bahwa negaranya dalam posisi siap untuk berperang. “Ketika tiba saatnya untuk berperang, kami tidak akan ragu untuk berkorban.”
https://twitter.com/republikaonline/status/1300365522266062848
https://twitter.com/detikcom/status/1300327549361360897
Penyelesaian Secara Damai
Saya berpendapat, perang harus dihindari karena kalau perang “yang menang jadi arang yang kalah jadi abu.”
Perebutan sumber daya alam di Mediterania Timur sebaiknya diselesaikan secara damai di meja perundingan dengan mediator misalnya NATO, yang diharapkan menghasilkan “Win-Win Solution.”
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Turki dan Yunani diambang perang. Pasalnya, temuan Turki gas alam terbesar di laut lepas Mediterania Timur, diaku Yunani miliknya. https://t.co/vQFVB9fgP6
— Musni Umar (@musniumar) September 1, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
