Kita telah menyaksikan debat terakhr antara Presiden Donald Trump dari Partai Republik dengan Wakil Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.
Debat Presiden Amerika Serikat sangat menarik dan dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Debat terakhir ini mengusung tema tentang penanganan pandemi Covid-19; keamanan nasional, pemilihan umum dan Cina; keluarga Amerika, kemiskinan dan bantuan negara; imigrasi; ras di Amerika; dan perubahan iklim.
Pertama, moderator debat Presiden Amerika Serikat sangat hebat karena bisa mengendalikan jalannya debat secara baik.
Kedua,. Presiden Donald Trump lebih tenang dan tidak lagi melakukan seperti debat kusir.
Ketiga, Wakil Presiden JoeBiden sangat tenang dalam debat terakhir.
Keempat, Presiden Trump dan Wakil Presiden JoeBiden saling menyerang tidak hanya kebijakan dan program yang diserang, tetapi juga pribadi dan keluarga
Kelima, ruang lingkup yang dijadikan bahan perdebatan yang ditanyakan moderator, dari strategi menangani covid-19 yang menimbulkan sangat banyak meninggal dunia sampai pemecahan masalah ras dan perubahan iklim.
Dalam debat terakhir menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat November mendatang, Donald Trump dan Joe Biden mengangkat beberapa poin penting. Di antaranya, pandemi Covid-19, putra Biden, dan imigrasi. https://t.co/pj9oxYsDJ5 pic.twitter.com/cyK4diQ9d6
— BBC News Indonesia (@BBCIndonesia) October 23, 2020
Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) pamungkas yang berlangsung di Nashville telah berakhir. Penampilan Presiden Donald Trump disebut seperti pinokio karena beberapa kali berbohong saat debat. #DonaldTrump #Debates2020 https://t.co/bNUP54qiCH
— detikcom (@detikcom) October 23, 2020
Pemenang Debat dan Pilpres?
Saya menillai Donald Trump dan Joe Biden sama-sama tampil dengan sangat baik.
Walaupun begitu, sangat menilai dalam debat terakhir pemilihan Presiden Amerika Serikat, masih dimenangkan oleh Joe Biden dengan kemenangan yang tipis.
Setidaknya ada tiga alasan Joe Biden menang dalam debat terakhir pemilihan Amerika Serikat.
Pertama, Trump tidak mampu meyakinkan publik Amerika Serikat yang telah gagal menanggulangi covid-19 jika terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat mampu melawan Covid-19.
Kedua, kemerosotan ekonomi yang amat dalam, sehingga menimbulkan pemutusan hubungan kerja yang besar dan pengangguran yang sangat banyak. Trump tidak mampu meyakinkan publik kalau.dia terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat sanggup mengatasi kemerositan ekonomi.
Ketiga, Joe Biden pada sesi terakhir dalam debat Presiden bisa memanfaatkan momen yang amat penting untuk merayu pemilih dengan mengatakan ketika menjawab pertanyaan seperti yang ditanyakan, berbicara langsung kepada orang Amerika tentang bagaimana dia akan menjadi presiden untuk semua.
“Saya akan mengatakan, saya adalah seorang presiden Amerika. Saya mewakili kalian semua. Apakah Anda memilih saya atau tidak. Saya akan memastikan bahwa Anda terwakili,” ucap Biden.
Debat capres AS menerapkan aturan baru yakni mikrofon dimatikan untuk menjaga ketertiban acara. Netizen AS penasaran, siapa yang bertugas mematikan mikrofon ya?
via @detikinet https://t.co/2Gwto0ZF3M
— detikcom (@detikcom) October 23, 2020
Debat Pilpres AS, Trump Tolak Lockdown Negara Amerika https://t.co/U5JDYNT4VV
— VIVAcoid (@VIVAcoid) October 23, 2020
Hasil Survei 9 Negara Bagian
Presiden terpilih Amerika Serikat tidaknya haruskan popular vote tetapi juga electoral.vote.
Pemilihan Presiden 2016 yang lalu, untuk popular vote dimenangkan oleh Hillary Clinton, tetapi.untuk.electoral vote dimenangkan oleh Donald Trump.
Setidaknya ada 9 Negara Bahagian yang menjadi kunci kemenangan. Menurut hasil survei RCP, 2 minggu sebelum pemilihan Presiden Amerika Serikat, 9 Negara Bahagian ini sudah dimenangi Joe Biden
1. Arizona
Biden unggul 4,0%
2. North Carolina
Biden unggul 2,7%
3. Pennsylvania
Biden unggul 5,6 %
4. Michigan
Biden unggul 7,2%
5. Wisconsin
Biden unggul 6,3%
6. Florida
Biden unggul 1,4%
7. Iowa
Biden unggul 1,2%
8. Georgia
Biden unggul 1,2%
9. Ohio
Biden unggul 0,6%
Biden digdaya dengan raihan 52,5 persen. Angka ini menjadikannya capres non-petahana terkuat sejak survei ilmiah digelar pada tahun 1936. https://t.co/dSjxrogx0p
— Kompas.com (@kompascom) October 20, 2020
#Foto Istri Joe Biden, Jill Biden memberikan pelukan hangat kepada suaminya usai debat Capres AS terakhir. Sementara pesaingnya, Trump dan Melania tidak melakukan hal yang sama. Ini momennya:
Baca beritanya di https://t.co/3rM8tNzhpq
Foto: AP Photo/Patrick Semansky#Debates2020 pic.twitter.com/6TRrnfMnNs— detikcom (@detikcom) October 23, 2020
Selain itu, 700 ekonom Amerika Serikat dan 7 pemenang Hadiah Nobel minta rakyat Amerika Serikat tidak memilih Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (Merdeka.com, 23 Oktober 2020).
700 Ekonom Termasuk Tujuh Pemenang Nobel Minta Warga AS Tidak Pilih Donald Trump: Trump mengklaim dia kandidat yang lebih baik untuk perekonomian, yang menurutnya perekonomian AS bangkit kembali dari jurang resesi di akhir musim dingin dan awal musim semi. https://t.co/nfSXsSv3W7
— Merdeka.com (@merdekadotcom) October 23, 2020
Pertanyaan terakhir, apakah hasil debat (22/10) bisa mengubah hasil survei yang memberi kemenangan kepada Joe Biden.dan permintaan 700 ekonom dan 7 pemenang hadiah Nobel? Penentunya rakyat Amerika Serikat yang berdaulat.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
