Pada 25 September 2020 menjelang shalat Jum’at, saya diwawancara TV ONE tentang dampak resesi ekonomi terhadap masyarakat.
Resesi ekonomi berdampak luar biasa berat terhadap seluruh masyarakat. Semua merasakan dampak negatifnya mulai masyarakat kelas atas (high class), kelas menengah (midle class, dan masyarakat lower class dan lower-lowes class).
Akan tetapi yang paling menderita adalah masyarakat bawah dan paling bawah yaitu lower class dan lower-lower class serta kelas menengah yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Aduh, gawat. Diprediksi bakal ada tambahan lima juta pengangguran baru saat Indonesia masuk jurang resesi. Begini analisanya: #Resesi
via @detikfinance https://t.co/6icNORD2Hn
— detikcom (@detikcom) September 25, 2020
Mengapa PHK
PHK yang dialami para pekerja akibat kesulitan perusahaan sangat sulit dicegah. Oleh karena perusahaan mendapatkan uang dari hasil transaksi barang dan jasa.
Kalau dalam keadaan resesi ekonomi, daya beli masyarakat merosot luar biasa karena mereka yang di PHK dan menganggur tidak mendapatkan uang, sehingga tidak memiliki daya beli.
Kalau mayoritas masyarakat tidak memiliki daya daya, maka perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, pasti mengalami kesulitan.
Saat ini, itulah yang tengah terjadi. Maka, semakin lama wabah corona menjangkiti bangsa Indonesia, semakin banyak pekerja yang di PHK.
Tinggal menghitung hari untuk menuju akhir dari bulan September, atau penghujung dari kuartal ketiga tahun 2020. Ini hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat resesi.
via @detikfinance https://t.co/ACFBZN87Go
— detikcom (@detikcom) September 25, 2020
Dampak PHK
PHK memiliki dampak negatif yang besar, tidak hanya meningkat kemiskinan di masyarakat secara masif, tetapi pekerja yang di PHK, menghadapi persoalan dalam rumah tangga, karena memilliki isteri, dan anak.
Mereka yang di PHK, tidak hanya menjadi pengangguran, tetapi tidak memiliki penghasilan (income). Pada hal setiap keluarga ada pengeluaran tetap seperti belanja untuk makan, bayar listrik, biaya sekolah anak dan sebagainya.
Kalau biaya untuk memenuhi kebutuhan primer tidak ada, maka keluarga yang dibangun, pasti menghadapi masalah.
Itulah sebabnya, belakangan ini sangat ramai yang mengajukan perceraian di Pengadilan Agama.
Selain itu, pasti meningkat kejahatan. Kasus pembunuhan dan mutilasi yang dialami Rinaldy, merupakan bukti bahwa mereka yang menganggur karena di PHK bisa melakukan apapun demi mendapatkan uang.
Rinaldy dijebak dengan seks kemudian diperas. Karena melawan-tidak mau diperas, maka dia dibunuh, kemudian dikuras uangnya di ATM dan dimutilasi untuk menghilangkan jejak.
Kasus Mutilasi di Apartemen, Tersangka Simpan Potongan Tubuh Rinaldi di Kulkas dan Taburkan Kopi https://t.co/38Ds7iuFht
— Tribunnews (@tribunnews) September 23, 2020
Cegah Kesenjangan dan Solusi
TV ONE menanyakan, apa yang harus dilakukan untuk mencegah semakin terjadinya kesenjangan ekonomi akibat corona.
Pertama, pemerintah harus mengutamakan pemberian stimulus dalam pembinaan dan pendanaan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi.
Kedua, pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia harus fokus mengatasi Corona yang merupakan akar masalah terjadinya resesi ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia.
Ketiga, sangat penting pemerintah daerah memperluas dan memperbanyak 3 T yaitu Testing, Tracing dan Treatment. Sementara masyarakat diminta untuk semakin disiplin mengamalkan 3M yaitu Memakai masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan.
Keempat, menggalakkan solidaritas sosial untuk mencegah dampak sosial yang semakin luas dialami masyarakat bawah dari hantaman resesi misalnya bunuh diri akibat kesulitan ekonomi, busung lapar dan sebagainya, dengan membantu dana dan sembako kepada mereka yang alami kesulitan.
Kelima, banyak berdoa semoga semakin cepat ditemukan vaksin Corona.
Banyak Relaksasi, OJK: Pemulihan Ekonomi Bergantung Covid-19 https://t.co/Fzs89AK6es
— MSNIndonesia (@MSNindonesia) September 22, 2020
Berita Gembira
Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan optimismenya kehidupan akan kembali normal seperti sebelum virus corona.
Sementara itu, Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan vaksin virus corona (Covid-19) buatan China telah terbukti berhasil dalam uji klinis.
WHO akan memastikan vaksin dapat didistribusikan secara merata ke semua penjuru dunia.
“WHO bekerja untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19 secara global, percaya bahwa ini adalah cara tercepat untuk mengakhiri pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi global. Vaksin China dapat membantu mewujudkan tujuan itu dalam waktu dekat karena beberapa vaksin telah terbukti berhasil dalam uji klinis.” ( CNBC Indonesia,25/9/2020).
Good News! Vaksin China Sukses Uji Klinis, WHO Merestui https://t.co/v7Wkycth5S
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) September 25, 2020
Saran dan komentar? silahkan reply di twitter status dibawah ini (click logo biru dan reply).
Resesi ekonomi telah menghadirkan kesulitan bagi semua. Utk mengakhiri resesi, maka.penyebab utama terjadinya resesi ialah mengatasi Corona. Ayo kita lawan corona. Bersama kita bisa.https://t.co/AxE2QmSg4L
— Musni Umar (@musniumar) September 25, 2020

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
