Sebagai sosiolog saya sedih diberlakukannya kembali Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) karena dampak ekonominya sangat besar bagi masyarakat.
Akan tetapi, saya setuju dan dukung pemberlakuan kembali PSBB oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena tidak ada jalan lain selain memberlakukan PSBB yang dikenal diluar negeri dengan istilah “Lockdown.”
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ketika PSBB kembali diberlakukan, maka transportasi umum akan dibatasi dan ganjil genap ditiadakan. https://t.co/8PkoIsCC5R
— kumparan (@kumparan) September 10, 2020
Aduh Keluar Masuk Jakarta Susah Lagi, Begini Langkahnya Tegasnya https://t.co/PJuZzvqGQ9
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) September 10, 2020
Anies Haruskan Semua Kantor WFH Mulai 14 September https://t.co/kZIGqlOIHf
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) September 9, 2020
PSBB Jakarta – Mengapa Saya Dukung
Sejak awal diberlakukannya PSBB saya ikut kampanye di media sosial untuk mendukung PSBB dalam rangka mencegah dan melawan Corona.
Setidaknya ada 5 alasan saya mendukung pemberlakukan kembali PSBB di DKI Jakarta.
Pertama, sudah terbukti pemberlakuan PSBB yang lalu, mampu menekan dan mencegah penyebaran Corona pada titik terendah. Akan tetapi dengan pelonggaran PSBB menjadi PSBB transisi, Corona meningkat kembali yang amat mengkhawatirkan, sebagaimana dikemukakan Gubernur Anies Baswedan.
Kedua, menyelamatkan nyawa manusia harus menjadi skala prioritas. Oleh karena itu, harus didukung pemberlakuan kembali PSBB untuk menekan dan mencegah penyebaran Corona yang sudah sangat banyak merenggut nyawa manusia.
Ketiga, secara prosentase tingkat kematian di DKI rendah, tetapi secara nominal angka kematian meningkat tiap hari. “Karena itu, setiap satu kematian bukan angka stastitk saja, ini adalah nyawa saudara kita yang harus kita usahkan,” ujar Anies (detikNews, 9/9/2020).
Keempat, fasilitas kesehatan, yakni rumah sakit dan tempat isolasi, Jika tidak dilakukan rem darurat dengan memberlakukan kembali PSBB, maka rumah sakit dan tempat isolasi tidak mampu menampung Kasus aktif Corona berupa OTG bergejala ringan, gejala sedang hingga berat. Kelompok sedang hingga berat butuh fasilifas kesehatan.
Kelima, Indonesia sudah di Lockdown 68 negara dan Australia sudah melarang warganya ke Indonesia akibat meningkatnya penularan Corona di Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, tidak punya pilihan selain mendukung kebijakan Gubernur DKI Jakarta memberlakukan kembali PSBB secara ketat.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta masyarakat untuk tidak keluar dari Ibu Kota. Situasi saat ini dinilai lebih darurat dari awal Corona di Indonesia. #DKIJakarta #VirusCorona https://t.co/mHcyCVLlSN
— detikcom (@detikcom) September 9, 2020
Anies Baswedan akan menerapkan seluruh kegiatan perkantoran hingga ibadah dilakukan dari rumah. Dia menyebut ini sesuai arahan Presiden Jokowi saat awal wabah. #AniesBaswedan #VirusCorona https://t.co/OVuGIA9enE
— detikcom (@detikcom) September 9, 2020
Indonesia sudah Dilockdown 68 negara. Dampaknya WNI dilarang masuk ke 68 negara. Kapan berakhir Lockdown? Kuncinya terletak pada kemampuan mencegah dan mengatasi corona. 10 Langkah yg harus dilakukan. Simak berikut ini.https://t.co/CzBMGHsQQT
— Musni Umar (@musniumar) September 9, 2020
WFH Tidak Keluar Daerah
Menarik rem darurat dengan memberlakukan kembali PSBB
seperti pada awal pandemik, memaksa kita terpaksa harus melakukan 5 hal.
Pertama, bekerja dari rumah dengan istilah keren “Work From Home.”
Kedua, tidak keluar rumah jika tidak dalam keadaan terpaksa.
Ketiga, tidak keluar kota dan sebaiknya warga dari daerah lain tidak masuk DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran Corona.
Keempat, pelajar, siswa dan mahasiswa belajar dari rumah. Begitu pula pebisnis bisa dilakukan dari rumah untuk menjual produknya atau jualannya. Pembeli
bisa membeli barang atau makanan dari rumah melalui Online.
Untuk mendukung proses pembelajaran dari rumah, begitu juga jual beli, kita bersyukur dan apresiasi Pemerintah Provinsi DKI telah menyediakan internet gratis bagi warga DKI Jakarta.
Kelima, warga DKI wajib berpartisipasi secara aktif menyukseskan PSBB ke-2 sebagai upaya bersama untuk melawan dan mencegah penyebaran corona di DKI Jakarta.
Terakhir, saya berharap rumah ibadah tidak ditutup dalam PSBB karena dalam darurat Corona masyarakat harus banyak berdoa kepada Allah dan fakta menunjukkan Masjid misalnya bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak menjadi pusat penularan Corona.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Tulisan saya dibawah ini sangat populer. Ia meluruskan pendapat yg menyalahkan Anies, corona meningkat di Indonesia yg menyebabkan WNI di Lockdown 59 negara (data saya 68 negara)https://t.co/ySR2wAAkmP
— Musni Umar (@musniumar) September 10, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
