Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta pada 9/9/2020 telah mengumumkan pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta tanggal 14 September 2020.
Pemberlakuan PSBB total di DKI Jakarta mengundang protes diantaranya dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.
Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan ketidaksetujuannya pemberlakuan total PSBB. Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan pemerintah akan mengatur jam kerja pekerja kantoran untuk menekan penyebaran Covid-19. Pemerintah, kata dia, menyiapkan pola bekerja yang fleksibel, di mana ada karyawan yang bekerja di kantor dan ada yang di rumah (Metro Tempo.co. 10/9/2020).
Airlangga Hartarto menanggapi pengumuman Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan semalam mengenai rencana menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar alias PSBB total. #TempoBisnis https://t.co/89xGCNcf9V
— TEMPO.CO (@tempodotco) September 10, 2020
Dia juga mengatakan bursa rontok gegara pengumuman Anies tentang PSBB. Ekonom senior Rizal Ramli membantah dalam tweetnya mengatakan: Bung Airlangga jgn suudzon & cetek. Jgn asal kaitkan PSBB dengan jatuhnya bursa, krn:
1. Bursa saham AS juga drop banyak kok.
2. Asing sudah keluar krn isu dewan moneter ancam independensi BI. Sudah Rp 4 T dan Rp1 T/hari.
3. Dana buy-back saham sudah habis.
Bung Airlangga jangan suudzon & cetek?. Jangan asal kaitkan PSBB dgn jatuhnya bursa. Krn:
1.Bursa saham AS juga drop banyak koq
2.Asing sudah keluar krn isu dewan moneter ancam independesi BI. Sdh Rp 4 T & Rp1T/hari
3.Dana buyback saham sudah mulai habis. https://t.co/MaJo39PAFg— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) September 10, 2020
Sementara itu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Tjahjo Kumolo mengatakan aparatur sipil negara (ASN) di wilayah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) melaksanakan work from home atau bekerja di rumah secara penuh.
Bekerja di rumah secara full dan tetap dengan sistem shift ada paket maksimal 25 atau 10 persen kerja kedinasan di kantor,” kata Tjahjo dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 September 2020 (Nasional Tempo.co., 10/9/2020).
Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo mengatakan ASN di wilayah PSBB melaksanakan work from home atau bekerja di rumah secara penuh. #TempoNasional https://t.co/seWV7hxTFU
— TEMPO.CO (@tempodotco) September 10, 2020
Beda Pendekatan
Gubernur Anies dalam mengambil keputusan tentang penanganan Corona sangat mengutamakan keselamatan warga DKI Jakarta.
Anies pernah mengatakan “Kami merasa menyelamatkan nyawa, menyelamatkan saudara sebangsa adalah prioritas yang pertama.”
Selanjutnya Anies mengatakan bahwa “Pemprov DKI Jakarta akhirnya harus memutuskan untuk menyelamatkan masyarakat, dengan anjuran tetap berada di rumah.”
Fakta Grafik Corona: Anies Sebut Kondisinya Sangat Darurat, Lebih Buruk dari Awal Corona https://t.co/miAqmEZ2U4 via @tribunnews
— Tribunnews (@tribunnews) September 11, 2020
Begitu pula Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ARB RI dari responnya yang cepat mengenai “keputusan Anies tentang PSBB langsung mengirim surat edaran agar ASN di daerah yang berlakukan PSBB bekerja di rumah (Work From Home), memberi gambaran bahwa Menteri Tjahjo mengutamakan penyelamatan nyawa manusia.
Sebaliknya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hatarto mengedepankan pentingnya penyelamatan ekonomi.
Airlangga Hartarto menyebut bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah sepakat menyeimbangkan antara pencegahan penyebaran Covid-19 dengan pemulihan perekonomian. #TempoNasional #Airlangga https://t.co/voj69AYj6F
— TEMPO.CO (@tempodotco) September 10, 2020
Dua pendekatan yang berbeda, itulah yang selama ini dilaksanakan pemerintah saat Corona menyerang bangsa Indonesia, yang satu mengutamakan penyelamatan nyawa, sementara yang lain mengutamakan penyelamatan ekonomi.
Kedua pendekatan itu akhirnya dikawinkan menjadi satu yaitu penyelamatan nyawa harus paralel dilakukan dengan penyelamatan ekonomi.
Akan tetapi, para pakar epidemologi berpendapat bahwa yang harus diutamakan penyelamatan nyawa manusia dalam melawan corona.
Ragam Pandangan Epidemiolog soal Puncak Pandemi Covid-19 di Jakarta #TauCepatTanpaBatas #BeritaTerkini #BeritaTerkini #NewsUpdate . https://t.co/yHmkpiC0ug
— Okezone (@okezonenews) September 10, 2020
Presiden Jokowi baru-baru ini menegaskan bahwa prioritas utama memerangi Corona. Pidato tersebut disampaikan Jokowi pada 7 September lalu. Saat itu dia meminta para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju mengutamakan aspek kesehatan di banding ekonomi dalam penanganan Covid-19.
Gubernur Anies sependapat yang dikemukakan Presiden Jokowi sebab memiliki dasar yang amat kuat karena tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mengamanatkan untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia…”
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan akan kembali melakukan PSBB total seperti awal masa pandemi Corona. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama PSBB total? Berikut rinciannya: #PSBBJakarta https://t.co/qs9Sfc0f7P
— detikcom (@detikcom) September 11, 2020
Perseteruan ini diharapkan dapat menghadirkan kesamaan pandang dan langkah dalam memerangi Corona. Stop cakar-cakaran, ayo bersatu dalam melawan dan mencegah corona agar rakyat jelata selamat tidak terus korban. Sukseskan PSBB yang mengutamakan keselamatan nyawa rakyat Indonesia.
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
PSBB jilid 2 diserang. Anies konsisten utamakan keselamatan nyawa warga DKI Jakarta. Airlangga, Menko Perekonomian RI sebut Gegara pengumuman PSBB. Bursa saham rontok. Rizal Ramli bela kebijakan Anies https://t.co/X7EAj21Xt6
— Musni Umar (@musniumar) September 11, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
